Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DUA menteri dijadwalkan menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta. Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Mariani Soemarno tiba lebih dulu. Tapi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, yang baru pulang dari Timur Tengah, datang terlambat. Rencana pertemuan "segitiga" pada Jumat sore tiga pekan lalu itu batal.
Meski bertemu sendiri-sendiri, materi yang mereka laporkan kepada Jokowi sama, yakni hasil audit forensik terhadap Pertamina Energy Trading Limited (Petral) terkait dengan pengadaan minyak oleh Pertamina Energy Services (PES), anak usaha Petral di Singapura. "Saya menjelaskan isi audit kepada Presiden secara ringkas," kata Sudirman, Kamis pekan lalu.
Dari laporan audit setebal 370 halaman itu, Sudirman menyampaikan resume singkat sebanyak lima lembar. Paparan ringkas itu menyebutkan ada banyak kejanggalan dalam pengadaan minyak yang dilakukan Pertamina Energy Services. Hasil audit yang rampung pada akhir Oktober ini juga mengungkap ada kebocoran informasi dan pihak ketiga dalam mempengaruhi proses bisnis Petral.
Audit forensik yang digelar sejak awal Juli ini dilakukan setelah Pertamina melikuidasi Petral pada Mei lalu. Petral merupakan "tangan" Pertamina dalam jual-beli minyak mentah dan produk bahan bakar minyak. Tahun lalu saja Petral mengimpor 333.500 barel minyak mentah per hari. Angka itu belum termasuk nilai impor 1.309 barel per hari Pertamax, 115.400 barel per hari Premium, 6.149 barel per hari avtur, dan 32.140 barel per hari solar. Dari sisi omzet, pendapatan Petral dua tahun lalu US$ 33,35 miliar atau dengan kurs saat ini sekitar Rp 460 triliun.
Perputaran uang superjumbo inilah yang menyebabkan Petral disebut-sebut sebagai sarang "mafia" impor minyak dan BBM. Karena itu, direksi Pertamina menggelar tender untuk memilih auditor independen. Tugasnya: memeriksa transaksi Petral sejak 2012 hingga 2014. Auditor asal Australia, KordaMentha, berhasil menyisihkan lima lembaga audit lain karena dinilai memiliki pengalaman lebih komplet dalam melaksanakan audit forensik.
Dalam auditnya, KordaMentha menyampaikan beberapa saran. Salah satunya: menelisik kepemilikan aset pegawai Petral untuk melihat kemungkinan adanya korupsi. Jokowi merespons paparan Sudirman. "Kalau ada yang bermasalah, segera selesaikan supaya proses penataan tidak terhambat," kata Jokowi, seperti dikutip Sudirman.
Tiga hari setelah Sudirman bertemu dengan Jokowi, direksi PT Pertamina (Persero), induk usaha Petral, menyerahkan salinan audit ke Komisi Pemberantasan Korupsi. Menurut Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, KPK yang meminta kopi dokumen hasil audit tersebut. Hasil audit forensik itu, kata Sudirman, diserahkan ke KPK karena komisi antirasuah itu telah menerima data dari Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi, yang dipimpin Faisal Basri.
Rabu pekan lalu, KPK resmi membentuk tim setelah menaikkan status dari tahap pengumpulan keterangan ke tahap penyelidikan. Menurut juru bicara KPK, Yuyuk Andriati Iskak, selain mendapatkan laporan KordaMentha, komisi ini menerima hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan terhadap Petral. "Kami sedang mempelajari keduanya," ujarnya.
Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang yakin kasus ini akan menyeret sejumlah pegawai Pertamina. "Pasti ada beberapa yang terlibat," katanya di sela acara Indonesian Palm Oil Conference XI di Bali.
SALAH satu temuan audit forensik itu menyebutkan kebocoran informasi pengadaan minyak mentah dan BBM merembes ke luar perusahaan lewat [email protected]. Melalui grup e-mail inilah semua data rahasia Pertamina Energy Services, termasuk harga perkiraan sendiri (HPS), dibocorkan ke pihak luar. Akibatnya, Pertamina tidak mendapatkan harga yang kompetitif.
Menurut temuan tadi, setidaknya ada lima nama pegawai Pertamina Energy Services tidak kooperatif selama investigasi forensik berlangsung. "Mereka mengaku tidak ingat kata kunci (password) akun tersebut," kata Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto.
Auditor merekomendasikan Pertamina menjatuhkan sanksi kepada kelima pegawai tersebut. Dwi Soetjipto setuju. "Sudah saya skors, tak lama setelah menerima hasil audit," katanya.
Pihak luar yang menerima bocoran data dari kelima pegawai PES itu adalah Global Energy Resources Pte Ltd dan Veritaoil Pte Ltd. Menurut Sudirman, Global merupakan perusahaan yang terafiliasi dengan Muhammad Riza Chalid, importir kakap minyak dan gas.
Dalam prakteknya, Global dikendalikan orang-orang yang juga mengendalikan GT Energy Limited, Veritaoil Pte Ltd, dan Gold Manor International Limited. Salah satu direktur Gold Manor adalah Schiller Marganda Napitupulu. Sejumlah perusahaan itu memiliki alamat yang sama.
Nama Riza dan Schiller tak asing di kalangan importir minyak. Investigasi Tempo pada 2008 mengungkapkan dua orang ini—bersama Irawan Prakoso—terlibat dalam patgulipat impor 600 ribu barel minyak mentah Zatapi. Petral memperoleh minyak ini dari Global dan Gold Manor International. Akibat permainan ini, Pertamina tekor Rp 65 miliar hanya pada satu transaksi.
Saat ditemui tujuh tahun lalu, Irawan Prakoso mengakui Gold Manor sebagai saudara kandung Global Energy. Tapi Irawan membantah kabar bahwa Global yang dia pimpin punya kaitan dengan Muhammad Riza Chalid. Ia juga berkilah Global tidak pernah memasok minyak mentah untuk Pertamina. Sedangkan Schiller memilih diam.
Kepolisian sempat menyelidiki kasus Zatapi. Bahkan, pada Oktober 2008, polisi menetapkan empat tersangka, di antaranya Schiller Napitupulu. Tapi Markas Besar Kepolisian RI menghentikan penyidikan kasus ini dua tahun kemudian.
Nama trader beserta perusahaan yang dulu tersangkut perkara Zatapi itu kini muncul kembali dalam audit KordaMentha. Audit itu menemukan banyak korespondensi e-mail antara pegawai Pertamina Energy Services dan Global. Sejumlah pegawai PES dan Global ikut dalam perjalanan ke luar negeri bersama.
Tak cuma memiliki pengaruh kuat atas PES, Global juga disebut-sebut mampu mengatur dan memberi instruksi kepada para pemasok, di antaranya ENI Trading & Shipping, Vitol Asia Ltd, PTT International Trading, dan Glencore Singapore Ltd.
Global, misalnya, membuat transaksi bertingkat sehingga suplai minyak dari Vitol tak langsung diterima PES, tapi harus melalui Global, lalu diteruskan dulu ke Gold Manor. Global juga bisa meminta dokumen penawaran Glencore Singapore sebelum penawaran itu dimasukkan ke PES. Adapun Veritaoil bisa memberikan instruksi kepada PTT International terkait dengan salah satu tender yang ditawarkan PES.
Global, menurut audit KordaMentha, juga ikut menentukan margin buat keempat pemasok. Dengan modus seperti itu, Global berhasil mengeruk pendapatan US$ 14,2 miliar atau sekitar Rp 195,21 triliun selama melakukan transaksi dengan PES.
BERDASARKAN dokumen yang diperoleh Tempo di Singapura, keempat perusahaan yang disebut-sebut dalam audit KordaMentha berhubungan. Global Energy Resources dan Gold Manor, misalnya, berkantor di alamat yang sama di Singapura (lihat "Para Calo di Sekitar Petral"). Adapun induk kedua perusahaan ini, Orion Oil Limited dan Gold Manor International Limited, juga memiliki alamat kantor yang sama di Road Town, Tortola, British Virgin Islands.
Salah satu perusahaan yang sering disebut oleh Sudirman Said dalam beberapa kali kesempatan adalah Veritaoil. Berdasarkan data Pertamina, dalam pengadaan minyak mentah tiga bulan pertama 2012 saja, Veritaoil berhasil memenangi lima kali tender. Di Singapura, Veritaoil juga memiliki alamat yang sama dengan Global Energy dan Gold Manor
Keterkaitan Veritaoil dengan Global Energy sangat kentara karena salah satu direkturnya, Ong Tiong Seng, juga menjadi Direktur Global Energy. Direktur lain Veritaoil adalah Nai Song Kiat. Warga negara Singapura ini berbagi saham dengan Muhammad Riza Chalid dan Johnny Gerrad Plate di Gainsford Capital Limited. Berdasarkan penelusuran Tempo, perusahaan berbadan hukum di British Virgin Islands ini memiliki kantor di Singapura, yang alamatnya sama dengan kantor Orian Oil, induk usaha Global.
Politikus Partai NasDem, Johnny Plate, tidak membantah jika disebut berkawan dengan Riza Chalid. Tapi anggota Komisi Keuangan dan Perbankan Dewan Perwakilan Rakyat ini berkelit mempunyai saham di Gainsford Capital. "Waduh, data dari mana itu? Saya tidak mau mengomentari yang bukan ranah saya," ujarnya. Adapun soal kesamaan alamat kantornya dengan kantor Riza di Jalan Warung Buncit 49, Plate tak menjawab gamblang. "Ya, alamat kan bisa saja sama," katanya.
Ketika Siti Hindun binti Ali Alkatiri, ibu Riza Chalid, wafat pada Senin pekan lalu, Tempo berhasil masuk ke rumah duka di Jalan Sriwijaya. Tempo juga masuk ke area permakaman Jeruk Purut, Jakarta Selatan. Namun konfirmasi dari Riza belum didapat karena sejumlah petugas keamanan melarang wartawan mendekatinya.
Tempo mendatangi kantor Riza Chalid di Equity Tower lantai 45, kompleks Sudirman Central Business District, Jakarta, Rabu pekan lalu. Risna, petugas keamanan PT Gajendra Adhi Sakti, mengatakan bosnya jarang datang ke kantor. "Bapak cuma datang kalau ada rapat," katanya. Ia menerima surat permohonan wawancara. Tapi, hingga Jumat pekan lalu, Riza Chalid tidak memberikan jawaban.
Fahmi, petugas keamanan di Jalan Warung Buncit Raya 49, membenarkan bahwa bangunan bertingkat di sana merupakan salah satu kantor Riza Chalid. Tapi belakangan ia meralat ucapannya. "Sudah enggak di sini lagi," katanya. Riza tak merespons sejumlah panggilan dan pesan pendek yang dikirim sepanjang pekan lalu.
Surat permohonan wawancara dan pertanyaan tertulis yang ditujukan ke rumah di Jalan Bango Raya, Cilandak, Jakarta Selatan, dua pekan lalu, juga belum mendapat balasan. Ketua RT setempat, Herman, memastikan Riza penduduk di situ dan menempati rumah tersebut. Menurut dia, Riza Chalid orang yang sangat sibuk hingga jarang bersosialisasi dengan tetangga kanan-kiri rumah.
Retno Sulistyowati, Ayu Prima Sandi, Gustidha Budiartie, Arief Hidayat, Inge Safitri, Abdul Aziz
Para Calo Di Sekitar Petral
MEMILIKI misi menjual minyak Indonesia ke luar negeri pada 1976, tugas Petral bertambah sejak kebutuhan bahan bakar minyak tak bisa dipenuhi dalam negeri. Namun, dalam perjalanannya, pengadaan minyak oleh anak usaha PT Pertamina ini melenceng. Dikendalikan kelompok tertentu, harga minyak yang dibeli Pertamina lebih mahal daripada harga semestinya.
5 Maret 1976
Perta Oil Marketing Limited berdiri di Hong Kong.
1998
Pertamina menjadi pemilik tunggal Perta Group.
12 Februari 2001
Namanya berubah menjadi Pertamina Energy Trading Limited.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(2004-2014)
September 2008
Di bawah Direktur Utama Ari Soemarno, Pertamina membentuk Integrated Supply Chain (ISC), unit bisnis yang menata perencanaan dan pengadaan pasokan minyak mentah dan produk bahan bakar minyak.
Januari 2009
ISC Pertamina mulai bekerja.
Maret 2009
Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan merombak fungsi dan kepengurusan ISC. Fungsi unit pelaksanaan dipangkas hanya menjadi unit perencanaan. Fungsi pengadaan diserahkan kembali ke Petral.
30 Desember 2009
Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum dibentuk. Pemberantasan mafia migas salah satu tugas lembaga ini.
23 Februari 2012
Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengumumkan rencana pembubaran Petral. Rencana ini dibatalkan.
Mei 2012
Dahlan mengatakan Petral tak akan dibubarkan, tapi ditugasi membeli minyak mentah dan BBM langsung ke produsen.
2 Juli 2014
Menteri BUMN Dahlan Iskan meminta penegak hukum mengusut dugaan mafia impor minyak di Pertamina. Dahlan berjanji membubarkan Petral jika terbukti ada mafia impor minyak.
Presiden Joko Widodo
(2014-sekarang)
September 2014
Rencana pembubaran Petral mencuat di Tim Transisi Jokowi-JK.
17 November 2014
Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi, dipimpin Faisal Basri, dibentuk untuk memberangus mafia migas.
1 Januari 2015
Proses bisnis pengadaan minyak dan produk minyak Pertamina dipusatkan di ISC, yang berada di kantor pusat Pertamina, Jakarta.
April 2015
12 Mei 2015
Masa tugas Tim Reformasi Tata Kelola Migas berakhir.
13 Mei 2015
Petral dibubarkan.
1 Juli 2015
Audit forensik Petral dimulai. KordaMentha, auditor asal Australia, yang melakukan audit.
November 2015
Audit forensik Petral selesai. Hasilnya, ditemukan kejanggalan dalam pengadaan minyak periode 2012-2014.
Kamus Minyak
Mean of Platts Singapore (MOPS): salah satu sumber acuan harga minyak di pasar Singapura.
Letter of credit (L/C): surat yang dikeluarkan bank atas permintaan importir, lalu ditujukan kepada eksportir di luar negeri; eksportir menerima wesel setelah barang dan berkas dokumen dikirimkan kepada importir.
Telegraphic transfer (TT): kiriman sejumlah uang dalam bentuk mata uang lain dari bank pengirim yang memerintahkan bank pembayar mencairkan jumlah tersebut kepada penerima.
Bill of lading: dokumen pengapalan kargo.
National oil company (NOC): perusahaan minyak nasional milik suatu negara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo