Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Alasan Dokter Tak Anjurkan Wanita Pakai Pembersih Organ Intim

Organ intim wanita tak perlu pembersih khusus, apalagi yang mengandung antiseptik. Ini penjelasan dokter.

27 Juni 2020 | 20.50 WIB

Ilustrasi Miss V
Perbesar
Ilustrasi Miss V

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Menjaga kebersihan organ intim wanita perlu dilakukan agar terhindar dari kuman yang bisa menyebabkan penyakit. Tapi, untuk membersihkannya, Anda tak perlu menggunakan sabun pembersih antiseptik khusus organ intim, apalagi jika berlebihan. Cukup dengan air bersih.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Demikian diungkapkan dokter spesialis kebidanan dan kandungan Alvin Setiawan dalam Live Instagram “HPV Vaccine Awareness” bersama dengan aktris Nikita Willy, Sabtu, 27 Juni 2020.

Alvin mengatakan pembersih atau sabun kewanitaan tidak dianjurkan digunakan berlebihan karena ada bakteri yang bersifat baik di sekitar organ intim.

“Ada bakteri yang bersifat baik untuk melindungi masuknya bakteri lain, juga jamur. Kalau menggunakan pembersih kewanitaan yang sifatnya antiseptik, yang mematikan kuman-kuman, takutnya kuman baik tadi ikut mati,” ujar dokter di RS Angkatan Laut Dr. Mintoharjo dan RS Siloam Semanggi, Jakarta, ini.

Baca: 6 Tips Menjaga Kebersihan Organ Intim saat Menstruasi

Kalau kuman-kuman baik itu mati maka kuman jahat dari luar akan mudah masuk. Akibatnya, muncul masalah di organ kewanitaan, termasuk keputihan yang gatal dan berbau.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Alvin mengatakan, vagina cukup dibersihkan dengan air bersih biasa. Tapi kalau khawatir air tidak bersih, misalnya ketika menggunakan toilet umum, lebih baik mencucinya dengan air mineral.

"Lalu dijaga agar tetap kering jangan lembap, lembap merupakan kondisi yang pas untuk jamur tumbuh,” ujar Alvin.

Keputihan yang berbau dan menyebabkan gatal biasanya terjadi karena adanya infeksi di bagian dalam vagina. Keputihan juga bisa menjadi tanda kanker serviks. Bedanya, keputihan yang menjadi gejala kanker mulut rahim berlangsung lama hingga berbulan-bulan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus