Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Alasan Warga Rawalumbu Bekasi Demo Proyek Kereta Cepat

Warga demo proyek kereta cepat karena diduga sebabkan banjir.

2 Maret 2020 | 18.29 WIB

Warga melintasi banjir di Kawasan Rawalumbu, Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 25 Februari 2020. Intensitas hujan tinggi di wilayah Bogor maupun Bekasi dan meluapnya aliran kali Cikeas membuat sejumlah titik di daerah bekasi terendam banjir dengan ketinggian 30 - 200 cm. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Perbesar
Warga melintasi banjir di Kawasan Rawalumbu, Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 25 Februari 2020. Intensitas hujan tinggi di wilayah Bogor maupun Bekasi dan meluapnya aliran kali Cikeas membuat sejumlah titik di daerah bekasi terendam banjir dengan ketinggian 30 - 200 cm. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Bekasi -Puluhan warga di Perumahan Bumi Bekasi Baru Utara, Kelurahan Sepanjang Jaya, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi sempat melakukan unjuk rasa di lokasi proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung di wilayahnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Aksi spontan, sebenarnya enggak niat demo," kata Ketua RW 09 Juli Harsono pada Senin, 2 Maret 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurut dia, aksi spontan sekitar 60-orang tersebut dilakukan pada 26 Februari 2020 lalu atau sehari setelah banjir besar yang kedua kalinya di perumahan tersebut. Warga menuding, proyek itu membuat perumahan banjir hingga ada yang 1,7 meter.

"Saluran di area proyek itu tidak berfungsi secara optimal, karena dia pasang saluran airnya dengan gorong-gorong kecil," kata dia.

Menurut dia, sebelum ada proyek itu di sana terdapat dua saluran di pinggir Jalan Tol Jakarta-Cikampek, yaitu milik Jasa Marga dan milik perumahan. Adapun, milik perumahan, kata dia, lebarnya mencapai 2,6 meter, saluran itu berada di lahan fasos/fasum yang dikuasai pemerintah. Kedua saluran di sana mengalir menuju siphon di bawah jalan tol.

"Posisi sekarang tertutup area kerja, penggantinya crossing-crossing dari jalan raya dan perumahan, dan tidak menampung debit air sebanyak itu," kata Juli.

Tak adanya saluran itu, air hujan mandek di dalam perumahan. Dua kali banjir tahun ini menjadi terbesar sepanjang sejarah berdirinya perumahan sejak tahun 80-an itu. "Di sini memang banjir, tapi sejak saya tinggal 2005 belum pernah separah itu," kata dia.

Menurut dia, demo pada 26 Februari 2020 lalu dihadiri warga dari enam RW terdampak banjir. Tuntutannya adalah pihak pelaksana proyek kereta cepat Jakarta-Bandung melakukan perbaikan saluran, mengembalikan seperti semula. "Harus dibuat lagi kali perumahan seperti semula, 2,6 meter," kata dia.

Menurut dia, pihak proyek memiliki itikad baik setelah beraudiensi. Menurut dia, setelah banjir mereka memperluas saluran yang sebelumnya hanya berupa gorong-gorong dengan kotak beton berdiameter 2 meter. "Tapi itu saluran milik umum (jalan tol), bukan milik perumahan," kata dia.

Ia mengatakan forum warga tetap meminta saluran perumahan diganti. Sebab, banjir kemarin seluruh kawasan di perumahan tersebut terendam banjir. "Kami akan rapat lagi dengan mereka besok," kata dia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus