Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
DIA menepati janjinya. Setelah bertemu Soeharto, presiden ketika itu, Friedrich Silaban langsung berlutut di lantai dan mencium kaki sang pemimpin. Pak Harto pun salah tingkah. ”Jangan kultus individu,” katanya seraya mencegah aksi penghormatan itu. Tapi Silaban tak peduli. Dia harus membayar nazar. ”Kalau dilaksanakan, saya akan mencium kaki Pak Harto,” kata Silaban seperti ditulis dalam Tempo, ketika majalah ini menulis tentang Masjid Istiqlal pada 1978.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo