Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Aneka Cara Daerah Cegah Lonjakan Wabah

Pemerintah sejumlah daerah mengancam akan mengisolasi selama lima hari pemudik yang sampai ke kampung halamannya.

12 Mei 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas menyiapkan tabung oksigen di rumah isolasi mandiri di Puri Asih, Bandung, Jawa Barat, 11 Mei 2021. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Pemerintah Jawa Tengah, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta mengancam akan mengisolasi pemudik selama lima hari ketika mereka tiba di kampung halamannya.

  • Pemerintah Jawa Barat melibatkan Babinsa dan Babinkantibmas untuk melacak pemudik yang lolos dari penyekatan.

  • Satgas Covid-19 Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, menyiapkan lokasi isolasi bagi pemudik yang sampai ke desanya.

JAKARTA – Satuan Tugas Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terpaksa bekerja ekstra pada Lebaran kali ini. Mereka kedatangan 18 pemudik. Separuh dari pemudik itu bekerja di Jakarta dan Bekasi, Jawa Barat. Mereka pulang kampung untuk berlebaran di Sumbermulyo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Desa Sumbermulyo, Ani Widayani, mengatakan satgas Covid-19 tingkat desa dan pedukuhan memeriksa para pemudik tersebut satu per satu dengan tes cepat antigen. Hasil tes itu menunjukkan semua pemudik terbebas dari Covid-19. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski demikian, Ani mengatakan, para pemudik diharuskan menjalani karantina mandiri di rumah masing-masing atau di lokasi yang disediakan oleh satgas Covid-19 pedukuhan. Karantina berlangsung selama lima hari sejak kedatangan mereka di Sumbermulyo. Setelah karantina, mereka wajib melakukan tes swab di Puskesmas Kecamatan Bambanglipuro. Hasil tes swab itulah yang akan memastikan para pemudik ini bisa berbaur dengan masyarakat atau tidak.

“Semua sudah menjalani karantina mandiri karena tak ada yang positif,” kata Ani Widayani, kemarin. 

Ani menambahkan, satgas Covid-19 di wilayahnya tidak hanya berada di tingkat desa, tapi juga tingkat pedukuhan atau dusun. Selain mengawasi pemudik, Satgas Covid-19 desa memantau kondisi wabah di Sumbermulyo. 

Masyarakat yang terjangkit Covid-19 tanpa gejala akan dirawat di lokasi karantina desa. Saat ini, terdapat sembilan warga Sumbermulyo non-pemudik yang terjangkit Covid-19. Mereka tengah menjalani perawatan di lokasi karantina desa. 

Menurut Ani, kedatangan para pemudik ke Sumbermulyo membuat satgas Covid-19 membuka lokasi karantina tingkat pedukuhan. Tujuannya untuk mengisolasi para pemudik sekaligus memisahkan mereka dari lokasi isolasi penduduk desa non-pemudik yang terjangkit virus corona

Petugas melakukan tes swab dan memeriksa kelengkapan surat pengemudi saat memasuki kota Solo di pertigaan Faroka, Solo, Jawa Tengah, 6 Mei 2021. Tempo/Bram Selo

Lokasi karantina milik desa berkapasitas 50 kamar. Lokasi karantina itu hanya diperuntukkan bagi penduduk desa non-pemudik yang positif Covid-19. 

Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan pemerintah provinsi bisa saja menerima kedatangan pemudik yang lolos penyekatan, asalkan memenuhi syarat yang ditetapkan pemerintah daerah. “Pemudik yang berhasil masuk itu wajib menjalani pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi penularan Covid-19 serta menjalani isolasi mandiri selama lima hari sesampainya di Yogya,” kata Sultan. 

Syarat lainnya, kata Sultan, pemudik harus bebas Covid-19 sesuai dengan hasil tes swab. Mereka juga harus melaporkan alamat jelas, nomor telepon, dan data diri lainnya. 

Hingga saat ini, pemudik yang meninggalkan Ibu Kota mencapai 1,2 juta orang. Mereka pulang kampung ke berbagai daerah di Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, serta Sumatera. Mereka tetap pulang kampung meski pemerintah pusat melarang kegiatan mudik sejak 6 Mei lalu. Sebagian besar pemudik itu diperkirakan lolos melewati pos-pos penyekatan di berbagai daerah hingga tiba di daerah masing-masing. 

Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, hingga kemarin, rata-rata jumlah mobil pribadi yang hendak ke luar Jakarta pada masa pelarangan mudik mencapai 138 ribu per hari. Angka itu diperkirakan lebih sedikit dibanding jumlah sepeda motor yang meninggalkan Ibu Kota. Tapi Kementerian Perhubungan tak memiliki angka pastinya. 

“Sebagian dari mereka memenuhi syarat, sebagian lagi yang ngeyel. Mereka sudah diputarbalikkan,” kata juru bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati. 

Serupa dengan Yogyakarta, Jawa Tengah juga menyiapkan langkah isolasi bagi pemudik yang lolos melewati penyekatan. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan skenario terakhir bila pemudik bisa melewati berbagai pos penyekatan adalah mengoptimalkan kegiatan Jogo Tonggo. Program ini dirancang pemerintah Jawa Tengah untuk mengantisipasi dan memantau penularan Covid-19 hingga tingkat desa dan kelurahan. 

“Kami tidak sedang mengejar penjahat, tapi ini demi memastikan Anda semua sehat,” kata Ganjar. 

Ganjar mengaku sudah menelusuri kontak fisik berdasarkan kasus positif Covid-19 dari pemudik. Tapi Ganjar belum mengungkapkan hasil dari penelusuran tersebut. 

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini juga mewaspadai lonjakan wabah di daerahnya akibat banyaknya pemudik yang lolos penyekatan. Ganjar menginstruksikan semua rumah sakit rujukan di Jawa Tengah kembali mengoperasikan ruang isolasi, baik ruang isolasi biasa maupun intensive care unit (ICU). Setiap daerah juga diminta menyiapkan tempat isolasi terpusat bagi pemudik, baik yang positif terjangkit Covid-19 maupun yang terbebas dari corona

Gubernur Ridwan Kamil memberi keterangan pers di pos penyekatan larangan mudik tol Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 10 Mei 2021. TEMPO/Prima Mulia

Pemerintah Jawa Barat juga menyiapkan berbagai langkah untuk mewaspadai lonjakan wabah dari kluster pemudik. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan pemudik yang lolos hingga ke kampung masing-masing akan dikarantina. Bintara Pembina Desa dan Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat sudah diminta untuk menyisir pemudik yang berhasil sampai ke kampung masing-masing. 

“Kalau ada pemudik yang bocor sampai ke kampung halamannya, segera dikarantina,” kata Emil, demikian Ridwan Kamil kerap disapa. 

Berdasarkan laporan Kepolisian Daerah Jawa Barat, terdapat sekitar 60 ribu kendaraan pemudik yang diminta berputar balik di pos penyekatan perbatasan. Namun angka ini jauh lebih kecil dibanding potensi pemudik di Jawa Barat yang diperkirakan mencapai 6 juta orang. 

“Katakanlah 30 ribunya lolos. Itu hanya 0,5 persen,” katanya. “Jadi, sebenarnya 99,5 persen masyarakat di Jawa Barat itu taat.” 

Pemerintah Jawa Barat juga meminta rumah sakit rujukan bersiap mengantisipasi lonjakan wabah seusai masa libur Idul Fitri. Emil meminta rumah sakit rujukan menyiapkan ruang isolasi dan rawat inap. Saat ini, tingkat keterisian rumah sakit atau bed occupancy ratio (BOR) di Jawa Barat masih di angka 31,6 persen. 

PRIBADI WICAKSONO (YOGYAKARTA) | AHMAD FIKRI (BANDUNG) | JAMAL A. NASHR (SEMARANG) | DIKO OKTARA
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus