KERBAU pun ternyata sekali waktu bisa merasa bergengsi. Kerbau di Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, Aceh, memang masih gemar main di lumpur dan makan rumput. Tapi bila hendak menarik bajak kerbau-kerbau di daerah itu menolak disuruh minum air kali. Seperti layaknya anak muda yang suka teler dan pergi ke bar, kerbau itu menuntut diberi minum anggur merk Vigour. "Kalau tidak diberi minum, mereka malas bekerja. Bahkan bisa mengamuk dan berlarian seputar kampung," ujar Keuchik Ali, petani yang memiliki empat ekor kerbau. Sebaliknya, katanya, bila sebelum bekerja kerbau diberi sebotol anggur, ia akan bergairah sekali. Gerakannya gesit dan tenaganya berlipat ganda. Dengan begitu, Keuchik bisa mengaryakan kerbaunya untuk tugas yang lain: menyeret batang pohon besar dari puncak bukti sampai ke lembah. Berkat anggur, kerja berat itu seperti tak terasakan oleh sang kerbau. Sebab itu, petani di Tangse, terutama menjelang musim membajak, selalu menyediakan berlusin-lusin anggur buatan Medan itu, yang bisa dibeli dengan mudah Rp 1.200 per botol. Dan saking sayangnya kepada hewan itu, Syukri Ahad, tetangga Keuchik, suatu kali pernah memberi anggur sampai tiga botol - dan kerbaunya teler. Kebiasaan meminumkan anggur, yang sudah berjalan selama tiga tahun itu, tak jelas asal mulanya. Hanya, karena sudah terbiasa mereguk minuman keras, binatang itu menjadi kecanduan. Setiap ada yang memegangi botol anggur, mereka memburu dan menengadahkan moncongnya. Yusuf Husin, kepala Dinas Peternakan Kabupaten Pidie, terheran-heran mendengar ada kerbau minum anggur. Tapi kemudian ia tersenyum. "Anggur bagi kerbau bisa jadi seperti jamu bagi manusia," katanya. Sejauh ini, pihaknya belum pernah meneliti apa dampak negatif minuman keras bagi ternak. Tapi, yang jelas, bagi manusia ada dampak positifnya. "Anak muda yang doyan minuman keras kini berkurang. Takut digelari kayak kerbau," tutur Keuchik sambil tertawa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini