PENCURI kambing di Desa Jumput, Sidoarjo, Jawa Timur, memang keterlaluan. Kambing yang diincar langsung disembelih dan dikuliti di kandangnya. Pagi hari ketika yang empunya bangun, ia hanya bisa menyaksikan darah tercecer dan kotoran berhamburan, menyebarkan bau tak sedap. "Ini namanya maling kurang ajar," kata Ngatiman, 45, yang sudah kehilangan lima ekor kambing, dengan nada gregetan. Siskamling bukannya tak ada di Jumput. Hanya, setelah Lebaran, ronda agak mengendur. Total jenderal, sampai akhir Juli lalu, sudah 20 orang kemalingan, sedangkan jumlah kambing yang dicuri 60 ekor. Sudah tentu, penduduk marah. Siskamling kemudian makin digiatkan dan jebakan segera dipasang. Sialnya, "Setiap kami siap menjebak, malingnya tidak muncul," kata Mi'an. Akibatnya, penduduk kesal sendiri. Juga lelah, karena mereka hampir tiap malam berlaga. Untunglah, kemudian ditemukan cara ampuh. Setiap malam, kambing-kambing piaraan digiring ke dalam rumah. Bahkan ada yang diikatkan di tempat tidur di dalam kamar. Cara Ini ternyata ampuh. Hanya, belakangan, banyak penduduk yang mengeluh karena setiap malam harus tidur bersama kambing. Konon, ada yang bermimpi memeluk istri, tapi kaget bukan kepalang karena baunya kok bukan main. Ketika ia terbangun, ternyata yang dipeluk hanya seekor kambing. Memang, kata Marsum sambil tertawa, "Sejak ada kambing dalam rumah, istri sendiri rasanya berbau kambing." Karena tak tahan, ia lalu menjual tuluh ekor kambingnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini