Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MERIAH dan penuh gelak tawa. Begitulah suasana halalbihalal PDIPerjuangan di Bandung, pertengahan Desember lalu. Di situ MegawatiSoekarnoputri, sang Ketua Umum, menyuguhkan cerita lucu. Bulan lalu, tuturMega, jantungnya deg-degan tatkala memasuki gedung Komisi PemilihanUmum (KPU) untuk menghadiri acara penentuan nomor urut partai dalamPemilihan Umum 2004 nanti. Datang terlambat ke tempat itu, ia masuk urutan 22dari 24 pemimpin dalam pengambilan nomor urut itu. "Hati saya ciutkarena nomor 22 itu mendekati nomor buntut," kata Megawati.
Saat memilih nomor urut partai, jantung Megawati pun kian terpacu.Ia grogi karena tinggal tersisa tiga buah amplop, yang diletakkanberjajar. Nomor-nomor bagus sudah pula disabet partai lain. Entah kenapa, ketikaMega memungut amplop sebelah kanan, perasaannya tak keruan. Rasanyapilihan itu kurang afdal. Begitu tangannya bergerak ke amplop di ujung kiri, eh,lengannya jadi kaku. Mega terdiam sejenak, lalu spontan menyambaramplop yang letaknya di tengah. Begitu dibuka, keluarlah angka 18.
Dari kerumunan orang di belakang Mega, seorang berpekik dengansuara keras, "Qiu." Mega tersipumendengar teriakan itu, tapi tak paham apa maksudnya. Seorang stafnya berbisikbahwa angka 18 itu terdiri atas angka satu dan delapan, yang bila dijumlahkanhasilnya sembilan. Nah, sembilan itu adalah angkaqiu, yang artinya angka kemenangan. Mega pun tersenyum.
"Ternyata itu nomor keberuntungan," tutur Mega. Ribuan kader "BantengGemuk" yang tekun menyimak cerita sang Ketua Umum terbahak-bahakmendengarnya.
Dari Bandung, Megawati masih harus bertemu dengan kader partai itu dibeberapa daerah. Selain untuk urusan halalbihalal, ia perlu merapatkanbarisan PDIP untuk menghadapi pemilu. Si Banteng Gemuk, yang mendulang33,7 persen suara pada Pemilu 1999, telah sepakat untuk mencalonkan lagiMegawati sebagai presiden. Bahkan partai ini sudah mematok target: Megaharus menang di putaran pertama.
Target itu dikukuhkan dalam rapat kerja nasional partai itu di Jakarta,November lalu. " Walau harus membanting tulang, kita harus memenangipemilihan presiden dalam satu putaran," kata Sutjipto, Sekretaris Jenderal PDIPerjuangan. Ratusan petinggi partai yang hadir dalam rapat itumenyambutnya dengan pekikan, "PDIP jaya, Mega presiden."
Kalangan wong cilik amat mengelu-elukan Megawati karena ia dinilaimewarisi karisma ayahnya, Bung Karno. Dyah Permata MegawatiSetyawati Soekarnoputri, begitu nama lengkapnya, lahir pada 23 Januari 1947di Yogyakarta, ketika hujan mengguyur deras, guntur menggelegar, danpetir menyambar langit Kota Gudeg itu. Aliran listrik putus dan kediamanSukarno gelap gulita. Mega menemui bumi dalam temaram lampu minyaktanah, yang nyaris mati diterpa angin. Kaum peramal bilang bahwa suasanaitu menjadi tanda bagi perjalanan hidup putri proklamator ini.
Bintang Megawati mulai bersinar dalam Kongres Luar Biasa PDIdi Surabaya pada 1993. Dia menang telak atas lawannya. Pemerintah OrdeBaru tentu saja gelagapan dan serta-merta menolak hasil itu. Lewatserangkaian "rekayasa", akhirnya partai inimemiliki dua ketua umum: Megawati dan Soerjadi, yang diakui pemerintah.Pertentangan ini meletupkan peristiwa 27 Juli 1996. Sejumlah orang massaSoerjadi menyerbu kantor itu, yang dilawan habis-habisan oleh pendukungMega, lalu memicu kerusuhan yang meluas.
Peristiwa itu justru menjadi sumber kekuatan bagi Megawati.Setelah Soeharto tumbang, barisan Megawati bangkit lagi dan membentuk PDIPerjuangan. Pada Pemilu 1999, partai itu mendulang suara tertinggi, walauakhirnya Megawati cuma jadi wakil presiden. Belakangan, Megawati terpilihsebagai presiden, dalam Sidang Istimewa tahun 2000, setelah sidang itumemecat Presiden Abdurrahman Wahid.
Kini mampukah Megawati mempertahankan jabatannya? Sejumlahjajak pendapat masih mengunggulkannya. Hasil jajak yang diadakan olehInternational Foundation for Election Systems (IFES) pada Juli, Megamemperoleh 13,7 persen, disusul Susilo Bambang Yudhoyono (11,2 persen) danSri Sultan Hamengku Bowono X (8,7 persen). Begitu pula hasilpolling yang digelar International RepublicanInstitute beberapa bulan sebelumnya: ia ada di peringkat teratas dengan 11,9persen. Terpaut jauh di bawahnya: Amien Rais, yang mendapat 6,2 persen.
Hanya, dalam jajak pendapat yang diadakan oleh Badan Penelitiandan Pengembangan PDIP sendiri, posisi Megawati cukupmengkhawatirkan. Kendati ia masih berada urutanteratas (14,4 persen), jaraknya amat dekat dengan Hamzah Haz, yangmengantongi 13 persen. Adapun Yudhoyono menda-pat 10,7 persen dan Amien 8,2 persen.
Pamor putri Bung Karno itu malah meredup tajam dalam jajakpendapat TEMPO pada awal Desember silam di lima kota besar. Dia cuma nomortiga di bawah Amiendan Yudhoyono.
Boleh jadi Megawati mulai menuai penilaian yang agak negatif darikalangan terpelajar di perkotaan. Selain dia dianggap kurang berhasilmemberantas korupsi, keluarganya sempat dituding melakukan kolusi. RizkiPratama, putra Megawati, ramai diberitakan terlibat dalam proyekKemayoran lewat PT Theda Persada Nusantara. Di situ ia duduk sebagai wakilkomisaris. Tatam, begitu sapaannya, lalu dipanggil Komisi I DPR pertengahanDesember lalu. Hanya, Tatam urung datang. Sebab, "Dia telah mundur sejak 10November 2003," kata Samingoen, presiden komisaris perusahaan itu.
Selain isu, Mega harus membereskan segala kebobrokan dan utang yangdiwariskan Orde Baru. Dalam suatu kesempatan di Istana, Megawatimengaku pusing dengan persoalan negara yang tak ada habis-habisnya itu. "Satuselesai, satu datang lagi," katanya. Keluhan itu dikecam lawan politiknya.
Toh, sejauh ini, PDIP masih cukup kuat menyokong Mega. Bukancuma mendapat dukungan dari wongcilik, partai ini bisa mengandalkanjaringan kekuasaan yang dibangunnya. Sebanyak 13 gubernur di berbagaiprovinsi dulu dicalonkan PDIP. Bupati dan wali kota? Menurut catatan WakilSekjen PDIP Pramono Anung, ada sekitar 150 bupati yang merupakan kaderPDIP atau pencalonannya lewat partai ini. Diakui Pramono, keberadaanmereka akan memberi pengaruh besar buat PDIP, tanpa harusmenyalahgunakan kekuasaan. Yang jelas, "Merekatetap boleh berkampanye," ujarnya.
Dengan kekuatan semacam itu, wajar jika Megawati tetap maju tak gentar buat mempertahankan kursi presiden. Jauh hari, Sekjen PDIP Sutjipto telah memerintahkan para pengurus partainya di seluruh negeri untuk impian ini. Jangan heran, bila bertemu dengan kadernya, Megawati cukup membangkitkan semangat mereka sambil membagi cerita lucu tentang angka kemujuran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo