Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Antara Unduh dan Streaming

Teknologi streaming memungkinkan penggunaan bandwidth lebih kecil. Streaming dapat pula menekan pembajakan.

17 Oktober 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PADA 1980, mantan pentolan The Beatles, John Lennon, mengeluarkan album berjudul Double Fantasy bersama istrinya, Yoko Ono. Album itu tak terlalu laku di pasar. Tiga pekan kemudian, Lennon ditembak oleh Mark David Chapman di New York, Amerika Serikat. Seketika Double Fantasy menjadi hit nomor satu di seluruh dunia. ”Orang berbondong-bondong ke toko musik untuk membeli album tersebut sebagai penghormatan terakhir bagi Lennon,” kata David Hepworth, pendiri Smash Hits serta majalah Q dan Mojo.

Tahun ini, bintang rock David Bowie meninggal akibat kanker. Tiga hari sebelum meninggal, ia menelurkan album Blackstar. Berbeda dengan zaman Lennon, orang tak lagi berduyun-duyun ke toko musik. Kini mereka bisa mendengarkan album terbaru sang bintang melalui aplikasi streaming. Salah satunya Spotify. Pada hari diumumkan Bowie meninggal, sedikitnya 300 kali lagu Bowie didengar melalui Spotify. Dua pekan kemudian, semua layanan musik streaming di Inggris isinya didominasi lagu Bowie.

”Sekarang label rekaman tak lagi bisa meraup keuntungan dengan mencetak kembali album lawas artis di bawah naungan mereka,” kata Hepworth. Apa yang dimaksud Hepworth, kehadiran musik streaming telah mengubah cara orang mendengarkan musik. Hal itu dibenarkan Paul Gambaccini, pembawa acara Bowie's Fan di Radio 2. ”Ketika megastar meninggal, orang tak lagi mencari album fisik di toko musik. Sebab, mereka bisa mengunduh atau mendengarkan musik secara streaming,” ucapnya.

Istilah streaming kian akrab di telinga pencinta musik dan film, termasuk di Indonesia. Streaming adalah cara mendengarkan musik atau menonton video secara langsung dari server tempat data tersimpan tanpa harus mengunduhnya ke komputer atau telepon seluler. Salah satu keuntungan streaming adalah tak banyak bandwidth yang dipakai. Data terus mengalir ke perangkat pengguna selama ada koneksi Internet.

Streaming termasuk teknologi baru. Yang diperlukan adalah koneksi Internet yang bisa berjalan dengan kecepatan tinggi agar data yang mengalir tak terputus. Data yang dikirimkan melalui streaming biasanya dipadatkan agar bandwidth yang digunakan sesedikit mungkin. Saat jalur Internet terganggu—misalnya akibat terjadi penumpukan data—audio akan langsung menghilang dan layar menjadi kosong.

Untuk menghindari kejadian seperti itu, komputer atau ponsel pintar akan menyimpan data sementara yang sudah dikirim atau disebut buffer. Saat terjadi gangguan, buffer akan berhenti, tapi audio ataupun video tak akan berhenti karena sudah ada sebagian data yang tersimpan di dalam memori. Jika tak ada lagi data pada buffer, akan keluar tulisan ”buffering” sembari menunggu data baru masuk.

Di Indonesia, ada delapan aplikasi layanan streaming music yang dapat diunduh, yakni Guvera, Joox, Ohdio, MelOn, Langit Musik, Apple Music, Deezer, dan Spotify. Kualitas dari layanan yang dihadirkan sangat bergantung pada koneksi Internet. Beberapa dari layanan tersebut hadir secara mandiri, tapi ada juga yang menggandeng operator seluler tertentu. Musik yang disediakan gratis tapi dengan beberapa batasan. Untuk menikmati semua fitur, pengguna harus membayar.

Sedangkan untuk video streaming, YouTube paling populer. Di YouTube, streaming dapat dilakukan dalam kualitas rendah, sedang, dan tinggi. Selain itu, tergantung perangkat yang digunakan apakah ponsel pintar atau komputer. Untuk ponsel pintar, kualitas video terendah yang tersedia setara dengan 320 x 240 piksel. Angka itu di bawah resolusi komputer yang 400 x 226 piksel. Perbedaan itu terjadi lantaran ukuran layar ponsel yang lebih kecil.

Ketika file musik atau video diunduh, banyak bandwidth yang digunakan. Hal itu tak akan terjadi apabila melakukan streaming. Untuk mendengarkan musik streaming, hanya diperlukan 0,5-1 megabita per menit. Adapun video dari YouTube memerlukan 4-5 megabita per menit. Angka itu bisa lebih kecil, tergantung kualitas video yang dipilih.

Dulu, sebelum penggunaan Internet seluas sekarang, jika ingin menambahkan musik atau video ke dalam situsnya, webmaster hanya bisa memberikan tautan. Pengunjung lantas harus mengunduh file secara utuh sebelum bisa dibuka. Dengan teknologi streaming, semua berubah. Konten bisa langsung dimainkan. Bahkan beberapa server streaming media memungkinkan untuk memutar musik ataupun video melompat dari satu frame ke frame lain dengan cepat.

Tentu ada pula kekurangan dari penggunaan streaming. Salah satunya diperlukan bandwidth yang besar, terutama untuk memutar video dengan kualitas tinggi. Sebagai contoh, penyedia layanan streaming video Netflix membutuhkan kecepatan Internet sedikitnya 5 megabita per detik (Mbps) untuk kualitas high definition (HD), 7 Mbps untuk super HD, dan 12 Mbps untuk video streaming 3D.

Di luar syarat yang dibutuhkan, streaming dapat pula menekan praktek pembajakan. Sebab, hampir tak mungkin menyimpan data file streaming untuk kemudian didistribusikan secara ilegal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus