Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Sosok Arvilla Delitriana, 49, belakangan mencuat setelah sukses merancang jembatan lengkung bentang panjang untuk kereta ringan atau LRT di kawasan Kuningan Jakarta. Beberapa kawan menjulukinya sebagai perancang spesialis jembatan yang pelaksanaannya tergolong sulit. Namun teryata yang ada lebih menyulitkan menurut dia, yaitu ilmu kimia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dina, panggilan akrab perempuan kelahiran Tebing Tinggi, 23 April 1970 itu, mengaku kesulitan belajar kimia. Padahal dulu ketika di SMA 3 Bandung dia memilih jurusan IPA. “Mau diajarin bagaimana juga ya Allah, belet-belet amat saya di kimia,” katanya awal Desember 2019 di Bandung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lulus SMA dia ikut teman-teman sekolahnya mendaftar ke ITB. Kawannya bilang jurusan teknik sipil tidak ada pelajaran kimia sehingga ia memilih ke sana dan diterima pada 1989. “Ternyata tetap ada, dulu semester satu asal lulus aja kimianya,” ujar Dina.
Di jurusan itu mahasiswinya tergolong sedikit. Dari seangkatan 120 orang di teknik sipil, mahasiswinya kurang dari 20 orang. Angkatan sebelumnya cuma delapan orang. “Sudah terlanjur masuk nggak pindah jurusan, mengalir saja,” katanya. Orang tua pun tidak protes.
Lulus kuliah, seperti alumni jurusannya di era 1990-an, Dina ikut merancang pengerjaan bangunan, rumah, kantor, dan hotel selama lima tahun. Setelah ikut suami yang pegawai negeri pindah ke Bandung, Dina melanjutkan studi di almamaternya pada 2000. “Supaya nggak nganggur-nganggur amat saya kuliah S2,” ujarnya.
Studinya untuk memperkaya ilmu tentang fondasi bangunan. Saat kuliah dia berkenalan dengan dosennya yang ahli jembatan Jodi Firmansyah. Dina kemudian diajak membantu perancangan jembatan. “Saya mendalami struktur ke Pak Jodi. Dalam pekerjaan itu terpisah struktur dan fondasi, saya harus tahu semuanya.”
Setelah lulus S2 pada 2003 Dina banyak membuat jembatan yang melintasi sungai. Selama 20 tahun berkarier dia mengaku lupa berapa banyak persisnya jembatan yang telah ikut dibangunnya. Kini dia bekerja di PT Cipta Graha Abadi. Belakangan Dina kerap merancang jembatan di kota yang melintasi jalan tol dan jembatan lengkung LRT.
Beberapa rancangan karyanya antara lain Jembatan Pedamaran 1 dan 2 di Riau, Jembatan Kereta Cirebon-Kriya, Jembatan Perawang di Riau, Jembatan Bagan Siapi-api di Riau. Kemudian Jembatan Kali Kuto Semarang, Jembatan Soekarno di Manado, Jembatan Layang Pasupati Bandung, dan Jembatan Interchange Solo-Kertosono.
ANWAR SISWADI