Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tak hanya anak-anak, orang dewasa juga bisa mengalami tantrum. Pada orang dewasa, tantrum melibatkan pergolakan frustasi dan kemarahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam beberapa kasus, ledakan amarah mungkin berhubungan dengan ketidakmampuan manajeman emosi dan pengaruh kondisi mental. Seperti gangguan kepribadian, depresi, gangguan eksplosif intermiten, dan autisme.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lantas, bagaimana mengatasi tantrum pada diri sendiri?
1. Ketahui pemicu
Mengutip Healthline, penting mengetahui apa saja situasi dan keadaan yang memicu ledakan tantrum. Mengetahui pemicu memudahkan diri merencanakan tindakan yang menahan ledakan emosi.
Mulailah dengan membuat daftar situasi ketika kehilangan kendali atas diri sendiri. Temukan pola-pola kemarahan yang pernah terjadi sebelum-sebelumnya.
2. Berlatih teknik relaksasi
Meskipun latihan relaksasi tidak dapat menggantikan terapi dan perawatan profesional lainnya. Relaksasi membantu mengelola kemarahan dan ledakan emosi dalam diri.
Strategi relaksasi yang bermanfaat untuk kemarahan meliputi
isualisasi atau imajinasi terpandu, relaksasi otot progresif, meditasi, dan pernapasan dalam.
3. Komunikasi yang lebih baik
Ledakan emosi seperti berteriak, merusak barang, dan memaki orang lain mungkin membuat lega. Tetapi tindakan negatif ini membuat orang lain tidak memahami alasan kemarahan Anda.
Sebaiknya bicarakan kekesalan, masalah, dan hal yang membuat Anda marah kepada orang lain. Komunikasi yang baik membantu Anda mengungkapkan kemarahan dengan cara yang lebih sehat.
Menyebutkan dan mendeskripsikan emosi dan perasaan tertentu dapat menguntungkan diri sendiri. Karena membuka kesempatan bagi orang lain untuk memahami, mencarikan solusi, dan membantu masalah Anda.
4. Berempati
Mengutip Steer Us, berempati merupakan salah satu keterampilan yang membantu menahan ledakan amarah. Dengan berempati Anda lebih peka terhadap perasaan orang lain.
Pikirkan bagaimana perasaan orang lain ketika harus menerima ledakan amarah Anda. Kita semua perlu menjadi lebih berbelas kasih, baik dalam tutur kata dan mendengarkan orang lain.
5. Bicaralah dengan seorang profesional
Diri sendiri terkadang tidak mampu mengatasi serangan kemarahan dan amukan yang dialami. Dalam kondisi ini sebaiknya segera berbicara kepada profesional.
Terapis dapat mengajari teknik dan keterampilan relaksasi. Dengan begitu, Anda dapat mengelola perasaan negatif dengan lebih baik.
Biasanya terapis akan menawarkan terapi perilaku kognitif (CBT), sebuah pendekatan untuk mengidentifikasi masalah. Ketika pemicu ditemukan, pasien diajarkan cara manajemen dan mengatasi ledakan kemarahan yang dialami.
Terapi juga menawarkan ruang aman untuk mendapatkan dukungan memproses perasaan yang sulit dijelaskan. Ini membantu Anda memahami dan mengatur emosi ke arah yang lebih baik.
DELFI ANA HARAHAP