ENTAH bagaimana suasana Olimpiade di Moskow tahun 1980. Kalau di
tempat lain, yang namanya iklan senantiasa nampak bererot di
mana-mana: di kaus, di stadion, poster, televisi dan sebagainya.
Belakangan maah terasa janggal kalau melihat olahraga tanpa
iklan. Padahal kan tidak harus begitu.
Iklan sudah tentu dibuat tak sekedar supaya suasana meriah.
Perusahaan membayar cukup mahal, supaya iklannya bisa ikut
nangkring di stadion, nonton pertandingan. Dan uang masuk yang
diperoleh dari iklan tak syak dibutuhkan untuk penyelenggaraan
berbagai pertandingan --yang biasanya menyedot dana luar-biasa
besar.
Namun jangan terlampau cepat berkesimpulan bahwa iklan besar
sekali jasanya. Dalam sejarah Olimpiade -- sejak 1896 di Athena,
Yunani -panitia penyelenggara senantiasa murung: defisit.
Padahal statistik iklan tercatat naik terus, dan warna
Olimpiade semakin ramai saja oleh brangbeng-brong usaha
menawarkan barang. Penyelenggara Olimpiade Montreal, Canada,
1976, tergolong paling habis-habisan: rugi US$ 1 milyar.
Memang panitia tak sampai diuber-uber polisi -- karena Olimpiade
jelas merupakan proyek pemerintah. Buat suatu negara, bisa
menyelenggarakan pesta olahraga dunia yang sebuah ini merupakan
pencapaian gengsi yang diidam-idamkan. Pantas tak keberatan
membayar mahal.
Toh ternyata tak semua negara bernafsu membantu panitia
penyelenggara Olimpiade. alah satunya tak lain si kaya Amerika
Serikat--aneh, sebetulnya. Pemerintah negara itu tak bersedia
menurunkan dana bagi Olimpiade 1984 yang akan diselenggarakan di
California. Bukan cuma pemerintah federal--pemerintah negara
bagian pun tak sudi membantu. Toh pesta olahraga tersebut tidak
lantas batal.
Olimpiade 1984 insya Allah akan tampil memb,awa bentuk
baru--terutama dalam penyelenggaraannya. Malah mungkin
melahirkan babak baru. Mengapa?
Nah. Di sini. Iklan yang dulu punya andil tak seberapa besar,
kini akan menjadi tulang punggung. Tentu tidak dengan cara
sederhana seperti biasa. Di sini promosi dalam bentuk sistem
sponsor akan digalakkan secara agak besar-besaran.
Maka berdirilah LAOOC--Los Angeles Olymplc Orgcnizing Committe
--yang dengan gagah sesumbar tak butuh bantuan pemerintah. Peter
Ueberroth, ketuanya yang berumur 43 tahun, yakin dunia usaha
akan bisa menanggulangi biayanya. Malah, tidak seperti yang
lalu-lalu, panitia yakin masih bisa untung--diduga bisa sampai
US$ 21 juta.
Di pihak pengusaha sendiri, promosi memang senantiasa uang
hangus yang tak bisa langsung diperhitungkan
keuntungannya--meskipun bisa dilihat luas area promosinya.
"Olimpiade adalah peluang yang unik, karena popularitasnya yang
mendunia," kata John P.O'Neil, seorang pengusaha.
Nyatanya memang begitu. LAOOC memperkenankan semua sponsor untuk
memanfaatkan logo Olimpiade 84 pada produk-produk mereka:
menyertakan pada cap, membuat cap khusus, bahkan membuat
kenang-kenangan dengan logo Olimpiade--di samping cap perusahaan
sendiri.
Tak aneh kalau sejumlah besar perusahaan lantas pada antre untuk
menjadi sponsor, dari mlai yang besar sampai yang
sedang-sedang. Tercatat misalnya McDonald perusahaan roti
Hamburyer, Coca Cola, Levi's, United Airlines,
ABC--sampai-sampai LAOOC terpaksa pilih-pilih. Memang Ucberroth
cuma merencanakan menyertakan 50 sponsor dengan ratarata nilai
sumbangan US$10 juta. Dan itu cukup. Sang ketua ini cukup lihai.
Ueberroth sendiri memang disebutsebut sebagai orang yang cocok
bagi jabatan ketua LAOOC. Pengusaha yang berhasil, dan juga
punya idealisme. Ia dikenal sebagai majikan yang membangun
usahanya dari sebuah biro perjalanan yang kecil saja. Kini
perusahaannya--masih juga biro perjalanan - punya omset US$ 380
juta.
Sang ketua ini pula yang memberi motto bagi ketentuan menjadi
sponsor Olimpiade 84: "Kepercayaan dan perhatian terhadap
generasi muda dan olahraga amatir." Yang mau mengikuti pikiran
ini akan mendapat prioritas menjadi sponsor.
Ia tak main-main. Empat perusahaan besar yang menolak
menyeponsori olahraga remaja, ditolakna. Sedang tender dengan
tawaran kecil dari Arrowhead yang cocok dengan kebijaksanaan
itu, diterimanya. Maka perusahaan air minum dalam botol yang
cuma memberi US$ 1 juta itu bisa berdampingan dengan si raksasa
Coca Cola.
Ueberroth dan LAOOC rupanya juga bijaksana dalam menyusun
penyelenggaraan. Biaya yang mereka rencanakan cuma US$ 450 juta
kurang lebih. Bayangkan, tak sampai setengah dari defisit yang
diderita Olimpiade Montreal.
Penghematan yang utama: LAOOC tidak merencanakan membangun
sebuah kompleks olahraga yang megah. Buat apa. Berdasar
persetujuan Kongres Komite Olimpiade Internasional (IOC),
Olimpiade 84 akan diselenggarakan terpencar-pencar. Sekitar 17
kota di California Selatan akan terlibat. Dari Pamona sampai
Santa Monica, dari Pasadena sampai Long Beach. Semua sarana
olahraga yang sudah ada di seluruh kota tersebut akan
dimanfaatkan. Hockey, umpamanya, akan berlangsung di Santa
Monica, 20 mil arah barat Los Angeles. Bola basket di Pamona,
25 mil arah timur. Gulat di Anaheim, 30 mil arah tenggara.
Panahan, bola voli, anggar, balap sepeda dan lomba layar, di
Long Beach.
Los Angeles sendiri tidak bakal terlalu ramai didatangi
pengunjung-sebab tak banyak cabang olahraga dipertandingkan di
situ. Cuma renang, atletik dan tinju. Tiga cabang lain,
sepakbola, main kuda dan judo, diselenggarakan agak di luar kota
di bagian utara.
Sudah tentu ini akan meniadi pesta olahraga "gojak-gajik" ke
sana ke mari. Para atlet, bisa dipastikan, harus menelusuri
jalan raya bermil-mil sebelum bertanding--meski jalan yang
mulus, lebar dan lancar.
Namun ini semua sudah diperhitungkan. Termasuk perhitungan
kapasitas setiap jalur yang menghubungkan semua kota. Masih
boleh ditambah fasilitas kendaraan umum (tidak untuk pemain)
yang nantinya akan menyesuaikan pembagian jalur.
Sudah sebegitu besarnya usaha LAOOC menyediakan sarana
pengangkutan, toh Ueberroth masih menghitung: lebih murah
daripada membangun sarana yang mengumpul di sebuah kota.
Memang, kalau sudah disorot perhatian dunia, pembangunan sarana
Olimpiade biasanya jadi genit. Mau gagah-gagahan, seperti di
Munich dan Montreal. Tentu saja jadi mahal luarbiasa.
LAOOC bahkan tak membangun satu pun sarana baru. Toh
bangunanbangunan baru muncul sendiri. Dua perusahaan besar,
McDonald dan The 7-11, membikin sebuah jaringan supermarket.
McDonald membangun lagi sebuah kolam renang seharga US$ 4 juta
di Southland, di lingkungan sebuah universitas--yang
diperhitungkan sesudah Olimpiade bisa dimanfaatkan kaum muda
bagi pembinaan bakat dan "klinik renang". The 7-11 juga membikin
sebuah velodrom, dengan biaya kurang lebih sama-US$ 4 juta.
Dalam politik penghematan, Ueberroth juga tidak membangun
perkampungan atlet. Untuk itu perumahan mahasiswa di Universitas
California Selatan dan Universitas California di Los Angeles
akan diremajakan--dijadikan tempat menampung 9000 pemain.
Lagi-lagi cukup jauh pemikirannya: sesudah Olimpiade, perumahan
ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa di lingkungan
masing-masing.
Uni Soviet, yang penyelenggaraan Olimpiadenya 1980 diboikot
Amerika Serikat, adalah yang pertama buka mulut melihat
persiapan Olimpiade yang "lain" ini. Negara itu menuduh AS
dengan begitu telah mengkomersialkan Olimpiade--dan terlalu
pelit. Masakan atlet disuruh menginap di ruang kuliah, kata
mereka. Tentu saja: Soviet sendiri mengeluarkan US$ 9 milyar
untuk menyelenggarakan Olimpiade--nyaris gagal lagi.
Malah negeri itu juga mengambil tindakan balasan. Kni sibuk
berkampanye di Afrika, menghimbau agar negara-negara Afrika
memboikot olimpiade 84. Alasannya, Amerika Serikat baru-baru ini
menyelenggarakan pertandingan rugbi bersama itu negara rasial
Afrika Selatan.
Namun kemungkinan gagal tak seberapa diacuhkan para pengusaha
Amerika. Daftar calon sponsor masih saj panjang. Dan usaha yang
masih punya waktu kerja dua tahun lagi itu nampaknyaudah
mencatat kemajuan yang meyakinkan.
Dari target US$ 450 juta, US$ 350 juta sudah bisa dipastikan.
Malah US$ 225 juta sudah di tangan. Pembayar pertama tak lain
jaringan televisi American Broadcasting Cos. yang membeli hak
siaran lokal.
ABC sama sekali tak merasa rugi, walaupun nilai-belinya tiga
kali lebih besar dari harga hak siaran Olimpiade Moscow yang
dibeli stasiun tv NBC untuk penyiaran ke Amerika Serikat.
SEBAB ABC menargetkan bisa menjual siarannya pada perusahaan
periklanan seharga US$ 615 juta. John Lazarus, wakil preiden
stasiun tv tersebut, yakin bahwa harga-harga iklannya bakal naik
begitu suasana Olimpiade mulai terasa. Sebuah kesempatan pada
siaran, yaitu pemancaran bersama logo Olimpiade 84, akan dijual
paling akhir dan paling mahal. Nilainya US$ 4 juta. Itu untuk
jangka 28 Juli--12 Agustus 1984, masa berlangsungnya pesta.
Karena itu ABC bisa menjanjikan untuk menurunkan sumbangan US50
juta untuk sarana perumahan atlet. Total nilai sponsornya
dengan demikian jadi US$ 275 juta - di samping bantuan-bantuan
lain yang tak langsung bisa dinilai dengan duit.
Coca Cola, McDonald dan Levi's menduduki tempat kedua dalam
urutan sponsor. Cola Cola memberikan US$ 15 juta untuk pembelian
semua peralatan di samping, dalam bentuk yang sudah umum,
menyumbangkan hasil produksi. Juga Levi's--menyumbangkan produk
untuk semua ofisial plus 14.000 pekerja yang kini sudah mulai
giat di bawah LAOOC.
Bila dibagi dalam sektor, kini sudah tercatat: American Express,
United Airlines dan General Motors akan menanggung semua biaya
transportasi.
Canon dan Sports Illustrated menjamin semua penerbitan dan
pelayanan media massa.
Bantuan-bantuan semacam ini dinilai Ueberroth berharga sekitar
US$ 325 juta. Di samping itu ia masih mengharapkan sponsor Eropa
yang diperkirakannya akan bernilai US$ 60 juta.
Di samping itu sumber tradisional tentu saja tak diabaikan.
Karcis diperhitungkan akan laku US$ 2 juta. Masih pula
diperjuangkan izin penjualan kenang-kenangan--koin
Olimpiade--yang akan bernilai US$100 juta.
Nampaknya pesta dua tahun mendatang itu bakal sukses. Malah
bakal memunculkan hal baru: Olimpiade ternyata bisa tidak
mahal--dan tak harus selalu ditunjang pemerintah. Dari sisi
penghamburan uang, ini sudah terang positip. Tapi akankah
kebiasaan ini diikuti ?
"Sistem yang diambil Los Angeles hanya cocok untuk AS dan
Jepang" - kata Shigemitsu Mikaye, Presiden Kamar Dagang Jepang.
Ia juga Direktur Bank Tokai yang punya banyak cabang di dunia,
juga di Jakarta--yang disewa Gubernur Provinsi Aichi untuk
mengkampanyekan Nagoya sebagai tempat Olimpiade 1988.
Namun gagal Kongres IOC tahun kemarin di Baden-Baden, Jerman
Barat, memilih Seoul, ibukota Korea Selatan. Dari penarikan
suara, 52 memilih Seoul dan 27 Nagoya.
Di sisi lain, Korea Selatan sendiri berjuang mati-matian untuk
mendapat kesempatan itu. Barangkali untuk membayar rasa malu:
negara ini pernah mendapat "kartu merah" Federasi Asian
Games--AGF--dan batal menjadi tuan rumah Asian Games 1970.
Sementara ini diplomasi sudah berhasil. Delegasi Korea yang
dipimpin Park Young Su, bukan saja mengantungi Olimpiade 88,
tapi juga Asian Games 1986.
AKANKAH Korea Selatan menerapkan gaya Ueber-roth? Tak ada yang
bisa menduga. Tapi kejutan bukan tak ada: Ketua Kamar Dagang
Korea Selatan sudah memastikan akan menumbang US$ 2,28 milyar.
Belum diketahui apakah ini sumbangan murni atau sumbangan
sponsor.
Tapi yang pasti, Olimpiade 88 tak bakal murah. Lee Won Kyung,
Wakil Presiden Komite Penyelenggara Olimpiade Seoul,
mengira-ngira: Seoul masih membutuhkan kompleks sarana olahraga
dasar seharga US$ 466 juta. Nah--lihat. Juga perkampungan atlet
dan sarana jalan seharga US$ 166 juta. Itu saja sudah melampaui
dana keseluruhan Olimpiade 84. Dan lni masih bagian kecil.
Belum diberitakan apakah pemerintah Korea Selatan akan mengambil
bagian. Sebab persaingan antara Jepang dan Korea Selatan diduga
bakal merangsang para penguasa Seoul. Atau bisa juga, tangan
pemerintah baru kelihatan nanti - bila panitia sudah bingung
lantaran rugi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini