Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
WAKIL Presiden Boediono tersenyum simpul. Isroi, maha-siswa pascasarjana Universitas Gadjah Mada, baru saja bertanya kepadanya soal kasus Bank Century. ”Kami ingin mendengar langsung dari Pak Boediono,” kata Isroi dalam sesi tanya-jawab kuliah umum Boediono di UGM, Senin dua pekan lalu.
Di Balai Senat Gadjah Mada, Yogyakarta, Boediono menjawab panjang-lebar. ”Saya siap bertanggung jawab dunia-akhirat karena merasa hasilnya baik,” ujarnya menutup uraian.
Suasana hati orang nomor dua di Indonesia itu memang sedang bagus. Sepanjang kunjungannya di Yogyakarta ia tampil sumringah. ”Saya bahagia bisa pulang ke kandang. Saya rindu sekali,” kata Boediono di hadapan kepala daerah se-Yogyakarta. Ucapan yang sama ia sampaikan lagi saat memberikan kuliah umum.
Kunjungan kerja ke Yogyakarta itu memang bak liburan bagi Boediono yang suasana hatinya sedang tak menentu. Orang-orang dekatnya bercerita ia kecewa karena merasa ditinggal Menteri Keuangan Sri Mulyani yang hijrah ke Washington, Amerika Serikat, menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia.
Soal rencana pemakzulan memang tak lagi dipikirkannya. Menurut sejumlah orang dekat Boediono, kesepakatan dalam partai koalisi, yang tak akan mengusik Wakil Presiden, untuk sementara membuat pria kelahiran Blitar 67 tahun silam itu bisa sedikit lega. ”Usulan hak menyatakan pendapat yang bisa berujung pemakzulan Wakil Presiden tak dilanjutkan,” kata seorang sumber.
Yang kini membuat Boediono tak enak adalah pembentukan sekretariat gabungan partai koalisi dengan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie sebagai ketua harian. ”Ini akan semakin membuat Pak Boed terjepit,” kata orang dekat Boediono.
Sekretaris Jenderal Golkar Idrus Marham menjelaskan, Ical, sapaan Aburizal, punya wewenang memanggil menteri saat memimpin rapat harian sekretariat gabungan. Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan M. Romahurmuziy, sekretariat juga akan membahas calon pengisi jabatan strategis, seperti Gubernur Bank Indonesia atau Kepala Kepolisian RI. Jika ini benar, sekretariat akan bergesekan dengan tim penilai akhir yang diketuai Boediono. ”Sudah jadi ban serep, sekarang semakin jadi ban serep lagi,” kata orang dekat Wakil Presiden. ”Di tangan SBY, Boediono seperti wayang saja.”
Juru bicara Boediono, Yopie Hidayat, mengatakan atasannya memilih menunggu dan mengamati kerja lembaga sekretariat bersama. ”Kita lihat saja dulu. Terlalu dini mengomentari barang yang belum jelas,” ujarnya.
Oktamandjaya Wiguna, Sunudyantoro (Jakarta), Bernada Rurit (Yogyakarta)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo