DIAM-DIAM Walikota Manado, Pelelu rupanya cukup getol
rnembenahi kotanya. Stadion Klabat yang hampir roboh, sekarang
dibangun baru dan permanen. Beberapa bangunan, seperti gedung
Cess tingkat I, BPU, kolam renang, beberapa jalur jalan baru
sempat digunting pitanya oleh Pelealu. Namun semuanya belum
mampu merubah wajah ibukota Propinsi Sulawesi Utara ini dari
ketuaannya. Soal terminal misalnya, hingga hari ini belum mampu
membenahi kekusutan kendaraan untuk memangkal. Bahkan kota ini
belum memiliki terminal tetap untuk jurusan luar kota. Kalaupun
ada tentulah hanya dapat disebut terminal di Kali Jengki meski
sudah tak patut lagi bagi perkembangan kota. Terminal darurat
ada, di Jalan Ranotana untuk jurusan selatan dan di Jalan Kanaka
untuk jurusan utara. Dan kedua-duanya dalam bentuk perhentian
di tepi jalan.
Di mana dan kapan akan dibuat terminal permanen, "pihak
Kotamadya juga rupanya belum tahu" ucap seorang pimpinan Organda
Cabang Manado. Padahal bagi organisasi angkutan ini sudah
jclas, sebuah terminal sangat diperlukan untuk menertibkan para
anggotanya melayani para penumpang. Menurut H. Waani, Ketua
Organda Sulawesi Utara, "Organda berniat merapikan urusan
kendaraan dan penumpang kalau sudah ada terminal yang memenuhi
syarat". Maksudnya tentulah untuk mengadakan sistim karcis bagi
para penumpang dan pengaturan waktu keluar masuk terminal bagi
kendaraan-kendaraan. Selain itu, "masalah calo pasti dapat
diatasi", Waani menambahkan. Soal calo ini memang sudah lama
membut masyarakat sakit hati. Sebab meskipun Pemerintah Daerah
sudah meluncurkan peraturan untuk memerangi calo ini, namun
kegiatan merekapun tampak lebih ganas lagi. Sehingga ketika
menyaksikan kegiatan calo-calo itu di depan hidung para petugas,
seorang kondektur sempat berkelakar: calo-calo itu mewakili para
petugas untuk memungut uang dar para supir. Begitukah?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini