Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Bekasi Berambisi Bangun Aeromovel

Moda transportasi berbasis tenaga angin itu dinilai tidak cocok di Indonesia.

6 April 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Bekasi Berambisi Bangun Aeromovel

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BEKASI - Pemerintah Kota Bekasi berambisi merealisasi pembangunan moda transportasi aeromovel dari kawasan elite Kemang Pratama di Bekasi Selatan hingga kompleks Harapan Indah di Kecamatan Medan Satria. Moda transportasi berbasis rel secara melayang tersebut meniru model aeromovel di negara Brasil. Bentuknya mirip monorel dan mass rapid transit (MRT).

"Sudah dibuat nota kesepahaman dengan pihak swasta yang mengerjakan," kata Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu kemarin. Direncanakan pembangunan transportasi itu dimulai pada Februari 2016. Saat ini, kata dia, telah memasuki tahapan perencanaan pembangunan.

Adapun pihak swasta yang akan membangun adalah konsorsium aeromovel dalam negeri, yakni PT Publik Privat Partnership, PT Intiadi Dwi Mitra Sejahtera, dan PT Cakar Bumi Integrasi. Jika benar-benar terealisasi, kata dia, Kota Bekasi menjadi daerah pertama yang menggunakan moda transportasi aeromovel tersebut.

Sebetulnya, dia menambahkan, moda transportasi itu sudah ada di Indonesia dan digunakan di tempat wisata Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. Secara teknis, aeromovel sama dengan monorel. Bedanya, aeromovel menggunakan tenaga angin yang penggeraknya berbentuk blower di bawah kereta.

"Jadi, kereta itu lebih ringan karena tidak ada mesin," ujar Syaikhu. "Tiang pancang juga lebih lebih kecil dibanding monorel atau MRT." Menurut Syaikhu, biaya pembangunan moda aeromovel sepenuhnya ditanggung investor, sehingga tidak membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bekasi.

Pemerintah hanya menyediakan lahan. "Lahan yang dibutuhkan sedikit, sehingga tak sampai merusak tanaman," kata dia. "Kami akan memanfaatkan lahan pengairan, fasilitas sosial, dan fasilitas umum sebagai perlintasan."

Menurut Syaikhu, aeromovel bakal memudahkan masyarakat mengakses pusat belanja ataupun pusat moda transportasi massal lainnya, sehingga dapat bersinergi dan tidak bentrok dengan perencanaan transportasi dari pemerintah pusat dan daerah. Misalnya, apabila warga Bekasi yang berada di Rawalumbu hendak menggunakan Transjakarta, warga akan naik aeromovel dari Kemang Pratama menuju Harapan Indah. Kemudian naik Transjakarta ke Jakarta. "Lebih cepat dan nyaman serta mengurangi kepadatan arus," kata dia.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Supandi Budiman mengatakan aeromovel bisa mengurangi tingkat kemacetan sekitar 40 persen di pusat kota. "Karena masyarakat bisa beralih ke angkutan massal itu," kata Supandi.

Supandi menjelaskan, satu unit kereta angin itu mampu menampung 150-300 penumpang, sehingga mengurangi 10 unit angkutan umum. "Nantinya akan kami buat kebijakan agar tidak ada pihak yang dirugikan," ujar Supandi.

Managing Director Konsorsium Aeromovel Indonesia, Windhu Hidranto Soedjono, mengatakan, pada tahap pertama, pihaknya berinvestasi sebesar Rp 1,5 triliun untuk pembangunan aeromovel di Kota Bekasi. Saat ini, kata dia, konsorsium sedang membuat masterplan dan grand design. "Ini membutuhkan waktu setahun," kata Windhu.

Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia, Danang Parikesit, menilai aeromovel tidak cocok diterapkan di Indonesia. Alasannya, angkutan berbasis tenaga angin itu belum terbukti keberhasilannya. "Aeromovel belum proven teknologinya," kata Danang. ADI WARSONO | ERWAN HERMAWAN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus