Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Belantara Flat

Masalah perumahan di Singapura diatasi dengan membangun flat, diurus oleh teh housing development board dan memperoleh subsidi dari pemerintah. Ketertiban tanah diatasi dengan mengurug pantai.

22 Januari 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BERBEDA dengan Kuala Lumpur kota Singapura bagaikan belantara flat. Ini memang tak me~ngherankan. Sebab kota~ dengan luas 97,4 KmÿFD itu berpenduduk sekitar 2.249.900 jiwa (menurut catatan tahun 1975). Hingga kepadatan penduduk per km~ tak kurang dari 3.800 jiwa. Meski kota itu sendiri mendekam di atas pulau 41,84 KmÿFD yang punya garis pantai 133,6 Km. Dapat dibayangkan bagaimana pusingnya pemerintah Lee Kuan Yew harus menempatkan warganya di tempat-tempat tinggal yang layak. Belantara fat itulah satu-satunya pilihan. Ada badan bernama The Housing and Development Boar didirikan tahun 1960 yang mengurus perkara tersebut. Badan ini berada di bawah pengawasan Menteri Pembangunan Nasional (Minister for National Development) melanjutkan tugas Singapore Improvement Trust yang punya kewajiban antara lain mengusahakan rumah-rumah murah untuk rakyat berpenghasilan rendah. Sampai sekarang sudah sekitar 11 juta rakyat atau 50% dari seluruh jumlah penduduk Singapura tinggal di rumah-rumah bertarif murah itu William Chee Tiang Chin, Sekretaris HDB menerangkan, "sebanyak 45,2 juta dollar Singapura atau 20%, dari pendapatan HDB mengalami defisit setiap tahunnya. karena harus mensubsidi rumah-rumah murah itu". Sebab pembiayaannya S$ 225,9 juta sedang penghasilan Badan itu S$ 181,8 juta saja setahun. Hampir sulit membayangkan kenyamanan hidup dalam komplek berbentuk bangunan tinggi flat itu. Tapi perencanaan rumah-rumah flat itu begitu rupa hingga tak bedanya dengan kehidupan di sebuah kota tersendiri. Modern, tertib dan serba lengkap. Kehidupan bertetangga bagaikan hidup di suatu perkampungan biasa. William Chee tanpa nada promosi berkali-kali mencetuskan bagaimana flat-flat yang terdiri dari 3,4 dan 5 kamar mendapat sambutan. "Model-model 3,4 dan 5 kamar amat populer dan banyak diminta", katanya Dia sama sekali tak ngecap. Dua komplek perumahan flat terbesar di Singapura Toa Payoh dan Queenstown misalnya merupakan komplek tempat tinggal terbesar dan terkenal. Mengurug Pantai Bahkan Toa Payoh sudah makin berkembang. Yang masin dalam penggarapan misalnya Toa Payoh Timur. Sedang Queenstown mempunyai 7 blok bertetangga dengan sekitar 28 ribu unit rumah dan penduduk antara 140.000-150.000 jiwa. Sedang Toa Payoh 5 blok bertetangga. Menyita tanah seluas 325 Ha. Di pusat kota (komplek) dengan luas sekitar 18,2 Ha, disediakan pertokoan dan fasilitas untuk hiburan dan rekreasi ringan dan berbagai kebutuhan penghuninya sehari-hari. Industri ringan yang bersih dari polusi ditempatkan secara terpisah dari komplex tempat tinggal. Dan memberi kesempatan kerja kepada sekitar 16% penghuni flat-flat tersebut. Masih ada 5 komplex flat baru lagi yang berbeda tingkatan konstruksinya dan masih terus dibangun. Yakni Telok Blangah (tersedia 365 Ha tanah), Wood lands (1000 Ha), Bedok (445 Ha), Clementi (425 Ha) dan Ang Mo Kio (730 Ha). Hingga tak berlebihan bila Ja'far pemandu wisata dari Musi Travel di Singapura menyebut, "tiap 20 menit muncul satu unit flat di Singapura". Dan flat-flat itu diawasi oleh tak kurang dari 17 kantor pengontrol. Di tiap lantai dasar ada Pusat Peralatan Darurat yang dalam tempo 10 menit bisa melayani pengaduan dan keluhan. Tapi keluhan yang terus berkecamuk di kepala pimpinan dan aparat HDB adalah masalah makin menciutnya tanah yang bisa digunakan. Selain karena antrian orang yang butuh tetap besar (yang berpenghasilan S$ 274 sebulan dapat menyewa flat type satu kamar atau S$ 421 menyewa type 2 kamar dengan masing-masing sewa S$ 31 dan S$ 57 setahun), juga pemerintah Singapura sendiri bertekad memenuhi kebutuhan rakyatnya. Caranya? Pantai Timur dan Barat diurug dengan bekas tanah galian bangunan flat, kabarnya sekitar 1000 Ha sudah diurug, menelan biaya S$ 123 juta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus