JUMLAH kendaraan yang di tahun 1970 mencapai 112.813 buah dan
meningkat jadi 163.078 buah tahun 1974 membuat keadaan
lalu-lintas di koa Bandung ruwet. Apalagi jumlah dan kwalitas
jalan tak pernah mengalami peningkatan. Tambah pula kebanyakan
jalan-jalan tersebut sisa bikinan zaman Belanda. Dan sudah lama
sekali kurang mendapat pemeliharaan. Pendeknya dalam soal ini
saja memang sulit menolak julukan Gubernur DKI Ali Sadikin yang
menyebut Bandung sebagai kota brengsek.
Dan keberengsekan makin menjadijadi oleh hiruk-pikuk pedagang
kaki-5. Begitu juga amat banyak didapati lintasan kereta api di
dalam kota. Sudah untung kalau perjalanan kendaraan di dalam
kota bisa secepat kura-kura merayap. Apakah Pemda Bandung selama
ini berpangku tangan? Memang tak bisa dibilang begitu. Tapi
pelebaran jalan-jalan penting, seumpama jalan-jalan Jenderal
Sudirman, Astana Anyar, Mohammad Toha dan Kiaracondong,
dirasakan belum cukup. Juga penambahan-penambahan jalur baru dan
terobosan-terobosan jalan penting, seperti jalan Rajawali,
Sukajadi, Dulatip, Pagarsih, Subagio dan Caringin. Atau upaya
memperlebar dan membagi dua jalan ir. Juanda, Supratman dan
Sudirman. Apalagi jalan-jalan perekonomian rakyat seperti jalan
jalan Cijerah, Babakan Ciparay, belum pernah tersentuh perbaikan
sama sekali.
Kalau dihitung-hitung, angkanya memang cukup ramai: lebih 545
ribu MÿFD perbaikan jalan, berupa pelaburan dan rehabilitasi.
Tambah pula sejumlah terminal dan sub terminal untuk mengatur
penyebaran lalu-lintas kendaraan angkutan umum. Ada pula
perbaikan ten~pat-tempat parkir antara lain tempat parkir Honda
dan oplet di Moh. Toha dan alun-alun serta pembuatan tempat
parkir baru di sekitar viaduk. Tentu juga lampu-lampu jalan
dan rambu-rambu lalulintas mengiringi upaya-upaya tersebut.
Semua itu menurut kepala Huma~ Pemda Kodya Bandung, Mayor Oekasal~
Suhandi, ditopang terlebih dulu dengan "dilakukan penelitian
dan perencanaan perlalu-lintasan oleh sebuah dewan lalulintas".
Tak perlu disangsikan. Tapi lantas tak berarti cukup sampai
di situ. Sebab ternyata catatan Humas Kodya Bandung sendiri
memperlihatkan data 1961--1970 berikut. Penambahan jumlah
kendaraan mencapai 90% dan pertambahan penduduk 20% sedang
pertambahan jaringan jalan tidak ada alias 0~%. Hingga
upaya-upaya tadi belum seberapa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini