Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Prabowo Subianto disebut-sebut bakal maju lagi sebagai calon presiden dalam Pemilu 2024.
Khofifah Indar Parawansa salah satu calon yang digadang-gadang mendampingi Prabowo.
Presiden Jokowi dikabarkan memberi saran kepada Prabowo untuk mendekati Khofifah.
DENGAN suguhan sup buntut khas Jombang, Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto menghabiskan waktu sekitar satu jam di Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Jawa Timur, Rabu, 4 Mei lalu. Di hadapan 50 kiai yang menemuinya, Prabowo mengaku sulit beranjangsana sejak menjadi Menteri Pertahanan di kabinet Presiden Joko Widodo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengasuh Pesantren Bahrul Ulum, Hasib Wahab Chasbullah, bercerita, Prabowo mengaku rindu berjumpa dengan para ulama. Menurut Hasib, tetamu yang hadir lalu meminta Prabowo maju lagi sebagai calon presiden dalam Pemilihan Umum 2024. “Beliau menyatakan insya Allah siap maju,” kata Hasib kepada Tempo, Kamis, 26 Mei lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepada bekas Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu, Hasib mengusulkan agar menggandeng tokoh dari kalangan Nahdlatul Ulama. Ia menyorongkan nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sebagai calon wakil presiden. Hasib menilai Khofifah, yang juga Ketua Pimpinan Pusat Muslimat NU, punya modal kuat meraup suara di Jawa Timur.
Pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, di Surabaya, Jawa Timur, 4 Mei 2022. birohumas.jatimprov.go.id
“Waktu itu yang saya pikirkan, kalau menggandeng Bu Khofifah insya Allah pas,” ujar Hasib, yang juga mendukung Prabowo dalam pemilu presiden 2019. “Saya sendiri optimistis kalau Pak Prabowo itu bahasa Jawanya wes wayahe (sudah saatnya).”
Wakil Ketua Umum Gerindra Irfan Yusuf Hasyim, yang ikut dalam pertemuan itu, mengatakan bahwa para kiai masih menginginkan Prabowo maju sebagai calon presiden. Ia juga tak menampik adanya usul agar Prabowo menggandeng Khofifah sebagai calon wakil presiden. Namun cucu pendiri NU, Hasyim Asy'ari, ini mengatakan Prabowo belum memberi jawaban pasti.
“Pak Prabowo mengatakan akan mempertimbangkan saran dari para kiai,” kata Irfan, Kamis, 26 Mei lalu. Ketua Dewan Pimpinan Daerah Gerindra Jawa Timur Anwar Sadat mengatakan usul para kiai akan dibahas di lingkup internal partainya.
Sehari sebelum pertemuan di Tambakberas, atau pada Selasa malam, 3 Mei lalu, Prabowo menemui Khofifah di rumah dinasnya di Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Kepada wartawan, Prabowo mengaku berdiskusi dengan Khofifah soal cara mendorong perekonomian rakyat lewat pertanian.
“Dari dulu sudah saya perhatikan jejak beliau, pengabdian, dan kepeduliannya terhadap rakyat dan pembangunan bangsa,” tutur Prabowo saat itu. Ia tak menyebutkan soal peluang menggandeng Menteri Pemberdayaan Perempuan periode 1999-2001 itu dalam Pemilu 2024.
Dua petinggi Gerindra bercerita, Khofifah menjadi salah satu calon yang digadang-gadang sebagai calon wakil presiden. Elite Gerindra pun telah mengajukan “proposal” kepada Khofifah untuk mendampingi Prabowo. Menurut keduanya, Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani telah menyampaikan ide itu saat bertemu dengan Khofifah di Grahadi pada 25 Februari lalu.
Sumber yang sama mengatakan bahwa usul itu juga disampaikan oleh Muzani kepada seorang ulama di Jawa Timur yang akrab dengan Khofifah dan menyokongnya dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur empat tahun lalu. Menolak namanya disebut, orang dekat Khofifah dan satu kolega ulama yang didekati oleh Muzani membenarkan informasi tersebut.
Namun orang dekat Khofifah menyebutkan bahwa yang dipinang belum memberikan kepastian. Jawaban yang diberikan Khofifah adalah dia masih ingin memperbaiki Jawa Timur. Pun orang dekat ulama yang didekati oleh Muzani mengatakan kiainya belum memberikan restu lantaran meyakini Khofifah berpeluang menjadi calon presiden.
Khofifah tak merespons permintaan wawancara yang dilayangkan Tempo ke nomor telepon selulernya. Muzani juga belum bisa dimintai tanggapan. Seusai pertemuan 25 Februari lalu, Muzani memuji Khofifah yang dinilainya menguasai permasalahan di Jawa Timur. Ia juga memerintahkan Fraksi Gerindra di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Timur mendukung Khofifah.
Soal peluang memasangkan Prabowo dengan Khofifah, Muzani mengatakan masih menunggu sikap ketua umumnya. Menurut dia, pencarian koalisi dan calon wakil presiden akan dilakukan setelah Prabowo menyatakan kesediaannya untuk kembali maju. “Fokus kami menunggu Pak Prabowo maju atau tidak, baru memikirkan langkah lain,” ujar Muzani.
Baca: Deal Prabowo-Puan Menolak Perpanjangan Masa Jabatan Presiden
•••
MOMENTUM Idul Fitri 2022 dimanfaatkan oleh Prabowo Subianto untuk bertandang ke berbagai pondok pesantren di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Sebagian pesantren itu ikut mendukungnya dalam pemilihan presiden 2019. Sejumlah petinggi Gerindra yang ditemui Tempo mengatakan kunjungan itu merupakan strategi untuk memelihara konstituen Prabowo.
Pada hari yang sama dengan kunjungannya ke Tambakberas, Jawa Timur, Prabowo juga menemui pemimpin Pondok Pesantren Walisongo, Cholil As’ad Syamsul Arifin, di Situbondo. Juru bicara Pondok Pesantren Walisongo, Ham Masrur Syam, mengatakan Cholil bersama sejumlah ulama di daerah tapal kuda dan Madura Raya lantang mendukung Prabowo saat pemilihan presiden 2019.
Menurut Masrur, dalam kunjungan pada 4 Mei lalu, Prabowo tak menyinggung persoalan politik dan pemilihan presiden. Ia bercerita, Cholil sempat menawari Prabowo untuk berbicara empat mata jika ada hal privat yang hendak diutarakan. Namun Prabowo mengaku hanya ingin bersilaturahmi.
Lantaran tak ada perbincangan khusus soal politik, kata Masrur, sang sahibulbait pun tak menyinggung pencalonan Prabowo dalam pemilihan presiden mendatang. “Kiai Cholil mendoakan mudah-mudahan Pak Prabowo diberi kesehatan, kekuatan, dan terus memiliki komitmen kebangsaan. Tidak spesifik soal pilpres,” ucap Masrur kepada Tempo, Sabtu, 28 Mei lalu.
Prabowo juga mengunjungi Pondok Pesantren Buntet, Cirebon, Jawa Barat, yang diasuh Adib Rofiuddin Izza, pada Jumat, 6 Mei lalu. Dalam pemilihan presiden lalu, Prabowo kalah dari pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin di Kabupaten Cirebon, meski secara agregat menang di Jawa Barat.
Sekretaris Partai Gerindra Jawa Barat Abdul Harris Bobihoe mengatakan Adib mengusulkan Prabowo maju lagi sebagai calon presiden jika masih sehat. Menurut Harris, ketua umumnya menjawab bakal berkomunikasi dengan kader partainya agar ada kebulatan dukungan. “Akan beliau koordinasikan dulu dengan struktur partai,” kata Harris kepada Tempo, Kamis, 26 Mei lalu.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat mengunjungi Ponpes Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah, 5 Mei 2022. Angga Raka Prabowo
Sejumlah tokoh Nahdlatul Ulama di Jawa Tengah juga menjadi tujuan safari Prabowo pada Kamis, 5 Mei lalu. Mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat itu menjumpai keluarga mendiang Maimoen Zubair di Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang; pemimpin Pesantren Attauhidiyah Giren Talang, Tegal, Ahmad Saidi; dan Habib Luthfi bin Yahya di rumahnya.
Dua politikus Gerindra menyebutkan safari Prabowo kepada ulama Nahdlatul Ulama dan Khofifah Indar Parawansa tak terlepas dari peran Presiden Joko Widodo. Keduanya menuturkan, Jokowi pernah menyarankan kepada Prabowo agar menggandeng calon wakil presiden dari kalangan nahdliyin. Salah satunya Khofifah, mantan Menteri Sosial di kabinet Jokowi.
Menurut keduanya, Prabowo tak berkeberatan lantaran ingin menghindari polarisasi seperti yang terjadi dalam pemilihan presiden sebelumnya. Pada pemilihan presiden 2019, mayoritas warga NU merupakan pendukung Jokowi. Sedangkan Prabowo identik dengan kelompok 212—gerakan yang menuntut mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, dihukum atas tuduhan menista agama.
Menteri Sekretaris Negara Pratikno tak merespons pertanyaan Tempo soal arahan Presiden Jokowi kepada Prabowo. Adapun juru bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengaku belum mengetahui informasi tersebut. “Saya konfirmasi dulu kepada Pak Prabowo,” tutur Dahnil kepada Tempo, Sabtu, 28 Mei lalu.
Dahnil tak membantah kemungkinan Prabowo kembali mencalonkan diri dalam Pemilu 2024. Ia mengklaim bahwa Prabowo selalu menyatakan kesiapannya maju lagi untuk kepentingan bangsa dan negara. Ihwal pendekatan kepada Khofifah, mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah ini menyebutkan Prabowo terbuka menjajaki kerja sama dengan siapa pun.
“Pada prinsipnya Pak Prabowo terbuka berpasangan dengan siapa pun karena ingin menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Beliau tidak mau ada polarisasi yang diakibatkan oleh pilpres,” ujar Dahnil.
Meski tiga kali kalah berlaga, yakni dalam pemilihan presiden 2009, 2014, dan 2019, Prabowo Subianto masih menangguk dukungan untuk maju keempat kalinya. Sejak tahun lalu, pengurus Gerindra di pelbagai daerah bergantian mendeklarasikan dukungan agar Prabowo kembali mencalonkan diri.
Dua politikus Gerindra menyebutkan pencalonan Prabowo juga dibutuhkan demi menaikkan perolehan suara partai. Pencalonan Prabowo dianggap akan memberi efek ekor jas (coattail effect) untuk Gerindra. Pada Pemilu 2019, partai berlambang kepala garuda ini meraih 78 kursi Dewan Perwakilan Rakyat, bertambah dari sebelumnya 73 kursi.
Sekretaris Gerindra Jawa Barat Abdul Harris Bobihoe mengatakan kader di wilayahnya akan tetap meminta kesediaan Prabowo untuk kembali berlaga. Mereka juga menilai Prabowo masih sehat untuk bertarung dalam pemilihan presiden. “Kami sendiri belum punya pilihan selain Pak Prabowo,” ucap Harris kepada Tempo pada Kamis, 26 Mei lalu.
Dukungan serupa dilontarkan dari senior Prabowo di militer, mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus, Soebagyo Hadi Siswoyo. Prabowo mengunjungi anggota Dewan Pertimbangan Presiden di periode pertama pemerintahan Jokowi itu di Yogyakarta pada Ahad, 8 Mei lalu.
Salah satu sahabat yang juga penasihat khusus Prabowo di Kementerian Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, bercerita bahwa Soebagyo mendoakan Prabowo menjadi presiden. “Pak Prabowo dan kami yang hadir mengamini,” tutur Sjafrie kepada Tempo.
•••
TAK hanya merapat ke Nahdlatul Ulama, petinggi Partai Gerindra juga menjalin komunikasi dengan Partai Kebangkitan Bangsa. Dua politikus dari dua partai itu mengatakan koalisi tersebut diharapkan bisa memberikan tiket pencalonan untuk Prabowo Subianto dan Khofifah Indar Parawansa. Namun ada pula skenario memasangkan Prabowo dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Gerindra tak bisa sendirian mengajukan calon presiden. Undang-Undang Pemilihan Umum mensyaratkan calon presiden dan wakil presiden diajukan oleh partai atau koalisi partai yang memiliki 20 persen kursi Dewan Perwakilan Rakyat atau 25 persen suara nasional. Jika berkoalisi, Gerindra dan PKB bisa mengajukan calon dalam pemilihan presiden karena memiliki 23,66 persen kursi DPR.
Kepada Tempo pada Selasa, 24 Mei lalu, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengakui ada perbincangan soal rencana koalisi tersebut. Jazilul bercerita, obrolan itu mengapung dalam pertemuan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani dan Muhaimin Iskandar di tengah perhelatan Muktamar Nahdlatul Ulama Ke-34 di Lampung, Desember tahun lalu.
Di hotel tempat Muhaimin menginap, kata Jazilul, Muzani membicarakan kemungkinan PKB berkoalisi dengan Gerindra. Namun ia mengklaim belum ada pembahasan ihwal siapa calon presiden dan calon wakil presiden yang bakal diusung. “Perbincangan baru seputar kemungkinan membangun koalisi bersama Pak Prabowo. Belum siapa-siapanya,” ujar Jazilul.
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat ini bercerita, Muhaimin tak berkeberatan partainya dan Gerindra membangun kebersamaan untuk Pemilu 2024. Apalagi kedua partai tersebut kini sama-sama berada dalam satu perahu koalisi pemerintahan Presiden Jokowi. “Sewaktu berkunjung ke kantor kami pada 2019, Pak Prabowo bergurau dan bilang menyesal tidak berkoalisi dengan PKB. Kalau bersama PKB pasti menang,” ucap Jazilul.
Sebelum mendekati NU, Khofifah, dan PKB, Gerindra acap disebut bakal berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada Pemilu 2024. Gagasan menduetkan Prabowo dengan Puan Maharani, putri Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, pun kerap mencuat.
Menurut tiga politikus Gerindra, Prabowo beberapa kali menyatakan bahwa keputusannya maju dalam Pemilu 2024 tergantung restu Megawati dan Presiden Jokowi. Ihwal peluang duet Prabowo Subianto-Puan Maharani, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan partainya mencermati dinamika politik nasional. “Kami akan berbicara tentang pasangan calon pada waktu dan momentum yang tepat,” kata Hasto, Jumat, 27 Mei lalu.
RAYMUNDUS RIKANG, HUSSEIN ABRI DONGORAN, KUKUH S. WIBOWO (SURABAYA)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo