Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Puluhan kader Partai Golkar memilih menggunakan partai lain sebagai kendaraan untuk maju dalam pemilihan kepala daerah serentak pada 9 Desember 2015.
Menurut Wakil Ketua Umum Golkar hasil Musyawarah Nasional Bali, Fadel Muhammad, mereka yang pindah perahu telah meminta izin ke Golkar pusat. "Total 86 kader," kata Fadel kemarin. "Kami tidak bisa menahan keinginan orang dalam mengembangkan karier pribadinya."
Kebanyakan kader yang loncat partai itu adalah calon bupati dan wali kota. Menurut Fadel, mereka melompat ke partai lain karena Golkar masih dilanda konflik internal. Perseteruan yang berlarut-larut antara kubu Aburizal Bakrie dan Agung Laksono menurunkan popularitas Golkar. Partai berlambang beringin itu bahkan sempat terancam tak bisa mengikuti pemilihan kepala daerah, yang pendaftarannya dimulai hari ini.
Salah satu kader Golkar yang meminjam bendera partai lain adalah Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany. Padahal di Tangerang Selatan dalam pemilihan umum tahun lalu, Golkar mendulang 121 ribu suara atau 19,5 persen dari total pemilih-terbanyak di Tangerang Selatan. Airin maju lewat Partai Kebangkitan Bangsa.
Kader lain adalah Bupati Gresik Halim Radianto, Bupati Malang Rendra Kresna, dan Wakil Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah. Seperti Airin, mereka tak mau mengambil risiko akibat sengketa kepengurusan di Golkar sejak enam bulan lalu.
Pada umumnya, mereka yang maju lewat partai lain berasal dari partai yang mengalami konflik internal. Kader Partai Persatuan Pembangunan, yang kini menjabat Bupati Pemalang, Junaidi, berburu surat rekomendasi dari PKB.
Hal serupa terjadi di Partai Demokrat, tapi dengan alasan berbeda. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Saan Mustopa, memutuskan maju dalam pemilihan Bupati Karawang lewat Gerindra, Golkar, dan NasDem lantaran partainya mengusung inkumben, Cellica Nurrachadiana. Saan mengaku telah mengantongi surat rekomendasi dari Gerindra.
Dia mengaku telah menyampaikan rencana pencalonannya kepada petinggi Demokrat. Namun, kata dia, sampai hari ini belum direspons. Ihwal keanggotaannya di partai, Saan menyerahkan sepenuhnya kepada pengurus pusat. Dia menyatakan siap mundur dari partai jika diminta. "Kalau memang partai meminta itu, tidak ada masalah," kata Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat itu. "Kalau saya sih tetap berharap menjadi bagian Demokrat."
Ketua Demokrat Balikpapan, Heru Bambang, juga memutuskan maju tanpa restu partai dalam pemilihan wali kota. Heru, yang kini menjabat Wakil Wali Kota Balikpapan, memakai kendaraan Gerindra dan Hanura. Demokrat secara resmi mengusung wali kota saat ini, Rizal Effendi.LINDA TRIANITA | MAHARDIKA | SG WIBISONO
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo