Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berbagi Beban Perawatan Pasien Corona

Wisma Atlet telah disiapkan untuk pasien Covid-19 bergejala ringan dan menjadi tempat isolasi mandiri.

12 September 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Lampu di sejumlah ruang Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran menyala di Jakarta,11 September 2020. TEMPO/Muhammad Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Rumah sakit darurat Wisma Atlet siap merawat pasien Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) dengan gejala ringan dari rumah sakit lain.

  • Sebab, di bekas tempat menginap atlet Asian Games itu masih terdapat banyak ranjang perawatan kosong.

  • Pasien-pasien dengan gejala ringan bisa dipindah ke Wisma Atlet, sehingga rumah sakit rujukan dikhusukan menangani pasien bergejala berat.

JAKARTA – Rumah sakit darurat Wisma Atlet, Kemayoran, siap merawat pasien Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) dengan gejala ringan dari rumah sakit lain. Pondokan yang pernah digunakan oleh atlet Asian Games itu masih menyediakan ratusan ranjang perawatan kosong. “(Pasien) yang gejala ringan bisa digeser ke Wisma Atlet,” ujar juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, kemarin.

Hingga kemarin, jumlah total pasien Covid-19 di rumah sakit darurat itu mencapai 1.660 orang. Adapun sehari sebelumnya hanya 1.635 orang. Sementara itu, jumlah total tempat tidur yang tersedia di sana sebanyak 2.497 unit, dengan rincian di Tower 6 sebanyak 992 unit dan Tower 7 sebanyak 1.505 unit.

Jadi, kata Wiku, masih tersedia ratusan ranjang kosong untuk digunakan pasien Covid-19. “Sebetulnya cukup banyak kapasitas tempat tidur untuk menangani pasien gejala ringan,” kata dia. Bahkan, Wiku menambahkan, orang tanpa gejala juga bisa menjalani isolasi mandiri di Wisma Atlet. Mereka bisa ditempatkan di Tower 4 dan 5. Kapasitas tempat tidur di dua menara itu sebanyak 4.840 ranjang.

Wiku menjelaskan, Tower 4 dan 5 ini baru saja diperbaiki oleh pemerintah. Khususnya pada jaringan air dan listrik. Sebab, selepas perhelatan Asian Games, otomatis gedung itu tidak pernah terpakai lagi. Dalam beberapa hari terakhir, lampu semua ruangan di Tower 4 dan 5 sengaja dinyalakan untuk memastikan jaringan listrik sudah berfungsi secara normal dan siap digunakan untuk isolasi mandiri. “Lampu yang dinyalakan itu bukan berarti penuh,” kata dia.

Dengan dioperasikannya Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, kata Wiku, diharapkan beban rumah sakit rujukan bisa berkurang. Dia mengklaim tenaga kesehatan yang ditempatkan di Wisma Atlet juga cukup banyak dan sudah terlatih.

Penegasan serupa disampaikan oleh Perwira Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I Kolonel Marinir Aris Mudian. Menurut Aris, Wisma Atlet dijadikan rumah sakit darurat memang ditujukan untuk mengantisipasi lonjakan jumlah pasien Covid-19. “Tapi sampai sekarang belum ada lonjakan pasien yang signifikan,” kata dia.

Aris menambahkan, jumlah total pasien Covid-19 yang dirawat di Wisma Atlet selama 23 Maret-11 September 2020 sebanyak 14.454 orang. “Total yang sembuh sudah 12.328 orang,” kata dia. Adapun jumlah pasien yang harus dirujuk ke RS lain sebanyak 270 orang dan pasien yang meninggal sebanyak 5 orang.

Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara Yudi Dimyati mengatakan beban rumah sakit rujukan Covid-19 memang berkurang dengan dioperasikannya Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet. Sebab, jumlah ranjang perawatan di rumah sakit rujukan sangat terbatas. Pasien-pasien dengan gejala ringan bisa dipindah ke Wisma Atlet, sehingga rumah sakit rujukan dikhususkan untuk menangani pasien bergejala berat. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Petugas memeriksa tower lima Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, di Jakarta, 11 September 2020. ANTARA/ Ariella Annasya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yudi menjelaskan, untuk orang yang terinfeksi corona tapi tidak memiliki gejala kesehatan, sekarang juga bisa melakukan isolasi mandiri di Wisma Atlet. Mereka cukup datang ke puskesmas untuk mendapat surat keterangan terinfeksi Covid-19. “Nanti, pegawai puskesmas yang akan mengantar orang itu ke Wisma Atlet,” kata dia.

Ketersediaan ruang rawat di Ibu Kota menjadi sorotan setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana memberlakukan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jilid II mulai Senin depan. Salah satu alasan Anies mengambil kebijakan ini adalah tingkat keterisian ruang perawatan hampir melebihi kapasitas. Karena itu, pemerintah DKI perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk menekan penyebaran wabah.

Adapun Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartato mengklaim fasilitas kesehatan di Ibu kota masih memadai. Ia merujuk pada ketersediaan ruang perawatan di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet. Pemerintah juga terus berupaya meningkatkan kapasitas tempat tidur bagi pasien Covid-19.

GANGSAR PARIKESIT


 

 

 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus