Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berkubang di Kelas Bawah

Rencana pembatasan premium akan membuat konsumen memilih kendaraan kecil dan irit. Pasar mobil 1.500 cc makin gemuk.

17 Desember 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MAHKOTA itu tetap di pangkuan Avanza. Setelah menangguk sukses di tahun lalu, salah satu lumbung duit Toyota Astra Motor itu berpeluang mempertahankan gelar sebagai mobil terlaris tahun ini. Hingga November lalu, penjualan Avanza sudah menembus angka 57.000 unit. Angka itu setara dengan 14,8 persen pangsa pasar otomotif nasional per tahun.

Prestasi Avanza masih bisa melejit karena permintaan tetap membeludak. Dengan konsumen yang harus inden 2-3 bulan, target 60 ribu unit pasti bisa dengan mudah terlewati. Laris manis penjualan Avanza merupakan potret bagaimana pasar kendaraan kelas 1.500 cc ke bawah terutama jenis multi purpose vehicle 4x2 kian gemuk. Angka penjualan mobil kelas 1.500 cc ini mendekati 60 persen pangsa pasar.

Suburnya pasar tak lepas dari karakter penumpang Indonesia yang gemar mobil yang bisa memuat banyak penumpang. ”Karena bisa jadi mobil keluarga,” kata Johnny Darmawan, Presiden Direktur Toyota Astra Motor. Mobil kelas ini juga tidak rakus bahan bakar dan membayar pajak bea masuk yang lebih rendah. Dan yang pasti, dengan harga Rp 100-150 juta, cicilan lebih terjangkau.

Tak heran bila pasar mobil 1.500 cc tumbuh bak cendawan di musim hujan. Untuk kategori multi purpose vehicle, tahun ini Suzuki melempar APV Arena sedangkan Nissan mengusung Grand Livina. Lalu ada Toyota yang memajang Rush dengan kembarannya Terios dari Daihatsu untuk kategori sport utility vehicle. Yang teranyar: Daihatsu melempar Gran Max awal November lalu sebagai pengganti Daihatsu Zebra yang tutup buku satu bulan sebelumnya.

Kendati persaingan ketat, toh semua produsen mengaku mendulang untung. Gran Max, misalnya, sudah mengantongi pesanan 5.000 unit, dengan masa inden 2-3 bulan. Direktur Pemasaran Daihatsu Astra Motor Suparno Djasmin menargetkan Gran Max bisa terjual 25 ribu unit pada tahun depan.

Nasib baik juga dimiliki Suzuki Futura yang merupakan pesaing utama Gran Max. Penjualan rata-ratanya masih sekitar 1.000 unit tiap bulan. Dua jenis mobil ini bersinggung­an karena bisa digunakan juga untuk kendaraan komersial, seperti mengangkut barang.

Sedangkan Xenia membuntuti Avanza di kelas low MPV dengan penjualan lebih dari 26 ribu unit. Adapun penjualan Suzuki APV hingga bulan lalu sekitar 11 ribu unit. Dengan masa inden 2 bulan, jumlah konsumen yang memesan Xenia sudah 10 ribu unit dan APV 4 ribu unit.

Bagaimana dengan sedan kecil? Honda Jazz masih jagonya. Penjualan Jazz hingga November lalu (13.130 unit), jauh meninggalkan Yaris (8.455 unit) dan Swift (3.269 unit). ”Kami memang market leader untuk kategori ini,” kata Jonfis Fandy, Direktur Pemasaran PT Honda Prospect Motor.

Yang menarik, seluruh penjualan tadi melebihi perolehan tahun sebelumnya. Ini bukti bahwa industri otomotif kembali menggeliat setelah sempat limbung akibat kenaikan harga bahan bakar minyak, Oktober 2005.

Selama 2006, penjualan mobil anjlok tinggal 318 ribu unit, padahal tahun sebelumnya mampu menjual 533 ribu unit. Tahun ini penjualan mobil ditaksir naik kembali hingga 430 ribu unit. Mungkinkah? Sangat mungkin. Sampai November saja total mobil yang terjual sudah sekitar 395 ribu unit. ”Penjualan kami naik 40 persen,” kata Rudjojo Nirjana, Direktur Pemasaran Indomobil Niaga Internasional.

Para pelaku industri otomotif percaya keberuntungan masih ada di tahun tikus yang sebentar lagi datang. Suparno, misalnya, yakin mobil kelas 1.500 cc ke bawah akan tumbuh 20 persen. Widyawati, General Manager Pemasaran Toyota Astra Motor hakul yakin pasar mobil MPV tetap menjadi yang terbesar hingga lima tahun ke depan.

Pemicunya adalah rencana pemerintah membatasi premium bersubsidi dan menggantinya dengan BBM oktan 90. Kebijakan itu, kata Suparno, membuat konsumen lari ke mobil kecil dan irit. ”Pasar kelas 1.500 cc jadi makin gemuk,” katanya. Pendapat senada dikemukakan Jonfis.

Faktor lainnya soal suku bunga. Menurut Widyawati, rendahnya suku bunga saat ini (8 persen) akan membuat konsumen membelanjakan uangnya ketimbang menaruh di deposito. Uang yang beredar juga akan makin melimpah mendekati pemilihan umum 2009. Situasi ini biasanya memicu komsumsi. ”Salah satunya beli mobil,” ujarnya.

Memang, rencana pembatasan premium bersubsidi bisa menimbulkan gejolak yang berbuntut inflasi. Ongkos produksi bisa naik dan daya beli menurun. Kendati begitu, kalangan industri otomotif tetap yakin total penjualan tahun depan mencapai 500-530 ribu unit mobil. ”Target itu dibuat karena kami percaya harga minyak dunia tidak akan turun dari US$ 90 per barel,” kata Johnny.

Dari total penjualan itu, Toyota Astra Motor berharap bisa merebut 34,8 persen pangsa pasar. Adapun Daihatsu menargetkan 17,5 persen. Target penjualan Terios dan Xenia pun digenjot hingga 17 ribu dan 36 ribu unit pada tahun depan. Semua berlomba mendulang hoki di tahun tikus.

Penjualan Unit Mobil Januari – November 2007 Sumber GAIKINDO

20062007*
Compact Car
Jazz18.58113.130
Yaris9.8998.455
Swift2.4603.269
Getz480533
SUV 4x2 (1.500 cc)
Rush-12.805
Terios-14.289
SX4 X-Over-3.388
MPV 4x2 (1.500 cc ke bawah)
Avanza52.26057.280
Xenia23.55526.378
APV12.28311.134
Livina-8.552
Gran Max-244
Suzuki Futura23.30122.847
Maven891721

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus