Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Bersekutu Tak Tambah Mutu

Partai pendukung Jokowi-Ma’ruf menolak bergabungnya Gerindra ke koalisi. Khawatir jatah menteri dan pimpinan MPR berkurang.

27 Juli 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENDARAT di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, setelah menghabiskan akhir pekan di Pulau Kaliage, Kepulauan Seribu, Surya Paloh bergegas ke kantor Partai NasDem pada Senin, 22 Juli lalu. Ketua Umum NasDem itu bermaksud menerima tiga ketua umum partai pengusung Joko Widodo-Ma’ruf Amin, minus Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

“Pertemuan terjadi karena Muhaimin minta waktu bertemu,” ujar Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Hi Ali, Kamis, 25 Juli lalu. Ali mengikuti Surya Paloh dari Pulau Kaliage ke pertemuan dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, dan pelaksana tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan, Suharso Monoarfa.

Dalam pertemuan di ruang kerja Surya Paloh yang berada di lantai lima kantor NasDem itu, tiga ketua umum tersebut datang secara terpisah. Muhaimin datang lebih dulu. Setelah dia pulang, Suharso yang datang. Terakhir barulah Airlangga. “Pertemuan satu-satu, saya tanya kabar, lalu apa yang kaurisaukan,” ujar Surya kepada Tempo, Rabu, 24 Juli lalu. Malamnya, mereka bertiga kembali ke kantor NasDem dan bersama-sama bertemu dengan Surya.

Seorang politikus yang turut hadir dalam pertemuan tersebut menuturkan, para ketua umum itu awalnya membahas pertemuan Jokowi dengan Prabowo Subianto pada Sabtu, 13 Juli lalu. Obrolan menjadi serius ketika menyinggung kemungkinan Gerindra masuk ke pemerintahan. Rencana pertemuan Prabowo dengan Megawati pada Rabu, 24 Juli, juga diperbincangkan. Para ketua umum itu khawatir pertemuan Megawati dan Prabowo bakal memuluskan masuknya Gerindra ke koalisi Jokowi-Ma’ruf.

Surya Paloh, kata Ahmad Ali, kerap menyampaikan ke kalangan internal partai bahwa pemerintah membutuhkan oposisi. Sebab, oposisi penting untuk mengoreksi kebijakan pemerintah dan bisa meningkatkan mutu demokrasi. Jika tidak ada oposisi, menurut Ali, partai hanya memikirkan pengambilan kekuasaan pada pemilihan presiden mendatang. “Dalam pertemuan itu, semua ketua umum pun punya pemikiran sama,” ujar Ali.

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengatakan pertemuan di kantor Surya Paloh merupakan langkah mensolidkan koalisi Jokowi-Ma’ruf. Muhaimin setuju dengan Surya bahwa tidak perlu ada penambahan anggota koalisi. “Anggota koalisi sudah banyak,” ujarnya. Tanpa Gerindra—yang menjadi seteru dalam pemilihan umum lalu—pun, partai pengusung Jokowi-Ma’ruf dipastikan menguasai parlemen.

Menurut Sekretaris Jenderal NasDem Johnny Gerard Plate, pertemuan di kantor NasDem menyepakati tiga hal. Pertama, mensolidkan koalisi untuk pemerintahan Jokowi-Ma’ruf pada 2019-2024. Kedua, kursi pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat akan diisi secara paket dari partai pendukung Jokowi-Ma’ruf. Terakhir, meminggirkan wacana partai oposisi bergabung ke koalisi pemerintah.

Anggota Dewan Syura PKB, Maman Imanulhaq, mengatakan masuk atau tidaknya Gerindra ke koalisi Jokowi-Ma’ruf akan berpengaruh terhadap penyusunan kabinet dan pembagian kursi pimpinan MPR. “Ini harus diperhatikan, terlebih partai yang sudah mendukung Jokowi-Ma’ruf dari awal perjuangan,” ujarnya.

Ketua PKB Jazilul Fawaid menyebutkan, dalam waktu dekat, akan ada lagi pertemuan para ketua umum partai koalisi Jokowi-Ma’ruf. Persamuhan itu diadakan untuk membahas lebih jauh rencana penambahan anggota koalisi serta pembagian kursi pimpinan MPR. Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani mengatakan pertemuan tersebut akan didahului perjumpaan para sekretaris jenderal.

HUSSEIN ABRI DONGORAN, DEWI NURITA, PRAMONO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Hussein Abri Dongoran

Hussein Abri Dongoran

Bergabung dengan Tempo sejak April 2014, lulusan Universitas Pasundan, Bandung, ini banyak meliput isu politik dan keamanan. Reportasenya ke kamp pengungsian dan tahanan ISIS di Irak dan Suriah pada 2019 dimuat sebagai laporan utama majalah Tempo bertajuk Para Pengejar Mimpi ISIS.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus