Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Bersiap Tambah Tempat Tidur Pasien

Wilayah Jabodetabek sedang menyiapkan penambahan jumlah tempat tidur pasien Covid-19. Penambahan tempat tidur dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan jumlah kasus Covid-19 yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Pengawasan pasien isolasi mandiri juga dilakukan lantaran mayoritas kasus aktif Covid-19 mengalami gejala ringan. 
 

9 Februari 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas menutup pintu Ruang Rawat Inap Batu Tulis di RSUD Kota Bogor, Jawa Barat, 7 Februari 2022. ANTARA/Arif Firmansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Wilayah Jabodetabek sedang menyiapkan penambahan tempat tidur pasien Covid-19.

  • Penambahan tempat tidur dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 yang meningkat dalam beberapa hari terakhir.

  • Pengawasan pasien isolasi mandiri juga dilakukan lantaran mayoritas kasus aktif Covid-19 mengalami gejala ringan.   

JAKARTA – Pemerintah wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) sedang mengupayakan peningkatan layanan fasilitas kesehatan seiring dengan pertambahan jumlah kasus harian Covid-19 dalam beberapa hari terakhir. Lantaran pertambahan angka kasus baru yang signifikan, pemerintah pusat meningkatkan status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di wilayah Jabodetabek dari level 2 menjadi level 3 sejak kemarin. 
 
Pemerintah Kota Bogor, misalnya, saat ini sedang mengupayakan peralihan tempat tidur pasien umum menjadi tempat tidur bagi pasien Covid-19 di sejumlah rumah sakit. Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan sejumlah rumah sakit, seperti Rumah Sakit Hermina, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor, dan Bogor Senior Hospital, sudah berupaya menambah jumlah tempat tidur untuk pasien Covid-19. 
 
Bima Arya mengatakan Pemkot Bogor akan selalu memantau tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) pasien Covid-19. Menurut dia, BOR menjadi indikator penting tingkat keparahan pandemi Covid-19 di suatu wilayah. "Jika terus merangkak naik, berarti ada sesuatu yang harus kami antisipasi," kata politikus Partai Amanat Nasional itu, kemarin.
 
Menurut Bima Arya, BOR di RSUD Kota Bogor menjadi indikator yang dijadikan patokan. Jika BOR di RSUD Kota Bogor mencapai 80 persen, Pemkot Bogor akan mulai memperluas rumah sakit yang dijadikan rujukan pasien Covid-19. Adapun saat ini tingkat keterisian tempat tidur di ruang isolasi dan ICU di Kota Bogor berada di angka 31 persen. 

Tenaga kesehatan memasukkan pasien ke dalam mobil ambulans untuk dipindahkan ke ruang perawatan khusus pasien Covid-19 di RSUD Chasbullah Abdulmajid, Kota Bekasi, Jawa Barat, 4 Februari 2022. Tempo/Hilman Fathurrahman W

Selain itu, Bima Arya menginstruksikan rumah sakit untuk memastikan prioritas bagi warga yang harus didahulukan. Singkat kata, rumah sakit rujukan Covid-19 harus memprioritaskan perawatan bagi pasien dengan kondisi gejala berat, seperti pasien yang memiliki penyakit penyerta dan lanjut usia. 
 
Faktanya, saat ini pun pasien yang dirawat di ruang perawatan dan ICU mayoritas adalah pasien lansia dan memiliki penyakit penyerta. "Sebagian besar juga yang dirawat adalah yang belum divaksin,” kata Bima Arya.
 
Selain memonitor pasien di rumah sakit, Pemkot Bogor akan memantau pasien Covid-19 yang mengalami gejala ringan dan tanpa gejala. Sebab, pasien tersebut cukup melakukan isolasi mandiri di rumah dan fasilitas isolasi terpadu yang disiapkan Pemkot Bogor. 
 
Untuk mempermudah pemantauan pasien isolasi mandiri, Bima Arya akan menghidupkan lagi satuan tugas kewilayahan di tingkat RW dan puskesmas kelurahan. Untuk menunjang pemantauan, Bima Arya akan melibatkan bintara pembina desa (babinsa) serta bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat (bhabinkamtibmas). "Lakukan monitoring dan sosialisasi penggunaan telemedisin untuk memonitor warga isoman,” kata dia.

Pekerja membawa kasur yang akan digunakan untuk isolasi pasien Covid-19 di Tower 6 dan 7 Rusun Daan Mogot, Jakarta, 6 Februari 2022. TEMPO/Muhammad Hidayat

Rencana penambahan tempat tidur untuk pasien Covid-19 juga dilakukan Pemerintah Kota Bekasi. Pelaksana tugas Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pengelola rumah sakit di seluruh Kota Bekasi. Hasilnya, akan ada penambahan ruang dan tempat tidur khusus untuk pasien Covid-19 yang semakin bertambah. Termasuk penambahan kapasitas tempat tidur di rumah sakit darurat Stadion Patriot hingga 200 unit.
 
Menurut Tri, angka kasus aktif Covid-19 di Kota Bekasi saat ini mencapai lebih dari 12 ribu pasien. Adapun kapasitas ruang isolasi mencapai 1.100 tempat tidur dengan BOR sekitar 50 persen. "Adapun isolasi terpusat (RSD) kita sudah siapkan 49 bed, itu sudah terisi 14, bisa ditambah lagi sampai 200 bed," kata Tri.
 
Upaya penambahan tempat tidur juga dilakukan Pemerintah Kota Depok. Salah satu lokasi yang sedang dijajaki adalah Wisma Makara Universitas Indonesia. Wisma tersebut merupakan milik Universitas Indonesia yang bisa dijadikan tempat menginap dan pertemuan.
Selama masa pandemi Covid-19, Pemkot Depok pernah menggunakan wisma tersebut sebagai lokasi isolasi pasien Covid-19. "Mereka (Wisma Makara UI) akan selesaikan dulu reservasi yang sudah telanjur untuk kegiatan pertemuan di sana,” kata juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga bersiap menambah jumlah tempat tidur rumah sakit rujukan Covid-19. Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria menyebutkan pemprov bisa menambah jumlah tempat tidur khusus pasien Covid-19 hingga 22 ribu unit. "Kami akan mempersiapkan sekitar 20 ribu tempat tidur. Kalau memang dibutuhkan, siap. Kalau dibutuhkan, tidak hanya sampai 11.500, sampai 22 ribu unit pun masih dimungkinkan," kata dia. 
 
Adapun saat ini tempat tidur ruang perawatan di DKI berjumlah 5.913. Dari jumlah tersebut, lebih dari 3.554 tempat tidur sudah dipakai untuk merawat pasien Covid-19. Walhasil, penghitungan BOR ruang perawatan dan isolasi di DKI sebesar 60 persen. 
 
Riza menerangkan, angka keterisian ini masih jauh dibanding pada Juli 2021 atau saat Covid-19 gelombang kedua melanda. Saat ini keterisian rumah sakit mencapai 11.500. Sementara itu, untuk ICU, Riza mengatakan pihaknya menyediakan 850 ruangan, dan sudah terpakai 310 ruangan atau 36 persen.
Melihat angka tersebut yang mulai melandai, Riza mengimbau masyarakat untuk tidak panik. "Jadi tidak usah khawatir. Di Jakarta, kami akan terus tingkatkan berbagai fasilitas sarana-prasarana, rumah sakit, puskesmas kelurahan, puskesmas kecamatan, tempat kesehatan, dan tenaga kesehatan," kata dia. 
INDRA WIJAYA | M. SIDIK PERMANA | ADI WARSONO | ADE RIDWAN YANDWIPUTRA | M. JULNIS FIRMANSYAH 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Indra Wijaya

Indra Wijaya

Bekarier di Tempo sejak 2011. Alumni Universitas Sebelas Maret, Surakarta, ini menulis isu politik, pertahan dan keamanan, olahraga hingga gaya hidup.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus