DI negeri ini sumur bukan cuma bisa menghasilkan air. Adalah Tarji, pegawai kantor Deppen Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, yang diperkirakan setiap hari mengantungi Rp 200 ribu - dari sumur di belakang rumahnya di Desa Glagahsari. Padahal, penghasilan itu baru dari hasil bisnis kamar mandi darurat (lengkap dengan sabun dan handuk) yang berharga Rp 500 untuk sekali pakai. Kemudian, dari tiap tenda liar dia masih memungut "restribusi" Rp 100 per hari. Singkat cerita, Tarji sekarang jadi OKB (orang kaya baru) - apalagi debit air sumur itu makin lama makin tinggi, menurut penelitian Pemda Pasuruan. Bukan cuma Tarji yang mendapat berkah. Wahid, yang membuka bisnis jeriken untuk oleh-oleh para pengunjung, sekarang sudah menyetel teve hitam putih 20 inci di rumahnya, bahkan mengaku sudah melunasi banyak utang. Kepala desa, Putrajaya, terpaksa tak mematuhi anjuran atasannya: ia tidak melarang kunjungan para tamu. "Saya sengaja melanggarnya habis peristiwa ini cukup membuka kesempatan kerja," katanya. Bahkan terdapat juga sekelompok pemuda yang menjual foto sumur itu, meskipun yang kedapatan hanya sekali. Apa sih keistimewaan sumur mumbul begitu penduduk menyebutnya - yang sampai-sampai dijenguk Pembantu Gubernur, Bupati, dan anggota DPR itu? "Airnya manis - dan menolak penyakit," kata Mbok Tuni, 50, pedagang sayur di Sidoarjo, pengunjung tetap. Tarji sendiri sulit ditemui orang. Kabarnya ia jengkel kepada pengunjung yang mengeramatkan sumurnya. Tarji memasang pengumuman: "Air sumur kita manfaatkan, tapi hindarilah kemusyrikan." Dan bayarlah ongkos mandi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini