WAKTU anu-nya terasa perih, Chairul menyangkanya digigit ketam. Tapi begitu terlihat darah mengalir, bocah kelas V SD ini gemetar. Teman-temannya segera mengantarkan Chairul Anam, 10, ke rumah. Sang ayah, Kaseman, segera memeriksa. "Lho, kok jadi tersunat," teriaknya. Maka, ramailah orang-orang. Rombongan kemudian mendatangi tetangga - di Kampung Tanjung Tirto, dekat Kota Malang - yang kebetulan mantri kesehatan. Sang mantri pun memastikan: anu Chairul itu sudah terkhitan, hanya saja belum sempurna. Jadi, harus dibikin rapi. Cuma, yang membingungkan penduduk desa: siapa yang menyunatnya? Nah, karena tak ada yang mengaku, makhluk haluslah yang dituding makhluk halus 'kan tak bisa membantah. Lagi pula, tersunatnya Chairul terjadi tiba-tiba, di depan teman-temannya, usai mandi di kali. Tapi Chairul sendiri ternyata gembira: ia tak ber-kulup lagi, mulai akhir Oktober itu. Maklum, sebelumnya ia sering menjadi bahan olokan kawan-kawannya: "Wis gede kok belum disunat. Penakut, kamu!" Akan halnya sungai itu, sekarang sepi: orang jadi takut mandi atau mencuci. Apalagi kaum perempuan. Bagaimana kalau mereka yang mendapat giliran disunat, coba?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini