Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mural dan grafiti pada dasarnya memiliki kemiripan, yakni sama-sama bentuk ekspresi seni gambar yang dilakukan di ruang publik. Namun dua bentuk seni jalanan ini juga punya perbedaan. Pada mural, para seniman biasanya membuat gambar-gambar ilustratif atau coretan tulisan-tulisan bermakna bisa berupa kritik sosial, sindiran, ataupun propaganda. Sedangkan seniman grafiti lebih sering berekspresi dalam bentuk semprotan cat yang membentuk tipografi atau simbol yang menjadi identitas pribadi senimannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seniman Mural
- Seperti para pelukis pada umumnya.
- Rata-rata bergaya realis.
- Karya mereka banyak diminati untuk penghias bangunan (baik interior maupun eksterior).
- Pelukis mural komersial di Indonesia rata-rata dibayar berdasarkan ukuran luas lukisan mereka (per meter).
- Harga jasa mural bervariasi, bisa mencapai Rp 1-3 juta per meter persegi lukisan.
- Modal para seniman untuk melukis (membeli cat dan perlengkapan lain) mulai Rp 100 ribu
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
hingga Rp 5 juta, tergantung banyaknya gambar dan detail yang dikerjakan.
- Menggunakan peralatan lukis seperti pelukis biasa (memakai kuas, sementara cat yang digunakan disesuaikan dengan material media lukis).
- Mural banyak disukai untuk menghias kafe, toko, restoran, hingga ruang kantor dan tempat tinggal.
- Gambar mural biasanya dibuat untuk merespons kondisi dan lokasi gambar dibuat. Sering kali lukisan mural menampilkan hal yang sangat kontras dengan kondisi sekitarnya.
- Seorang seniman mural biasanya dibantu 3-5 asisten untuk mengerjakan lukisan.
Seniman Grafiti
- Sering dianggap vandalisme.
- Karya berupa tipografi yang membentuk nama kelompok atau nama si seniman.
- Di negara asalnya, Amerika Serikat, grafiti digunakan untuk menandai daerah kekuasaan sebuah geng (tagging).
- Belakangan, banyak seniman grafiti yang menggambar simbol-simbol khusus.
- Biasanya para seniman hanya menggunakan cat semprot.
- Grafiti biasanya menyasar tembok-tembok kosong, pintu pertokoan, jalanan, dan obyek-obyek lain di ruang publik.
- Mulai booming di Indonesia pada awal 2000-an.
- Grafiti biasa dilakukan oleh individu ataupun berkelompok.
- Tak jarang karya grafiti seseorang dirusak oleh seniman grafiti lain dan menimbulkan pertikaian di kalangan seniman.
Bentuk-bentuk Seni Jalanan
Mural: cara menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok, atau permukaan luas lain yang bersifat permanen. Mural dapat menggunakan media cat tembok atau cat kayu, bahkan cat atau pewarna apa pun, seperti kapur tulis atau alat lain yang dapat menghasilkan gambar.
Grafiti: coretan-coretan pada dinding yang menggunakan komposisi warna, garis, bentuk, dan volume untuk menuliskan kata, simbol, atau kalimat tertentu.
Sticker art: gambar atau pesan ditampilkan menggunakan stiker. Sering dianggap sebagai subkategori dari grafiti.
Stensil: menggunakan kardus, kertas, atau media lain untuk membuat gambar atau teks yang mudah direproduksi. Desain yang diinginkan dipotong dari media yang dipilih, kemudian gambar dipindahkan ke permukaan melalui penggunaan cat semprot atau roller.
Instalasi jalanan: menggunakan obyek tiga dimensi yang dipasang di ruang publik perkotaan. PRAGA UTAMA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo