Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Bukan Pemilu Tapi TV

Masyarakat Banjarmasin belum dapat menikmati siaran TVRI Jakarta dengan sempurna. Karena siaran muncul di pesawat, melalui pemancar darurat.

16 April 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

WARGA kota Banjarmasin sudah agak lama juga memajangkan pesawat TV di ruang tamu rumah mereka. Kalau dihitung-hitung ini terjadi sejak pembangunan SKSD (stasiun komunikasi satelit domestik) di Mandiangin dan stasiun pemancar TV di kilometer 4,5 Banjarmasin. Waktu itu pernah beredar berita bahwa pada hari p'roklamasi tahun 1976 Banjannasin akan dapat menangkap siaran televisi Jakarta. Ternyata ini dibantah Andi Nyongki, Kepala Studio RRI/TVRI Banjanmasin. Menurut Nyongki waktu itu, siaran Jakarta akan ditangkap akhir Desember 1976, yaitu pada saat stasiun pemancar selesai. Desember 1976 tenggelam, matahari 1977. muncul. Stasiun pemancar tak juga rampung. Sementara itu toko-toko di Banjarmasin semakin gencar melancarkan promosi pesawat televisi. Melihat keadaan ini apa boleh buat, pemancar darurat segera dipasang. Antene LEN (Lembaga Elektronika Nasional) di kantor Telkom di Jalan Pangeran Samudera dibenahi. Ancer:ancer siaran muncul: 15 Maret Ternyata tidak juga. Mengapa? Kabarnya masih ada peralatan yang belum muncul di Banjarmasin. Lalu ancerancer diundurkan lagi: 17 Maret Tidak juga. Dengan kecewa warga kota berusaha melupakan pesawat televisi mereka. Memang ada juga yang mencoba memasang antene penangkap tinggi-tinggi, dengan harapan kalau-kalau saja siaran televisi Palembang atau Medan tiba-tiba muncul di layar. Terkadang ada juga hasilnya. Terutama bila cuaca di sebelah barat itu bersih. Sampai akhirnya 21 Maret lalu penduduk Banjarmasin dengan setengah tak percaya tiba-tiba menangkap siaran Jakarta. Bahkan luar kota yang masih dalam radius 25 km siaran itu masih jelas, juga Banjarbaru (35 km) serta Martapura (40). Ini tentu karena pemancar darurat LEN sudah dapat berfungsi. Dalam keadaan serupa itu tak heran bila pesawat-pesawat TV yang masih ada di toko-toko bagai dijilat oleh para pembeli. Hargapun melambung 25% lebih tinggi dari sebelumnya, termasuk pesawat-pesawat loakan yang didatangkan dari Surabaya. Akibatnya masa hangat kampanye pemilu agak menurun, karena penduduk lebih betah duduk di depan pesawat masing-masing.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus