PADA bulan Syawal ini banyak tentara di Kebumen wajahnya menjadi klimis. Kumis dan cambangnya rapi. Dan siapa yang menduganya kalau perubahan itu melibatkan Pemuda Panca Marga (PPM), organisasi yang menghimpun putra-putri veteran di Kebumen, Jawa Tengah. Mereka menyumbangkan silet lengkap dengan alat cukurnya (travel gift) ke berbagai instansi TNI AD yang ada di kabupaten itu. Menurut Bambang Priyambodo, 34 tahun, Ketua PPM, silet yang diserahkan 1.300 buah. Setiap instansi jatahnya tidak sama. Itu tergantung jumlah personelnya. Di Dodikif (Komando Pendidikan Infanteri) Gombong 450 buah, dan 300 di jajaran Kodim Kebumen. Selebihnya diserahkan untuk Kompi A Yon 406 dan Zeni Gombong. Pemberian tersebut, menurut Bambang Priyambodo yang juga Ketua AMPI Kebumen, cuma simbol. Melalui silet cukur, ia menginginkan wajah ABRI lebih ramah lagi, dan tidak terkesan angker. "Jika ABRI penampilannya ramah, rakyat tak takut mendekat. Dengan begitu, proses manunggal ABRI dan rakyat bisa cepat terwujud," tambah alumni Akademi Pembangunan Masyarakat Desa Yogyakarta itu. Yang diberikan kok silet cukur? Gagasannya sesudah mendengar rasan dari orang awam yang, menurut mereka, sering mengaku takut melihat pak tentara. Alasannya: penampilannya seram. "Sumbangan itu jangan diartikan seolah selama ini penampilan ABRI di Kebumen belum rapi. Kami hanya mengingatkan, penampilan rapi mendapat tempat di hati rakyat. Itu perlu dipertahankan," ujar Bambang kepada Aries Margono dari TEMPO. Silet dan perangkatnya diserahkan pada 1 hingga 3 Maret lalu, tanggal yang bertepatan dengan HUT ke-44 Kodam IV Diponegoro. Sambil memperingati hari ulang tahun itu, acara penyerahannya sekalian mendompleng upacara formal di setiap kesatuan. Banyak rekan Bambang di kalangan tentara, yang dulu berkumis tidak teratur, kini rapi dan ganteng. "Malah ada yang tanya kapan lagi diberi silet gratis," ujarnya. Seorang rekannya dengan malu-malu menyatakan, apa tidak sebaiknya silet-silet itu diberikan saja kepada yang lebih membutuhkan. "Tetapi kalau itu mengandung makna lain, wah, saya nggak ngerti," katanya. Memang, beberapa tentara di jajaran Kodim Kebumen menyatakan rasa gembiranya. "Seumur-umur, ya, baru sekarang mendapat silet cukur. Saya senang," ujar Koptu. Slamet. Usai menerima hadiah, dia langsung merapikan kumisnya yang sebelumnya kurang terawat. "Saya sadar kalau kerapian penampilan itu penting. Cuma, apa betul bulu kumis acak-acakan bikin rakyat takut mendekat?" tanya Slamet.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini