Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Burung 'Ngumpet'

29 Juni 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dulunya sih bernama Suratini, tapi sekarang jadi Suratno. Inilah kisah unik seorang laki-laki di Yogyakarta yang selama seperempat abad pernah menjadi perempuan. Happy ending-nya baru terjadi dua pekan lalu, saat ia resmi dinyatakan sebagai laki-laki sejati.

Sejak lahir, Suratini, yang biasa dipanggil Tini, memang dianggap sebagai perempuan asli. Soalnya, bentuk alat kelamin anak pasangan Nakidi dan Warinem ini kayak yang dimiliki perempuan. Tini pun santai-santai saja. Saban hari dia pergi ke sekolah mengenakan rok lengkap dengan peralatannya. Berkali-kali Tini yang jago lari itu menang dalam perlombaan atletik.

Tapi, saat umurnya makin banyak, dia mulai gelisah. "Saya kok agak canggung bergaul dengan perempuan. Saya merasa sebagai laki-laki. Tapi bergaul sama mereka juga enggak enak. Wong, sejak lahir saya berpenampilan sebagai perempuan," katanya.

Tidak hanya itu. Tiap kali ayam berkokok, di bagian kelaminnya seperti ada yang bergerak-gerak pelan. Eh, apa ya? Tini penasaran tapi tak tahu jawabnya. Maklumlah, dia termasuk orang tertutup. Dia lebih suka memendam masalahnya, sehingga orang tuanya tak tahu. Ibunya, yang memang amat sayang kepadanya, malah membelikan beha. Maklum, teman-teman sebayanya sudah mengalami menstruasi dan montok dadanya.

Namun lama-lama Tini tak kuat menahan derita. Suatu ketika, Warinem—yang punya feeling anaknya lagi tak enak hati—mengajaknya bicara. Nah, dalam obrolan dari hati ke hati itulah ketahuan ada sesuatu di balik kuncup kelamin anaknya. Setelah ditengok, eng-ing-eng…, rupanya terdapat sesuatu. Seekor "burung pipit" sedang bengong di sana. Karena kaget, orang tuanya sepakat membawanya ke dokter. Dokter yang memeriksanya memastikan bahwa Suratini berkelamin laki-laki. Kesimpulan dia, selama ini penisnya tertutup kulit sehingga tidak terlihat dari luar.

Akhir Mei silam, setelah menjalani operasi kelamin di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Tini pun tinggal sejarah. Di KTP-nya, namanya berubah menjadi Suratno Abdi Legawa. Jenis kelamin: pria. Kebahagiaan makin lengkap karena Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Dr. Suyanto, tempat Tini, eh, Ratno kuliah, mendukungnya. "Kami mengakui statusnya sebagai laki-laki," katanya.

Dengan statusnya yang baru, Ratno bisa berjalan tegap. Tapi ia mesti membuktikan lagi keandalannya berlari karena lawan-lawannya kini laki-laki.

Irfan Budiman, Imron Rosyid (Grobogan), L.N. Idayanie (Yogyakarta)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus