Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Mike Tyson dari Grobogan

29 Juni 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di Grobogan, Jawa Tengah, ada manusia sejenis Mike Tyson. Namanya Slamet, 35 tahun. Bukan karena bodinya yang gempal dan keling, karena kelakuannyalah dia bisa disamakan dengan si Leher Beton. Dia doyan menggigit kuping orang.

Cerita itu terjadi beberapa waktu lalu, saat diadakan selamatan di Desa Keduwungu, Kecamatan Tegowanu, Grobogan. Entah ada urusan apa, Slamet datang belakangan ketika tamu sudah banyak. Ia pun menyalami para tamu, termasuk Eko Agus, 44 tahun, yang lagi asyik menikmati kacang goreng. Tak ingin mengecewakan, Eko Agus pun membalas uluran tangan Slamet dengan sebelah tangannya masih sibuk menggenggam kacang goreng. Ternyata hal itu dianggap Slamet sebagai penghinaan. "Wong tuwo ora iso disopani (orang tua tidak bisa dihargai)," kata Slamet.

Ucapannya pelan, tapi ternyata maknanya dalam. Sontak wajah Eko merah merona persis kayak tampang Dursasana dalam pewayangan. Tapi dia menahan marahnya. Barulah setelah acara selamatan usai, dia menemui Slamet. Perang mulut pun pecah. Bosan ngomong, tangan yang kemudian bicara. Bak-buk, mereka bertukar jotosan.

Pertarungan tak seimbang. Eko, yang lebih besar badannya, ternyata unggul. Tangannya berhasil membekap mulut lawannya. Tapi Slamet tak hilang akal. Tangannya merayap-rayap ke selangkangan lawan. Eit, meleset. Eko berhasil menghentikan tangan jahil lawannya itu dengan sebuah gigitan di tangan.

Digigit begitu, Slamet, yang lebih jangkung, tiba-tiba mendapat ide. Tanpa ragu, daun telinga Eko yang berada tak jauh dari mulutnya langsung saja disikat. Cresss…, giginya mengoyak kuping kanan Eko hingga langsung putus. Begitu sadar kupingnya telah tanggal, Eko pun menjerit sejadinya. Tetangga berdatangan dan langsung membawa Eko yang berlumuran darah untuk diobati malam itu. Slamet, yang panik, langsung kabur ke rumah kepala desa. "Menyelamatkan diri," katanya.

Persoalan itu tak berlarut-larut. Esok harinya, Slamet mengakui kesalahannya dan untuk itu ia pun rela mengeluarkan duit Rp 12 juta untuk membayar biaya pengobatan dan ganti rugi. Inilah duit yang paling gede yang pernah dikeluarkan untuk sebuah menu yang sama sekali tak enak itu. n

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus