Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Calon istri

Warga arab saudi di bondowoso mendapatkan calon istri lewat seorang guru madrasah tetapi mempelai wanita diculik untuk menggagalkan perkawinan, karena akan diboyong ke surabaya.(ina)

11 Agustus 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ADA cinta kilat model Bimbo, ada pula cinta superkilat. Yang ini terjadi di Bondowoso, Jawa Timur, belum lama ini. Kisahnya bermula ketika Barakwan, 28, yang tinggal di Jalan Imam Bonjol, kedatangan tamu. Tamu yang datang ke rumah guru madrasah itu bukan sembarangan: seorang warga negara Arab Saudi berusia sekitar 70 tahun. Begitu ketemu Barakwan, Mubarak (bukan nama asli) langsung mengutarakan niatnya untuk kawin. Beberapa waktu lalu, Barakwan memang pernah mukim dan belajar di Arab Saudi, selama sctahun. Rupanya, ia bercerita tentang gadis Indonesia yang manis-manis dan tak menolak meski dipinang pria, bahkan yang sudah berumur. Mubarak rupanya ingat terus kata-kata itu, maka ia nekat pergi ke Bondowoso. Sebagai guru madrasah, Barakwan tak mengalami kesulitan mendapatkan seorang gadis. Kcbetulan, ketika orangtua gadis Salma, 17, dihubungi, segera setuju. Barakwan cukup bersemangat mencarikan jodoh, karena selain sebagai balas jasa, ia juga diberi Rp 00.000. untuk komisi dan acara akad nikah. Salma hanya bisa pasrah. Melihat ini, teman-temannya iba. Mereka juga curiga terhadap kakek dari Saudi itu. Soalnya, begitu datang kok langsung minta kawin, dan setelah akad nikah, ia berniat memboyong istrinya malam itu juga ke Surabaya dan esoknya, katanya, akan langsung diajak terbang ke negerinya. "Jangan-jangan, Salma hanya akan dibawa sampai Surabaya dan di sana ia ditinggalkan begitu saja," ujar salah seorang temannya kepada Abdurrahman, 60, ayah Salma. Maka, malam itu, setelah acara akad nikah selesai, Salma - yang sudah diberitahu memberi kesempatan kepada kawan-kawannya untuk menculik dirinya. Penculikan berjalan lancar. Akad nikah gagal. Dan malam itu juga, setelah menumpahkan kemarahannya dan gagal dalam cinta superkilat, Mubarak tancap ke Surabaya. Akan halnya Barakwan, jadi cemoohan orang banyak. Ia dinilai tega mengorbankan anak didiknya, sekadar untuk mendapat komisi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus