SELAIN diidentikkan dengan dosa, tato kini diangap sejenis kotoran, yang karenanya tak boleh menempel di badan. Akibatnya, lima calon transmigran - yang sudah dididik selama tiga bulan - batal diberangkatkan karena di tubuh mereka didapati tato. Ada yang bergambar hati dan belati, ada pula yang bergambar kalajengking. "Mereka kami anjurkan untuk menghilangkan tato itu terlebih dulu, dan kami pulangkan ke desa asal," ujar Ece Maksum, kepala Dinas Sosial Kotamadya Bandung. Menurut Ece, sewaktu di tubuh calon transmigran didapati tato, segera dicek latar belakangnya. Ternyata, mereka bukan penjahat. Kendati begitu, untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, "Yang bisa memalukan Bandung," kata Ece, pemberangkatan mereka ke daerah Bengkulu Juli lalu terpaksa dibatalkan. Padahal, selama dididik, mereka menunjukkan perangai yang baik. Bahkan sempat dlkawinkan dengan gelandangan wanita yang kena razia. Salah satu syarat bertransmigrasi memang harus sudah berkeluarga. Karena batal berangkat, mereka pun harus meninggalkan asrama dan pulang ke desa asal. Tapi seorang kabur entah ke mana. Yang tinggal kini adalah para istri calon transmigran itu. Padahal, sebelumnya mereka sudah berangan-angan untuk menempuh hidup bersama suami baru, dan memiliki sebidang tanah di daerah baru. Lalu, apa rencana mereka? "Ketimbang hidup menggelandang lagi, lebih baik tinggal di sini, menanti suami baru," ujar Suminem, 21, istri seorang calon transmigran yang gagal berangkat, sambil tertawa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini