Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KESIGAPAN dan kejelian adalah kunci bagi seorang fotografer dalam mengabadikan peristiwa. Berkat hal tersebut, fotografer Tempo saat itu, Aditya Noviansyah, misalnya, berhasil merekam detik demi detik penembakan polisi oleh teroris di Jalan Thamrin, Jakarta, pada Januari 2016.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terduga teroris menembak polisi di depan Sarinah, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis, 14 Januari 2016. TEMPO/Aditia Noviansyah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun Mat Kodak di Tempo juga dituntut untuk piawai memotret profil tokoh. Dalam memotret tokoh, ada dua cara yang lazim ditempuh fotografer Tempo. Pertama, dengan pengamatan. Fotografer membiarkan tokoh berekspresi secara alami, lalu menjepret air muka yang menarik. Kedua, membuat konsep pemotretan yang kemudian didiskusikan dengan sang tokoh agar mau difoto sesuai dengan keinginan fotografer. Karena itu, fotografer Tempo juga dituntut untuk pandai membujuk.
Hal demikian dilakukan Ijar Karim, fotografer majalah ini. Dia ditugaskan memotret presiden terpilih Joko Widodo untuk sampul Tempo menjelang pelantikan sebagai presiden pada 2014. Jauh sebelum pemotretan, Ijar merancang konsep dan melakukan lobi. Perihal teknis memotret bukan kendala. Tantangannya ada pada konsep foto dan usaha meyakinkan Jokowi agar mau dipotret sesuai dengan rencananya. Ia meminta Jokowi bergaya seperti tukang kayu—yang memang lekat dengan latar belakang Jokowi sebagai pengusaha mebel.
Joko Widodo, di Klender, Jakarta, Oktober 2014. TEMPO/Ijar Karim
Ijar bolak-balik menemui Jokowi, yang kala itu masih menjabat Gubernur DKI Jakarta, di Balai Kota, untuk menunjukkan sketsa konsep pemotretan. Setelah Jokowi menyetujui konsep yang ditawarkan, Ijar memutuskan lokasi pemotretan adalah pabrik mebel di daerah Klender, Jakarta Timur. Saat menyiapkan lokasi, Ijar pun harus berkoordinasi dengan Pasukan Pengamanan Presiden agar pemotretan lancar. Persiapan selama hampir dua bulan itu berakhir dengan sesi pemotretan yang berlangsung kurang dari sejam.
Ada pula keputusan cepat fotografer Imam Sukamto. Saat ditugaskan memotret Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk rubrik wawancara, Imam berencana merekam ekspresi menarik sang narasumber saat wawancara berlangsung. Tapi, di ujung sesi wawancara, Imam mendengar Kalla berbicara tentang fungsi wakil presiden, yakni “membantu, mengayomi, dan melindungi kerja presiden”.
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, saat pemotretan untuk Majalah Tempo, di Kantor Wakil Presiden RI, Jakarta, Rabu, 22 November 2017. TEMPO/Imam Sukamto
Rencana berubah. Kata “melindungi” direspons Imam dengan meminta payung kepada personel Paspampres. Imam bergegas meminta Kalla untuk dipotret memegang payung di depan mobil dinasnya, RI-2. Belum juga pemotretan dilakukan, mendadak turun hujan deras. Personel Paspampres melarang, tapi Kalla malah meminta pemotretan itu dilanjutkan.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo