Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Ratusan biker dari berbagai komunitas menggelar riding pendek bersama dengan rute Yogya-Prambanan Minggu 19 Januari 2020. Dalam ajang riding persahabatan itu diikuti delapan komunitas seperti Harley-Davidson Club Indonesia (HDCI) se-Daerah Istimewa Yogyakarta, Ikatan Sport Harley Davidson (ISHD) Yogyakarta, Ikatan Motor Besar Yogyakarta, HOG Jakarta, Sengkuni, Motor Besar Club (MBC) Yogyakarta dan lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Riding persahabatan ini untuk meleburkan kembali persatuan antar pecinta motor,menghilangkan ego bendera masing masing untuk kembali dalam satu visi persaudaraan," ujar Bayu Aji, Ketua Panitia Riding Persahabatan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aji menuturkan tantangan pecinta motor besar selama ini masih berkutat pada stigma negatif, seperti soal pengendara motor gede yang arogan dan tak santun saat dijalanan. Sorotan masyarakat itu,ujar Aji, menjadi evaluasi bersama untuk disosialisasikan ulang pada anggota bahwa pecinta motor gede memiliki hak sama dengan pengguna jalan lain.
Ketua Pengurus Daerah (Pengda) HDCI Gatot Kurniawan menuturkam riding persahabatan ini utamanya untuk menggagas ulang kegiatan dua tahunan Jogja Bike Rendezvous (JBR) yang terakhir kali digelar 2015 silam.
"Kami targetkan mudah-mudahan tahun 2021 JBR bisa terselenggara lagi," kata Gatot.
Gatot mengatakan event berskala nasional itu yang biasanya mendatangkan lebih dari 2000 biker se nusantara itu coba digelar dengan antisipasi hal hal yang berpotensi negatif seperti penyelenggaraan terakhirnya.
Sebab pada event JBR tahun 2015, ketika serombongan bikers peserta dari luar melakukan rolling thunder atau keliling jalanan Yogyakarta tiba-tiba dicegat aktivis pesepeda, Elanto Wijoyono, karena konvoi itu kedapatan menerobos lampu merah.
Insiden yang viral di media sosial dan menjadi polemik di masyarakat terkait aturan berlalu lintas konvoi komunitas motor. Buntutnya, event JBR vakum hingga lima tahun ini, yakni 2016-2020.
"Insiden tahun 2015 menjadi pembelajaran agar semua biker biaa mengedepankan aturan dan keselamatan berlalu lintas. Apalagi kami sudah didapuk Pemda DIY menjadi salah satu duta pariwisata Yogya," ujar Gatot.
Pungky Wahyu Pamungkas, anggota HDCI Yogyakarta mengatakan dari kegiatan riding persahabatan ini diharapkan lahir kesadaran bahwa biker motor gede kian sopan dan simpatik.
"Kami ingin ajak semua khususnya yang di Yogya, bahwa biker di Yogya ini bukan bagian biker yang arogan," ujarnya.
Motor Harley Davidson tua seperti seri WL.1960 tak ketinggalan ikut riding persahabatan di Yogya Minggu 19 Januari 2020. Tempo /Pribadi Wicaksono
Hendro, anggota HDCI Yogyakarta lain, menuturkan arogansi biasanya muncul ketika dalam satu kelompok bersaing dengan cara show up berlebihan serta mengumbar ego nya masing masing merada paling baik.
"Makanya di sini kami ajak semua tinggalkan sementaa baju kelompok dan bersatu, buang ego masing masing," ujarnya.
Adapun Suci Teguh, Ketua ISHD Yogya mengatakan arogansi biker motor gede muncul karena pengendara itu melihat kecintaan motor gede sebagai gaya hidup atay gengsi semata.
"Padahal motor gede itu seharusnya dilihat sebagai hobi, bukan gaya hidup agar tidak takabur dan bisa menghargai pengendara lain," ujarnya.
Pegiat HDCI Yogya, Bondan Hastoto menuturkan dalam kegiatan itu total ada 120 an biker berbagai komunitas turun. Mereka membawa berbagai Harley-Davidson mulai dari klasik hingga modern.
"Yang tertua ada Harley WL 1960 dan motor keluaran baru 2019, " ujarnya.