Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Cerita Para Penjual Bendera Kalimat Tauhid Sambut Reuni Akbar 212

Sejumlah pedagang tampak berjualan atribut dan bendera Tauhid di sekitar trotoar Masjid Istiqlal, Sabtu 1 Desember 2018, terkait Reuni Akbar 212 esok.

1 Desember 2018 | 12.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pedagang menjual sejumlah atribut dan bendera bertuliskan kalimat Tauhid di trotoar sekitar Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, 1 Desember 2018. Para pedagang berjualan atribut kalimat Tauhid tersebut terkait dengan rencana Reuni Akbar 212 di Monumen Nasional pada 2 Desember 2018. TEMPO/Imam Hamdi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Puluhan orang tampak berjualan atribut bertuliskan kalimat Tauhid (atau bendera Tauhid) di sekitar trotoar Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, 1 Desember 2018, sehari menjelang Reuni Akbar 212.

Mereka berjualan memanfaatkan rencana Reuni Akbar 212, Ahad, 2 Desember 2018 besok. Seorang pedagang bernama Mukhlis, 40 tahun, menyiapkan sekitar 1.000 bendera untuk dijual menyambut gelaran tersebut besok.
Baca :
Pengelola Monas: Wisata Monas Buka Lagi Usai Reuni Akbar 212 Bubar

Ada Reuni Akbar 212 di Monas, Arena CFD Besok Dipersempit

"Jualannya mulai hari ini," kata Mukhlis saat ditemui Tempo, Sabtu, 1 Desember 2018.

Selain bendera, Mukhlis juga berjualan topi, peci dan ikat kepala bertuliskan kalimat Tauhid. Selain itu, di topi tersebut juga ada tulisan alumni 212 yang ditulis dengan teknik kaligrafi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk satu bendera berukuran 100x60 cm dijualnya seharga Rp 40.000 termasuk dengan bambu untuk tiang bendera. Sedangkan, untuk peci dan topi dijual Rp 35-50 ribu, serta ikat kepala dibandrol Rp 5.000.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Bendera saya stok 1.000 sampai acara besok. Jumlah itu sebenarnya kurang," Mukhlis menambahkan.

Mukhlis mengatakan memang selalu memanfaatkan momen seperti aksi massa ini untuk berjualan. "Sejak Aksi 212 dulu saya sudah menjual bendera dan topi ini," tuturnya.

Dia pun tidak terganggu jika ada yang menyebut bahwa bendera yang dijualnya merupakan bendeta Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Mukhkis menjual bendera bertuliskan kalimat Tauhid berwarna putih dan hitam. "Yang saya jual bukan bendera HTI," ucapnya menegaskan.
Simak pula :
Jalur Puncak Retak, Polisi Sebut Masih Ada Bus dan Truk Kucing-kucingan

Selain penjual atribut, ada juga pedagang yang hanya berjualan bambu untuk tiang bendera. Salah satunya Feri Abdullah, yang datang bersama kakaknya untuk berjualan bambu.

Feri telah menyiapkan ratusan bambu untuk dijual kepada warga Ibu Kota atau luar DKI Jakarta yang datang untuk mengikuti Reuni Akbar 212.

Feri menjual sebatang bambu sepanjang 1 meter dengan diameter 2-3 cm seharga Rp 5.000. "Saya akan menginap untuk berjualan hingga acara besok," demikian Feri yang asal Cibinong, Bogor, tentang perhelatan Reuni Akbar 212 tersebut.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus