Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sandi Butar Butar, petugas pemadam kebakaran (damkar) Kota Depok menceritakan pengalaman pribadinya setelah memviralkan alat kerjanya yang rusak ke media sosial. Petugas dari Unit Pelaksana Teknis Cimanggis tersebut mengatakan telah bekerja selama 2,5 tahun di kantor saat ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berbagai kasus selain memadamkan kebakaran juga telah dia tangani, seperti mengevakuasi mayat, orang tenggelam, dan menangkap hewan liar. Salah satu cerita yang dia ingat ketika mengevakuasi seorang perempuan yang terjebak di dalam bak mandi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Mungkin dia bilang kolam renang rasa bathtub saat itu, keluarinnya air dikuras dulu baru dioles pakai minyak,” kata Sandi saat ditemui di kantornya, Unit Pelaksana Teknis Cimanggis, Kota Depok, Senin, 22 Juli 2024.
Tindakan tersebut merupakan bagian dari tugas penyelamatan seorang pemadam kebakaran yang bisa diminta tolong oleh masyarakat secara gratis. Bahkan tugas penyelamatan yang pernah dilakukan bisa dari hal yang berat sampai sepele.
Masyarakat yang menghubungi Sandi dan rekan-rekan paling sering meminta tolong melepaskan cincin yang tidak bisa dilepas di jari. Sandi menjelaskan, cincin tersebut tersangkut hingga membuat jari orang yang menggunakan membengkak. “Kalau di sini Depok cincin, kepala bocah nyangkut kaleng juga ada,” ujarnya.
Proses melepas cincin tergantung berapa lama dan mempertimbangkan rasa sakit yang diderita oleh korban. Petugas akan memberi minyak untuk melumasi jari dan memotong cincin dengan gerinda kecil.
Selanjutnya: Melepaskan Cincin yang Tersangkut di Kelamin
Bahkan, kata Sandi, dia dan rekan-rekan pernah menangani kasus cincin yang tersangkut di kelamin seorang laki-laki. Tanpa memikirkan apa yang ada di benak orang yang meminta tolong sehingga terjepit, dia tetap bekerja profesional. “Dia (korban) juga minta tolong jangan dilaporin ke pimpinan saya, takut masuk televisi atau segala macam,” tuturnya.
Sandi menjelaskan, setiap tugas yang dia dan rekan-rekan kerjakan harus dicatat dan dilaporkan kepada pimpinan. Namun, saat menolong pria yang kelaminnya terjepit cincin, dia tidak melaporkan detail karena khawatir korban terekspos media massa dan merasa malu.
Selain penyelamatan itu, Sandi juga pernah menyelamatkan tangan seorang anak yang terjepit botol plastik. Kemudian yang paling umum adalah menangkap hewan liar, seperti ular, anjing, kucing, biawak, dan monyet.
Sayangnya, Sandi merasa melakukan itu masih dengan keterbatasan alat kerja. Salah satunya adalah kondisi sarung tangan yang dianggap tidak sesuai standar untuk menangkap hewan liar.
Sarung tangan yang digunakan saat ini, kata Sandi, justru peruntukannya mengelas besi. “Gue pernah kecakar monyet gede, sarung tangan tembus digigit juga,” ucap Sandi.
Namun dalam penugasan sebelumnya, Sandi pernah menolak ketika dimintai tolong oleh warga untuk menangani pohon tumbang. Penolakan itu juga karena kendala alat, gergaji mesin yang dimiliki kantor telah rusak dan tidak kunjung diperbaiki.
Walau begitu, dia dan rekan-rekan tidak sering menolak kasus pohon tumbang. Tetap menangani meski keterbatasan alat dan memakan waktu lama.
Kendala gergaji mesin itu pun Sandi viralkan melalui media sosial beberapa hari lalu karena atasannya tidak kunjung menindaklanjuti. Padahal, dia telah membuat laporan melalui nota dinas agar masalah alat segera ditangani.
Seorang teman Sandi yang tidak ingin disebut namanya mengatakan, fakta yang diungkap itu benar adanya. Para petugas pemadam kebakaran di Unit Pelaksana Teknis Cimanggis pun tetap bekerja meski memiliki keterbatasan alat.
Meski taruhannya nyawa, semua tugas yang ada tetap dijalankan, apalagi memadamkan kebakaran yang merupakan tugas pokok. Teman Sandi tersebut juga pernah menangani kasus yang sama seperti Sandi.
Bahkan hal sepele yang pernah dimintai tolong oleh masyarakat adalah memasang keran. “Ditelepon cuma disuruh ganti keran air yang pecah, karena orang rumahnya gak ada yang bisa,” ucap teman Sandi tersebut.
Namun, keadaan itu cukup disayangkan karena tetangga tidak ada yang membantu, entah tidak ditolong atau memang tidak meminta bantuan, sehingga harus pemadam kebakaran juga yang turun tangan. “Sudah datang ke lokasi ya kerjakan saja,” kata teman Sandi.
Selanjutnya: Sejumlah alat kerja Damkar UPT Cimanggis Depok rusak
Orang itu juga membenarkan semua fakta yang diungkap oleh Sandi ketika mengeluh soal gergaji mesin yang rusak. Kemudian, kendala rem tangan satu unit truk pemadam kebakaran juga dibenarkan telah tidak berfungsi dengan baik.
Teman ini hanya mengingatkan agar Sandi tidak terbawa emosi ketika ocehannya viral. Jika Sandi dianggap tidak beretika oleh pimpinannya sendiri atau pejabat lain, orang ini tidak sependapat. “Semua orang punya kepentingan, entah pribadi atau kelompoknya,” ujarnya.
Pada hari ini, Sandi teman-temannya telah dipanggil oleh atasannya untuk menjelaskan soal video viral soal alat kerja rusak. Namun hanya Sandi yang menghadap, karena dia menganggap ini bagian dari tanggung jawabnya yang telah memviralkan.
Pilihan Editor: Dedi Mulyadi Respons Somasi Iptu Rudiana: Saya Minta Maaf