Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Cerita PKL Pasar Tanah Abang dan Harapan di HUT Jakarta

Para PKL di Pasar Tanang Abang di HUT Jakarta berharap ke pemerintah DKI Jakarta supaya DKI tetap makmur dan para PKL diberi tempat layak.

23 Juni 2019 | 10.58 WIB

Warga berbagi jalan dengan pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di trotoar jembatan penyebrangan multiguna (skybridge) Tanah Abang, Jakarta, Rabu, 15 Mei 2019. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Perbesar
Warga berbagi jalan dengan pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di trotoar jembatan penyebrangan multiguna (skybridge) Tanah Abang, Jakarta, Rabu, 15 Mei 2019. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Para pedagang kaki lima atau PKL di Pasar Tanang Abang dalam HUT Jakarta berharap kepada pemerintah DKI Jakarta supaya Jakarta tetap makmur dan para PKL diberikan tempat yang layak.

Dan tidak ada lagi pengusiran secara kasar oleh Satpol PP. Harapan tersebut disampaikan bertepatan dengan bertambahnya usia Jakarta yang ke 492 pada Sabtu, 22 Juni 2019.

Baca : Warga Rusun Waduk Pluit Tak Rasakan Keriaan HUT Jakarta, Kenapa?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jakarta makmur. Kita para pedagang kecil bisa diperhatikan lagi, bisa dapat tempat usaha yang layak, tidak di usir-usir lagi, kalau pun ada penertiban harapannya bisa aman-aman saja tanpa di usir," ujar salah seorang pedagang nasi di samping toko Metro Tanah Abang, Sabtu, 22 Juni 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Perempuan 49 tahun itu enggan di sebut namanya, dia mengatakan sudah 21 tahun berjualan nasi di pasar Tanah Abang. Mulai dari nasi telur seharga dua ribu perak sampai saat ini seharga belasan ribu, belum pernah ada perhatian khusus untuk para PKL. Dia menuturkan sebelumnya dia berjualan di pasar Tanah Abang dekat blok C, namun karena waktu itu kebakaran akhirnya pindah di samping Metro Tanah Abang.

Selama pindah di samping Metro Tanah Abang, kata dia sudah puluhan kali di usir dan satu kali gerobak serta jualannya diangkut paksa oleh petugas Satpol PP. "Sudah sering saya di usir sama teman-teman dan satu kali meja dan dagangan saya di bawa semua sama petugas," ujarnya.

Kucing-kucingan dengan petugas adalah hal biasa, bahkan jadi hiburan tersendiri bagi pedagang. Ketika ada Satpol PP yang hendak menertibkan, pedagang yang tak digusur biasanya bakal ikut riuh, teriak menyuruh sembunyi, bahkan akan merapat ke pagar untuk melihat kejadian.

Baca : Tukang Becak di HUT Jakarta: Jadikan Becak Angkutan Wisata

Nurdin, 45 tahun pedagang gorengan di tepi trotoar selatan blok B pasar tanah Abang mengatakan pengalaman di usir memang sudah biasa. Harapannya kepada pemerintah Jakarta, jika ingin melakukan penertiban setidaknya ada solusi yang tepat bagi pedagang kecil dan diupayakan secara maksimal.

"Pedagang kecil seperti kita gimana bisa bayar kontrakan kalau di usir-usir terus tanpa ada solusi yang tepat," ujarnya.

MUH HALWI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus