GAGAL menambatkan tali cinta, Saelan, 22, mengikat tangan dan kaki Umi Samsiyah ke tempat tidur. Saelan memang sudah lama naksir Umi, 23, guru SMP Negeri 203 Pasar Rebo, Jakarta Timur. Tapi Umi yang periang dan berwajah manis tak pernah meladeni. Saelan yang kini masih menganggur adalah bekas muridnya, yang tamat dari SMP itu tahun lalu. Sewaktu duduk di kelas III, Saelan merangkap bekerja sebagai pesuruh di sekolahnya. Ia sering pula tidur di gudang sekolah. Umi kebetulan juga tinggal di perumahan sekolah itu. Sebagai guru, kata Umi, ia memang terkadang ngobrol dan memberi pengarahan terhadap Saelan. Rupanya, sang murid salah duga. Dikiranya ibu gurunya jatuh cinta. Maka, meski sudah tak bersekolah dan tak lagi menjadi pesuruh, Saelan sering nongol mengganggu Umi. Bahkan Umi pernah dua kali mendapat tamparan, dan suatu kali Saelan datang membawa gunting memotong rambut Umi. Terakhir, Juli lalu, Saelan mengirim surat ancaman. "Ternyata, kau mempermainkan aku. Mati atau hidup diriku ini, atau kamu jadi korbanku," begitu antara lain bunyi surat si pemuda. Beberapa hari kemudian, Saelan mendatangi Umi di kamarnya. "Sekarang lu boleh bertengger di depan gua," katanya beringas. Dengan ikat pinggang ia lalu mengikat kedua tangan Bu Guru Umi ke belakang. Kedua kaki juga dirangket, lalu Saelan mengikatkannya ke tempat tidur. Ia mengancam, kalau Umi berani berteriak, ia akan ditelanjangi, dan pintu akan dibuka lebar-lebar. Setelah Umi menangis, barulah Saelan membuka semua ikatan. Bu Umi, yang merasa perbuatan Saelan sudah kelewatan, segera melapor ke polisi. Saelan pun ditangkap, dan 27 September lalu anak muda itu divonis 3 bulan penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini