DULU Subarno bisa berkata, "Karsiti adalah segalanya." Biarpun Karsiti tinggal di Desa Cintaratu, Jawa Barat, dan Subarno berumah di Desa Cigaru Cilacap, Jawa Tengah, beda provinsi itu bukan masalah. Setahun hubungan barat dan tengah itu terjalin kompak. Tapi kini Subarno berkata lain, "Tuti adalah bagian hidupku." Barno mengenal Tuti di atas kendaraan umum ketika pulang dari rumah Karsiti. "Saya tertarik pada Tuti karena ia lembut," ujar Barno. Artinya, hubungan Barno dengan Karsiti memudar karena ada pihak ketiga. Tapi apa yang terjadi pertengahan Maret lalu? Tiba-tiba Barno berteriak memanggil-manggil nama Karsiti. Semua makhluk hidup dirayunya seolah dialah Karsiti. Bagi Barno, Karsiti bukan cuma segalanya, tapi segalanya adalah Karsiti. Ya, edan namanya. Yang gendeng lagi, berselang beberapa hari setelah Barno teriak-teriak begitu. dua perempuan setengah baya datang ke rumahnya. Mereka ini sebenarnya tetangga Barno. Tapi yang dilakukan dua wanita ini tak kalah sintingnya: Barno diciumi bertubi-tubi. Salah seorang bahkan nyaris membuka pakaiannya di depan Barno, kalau saja seisi rumah tidak ribut-ribut. Barno yang biasanya periang berubah jadi murung. Ia tak pernah ke rumah Tuti lagi, apalagi ke rumah Karsiti. Tapi ia selalu keluar rumah dan pulangnya larut malam. "Entah pergi ke mana, saya nggak pernah tahu," kata Bardi, ayah Barno. Sudah empat dukun dimintai pertolongan, Barno tetap senewen. Suatu malam, ketika Bardi sendirian di rumahnya, dua tetangganya datang dengan persoalan baru lagi. "Saya diminta menandatangani surat pernyataan bersedia membayar Rp 100 ribu kalau kambing milik tetangga saya itu melahirkan anak manusia," kata Bardi. Lho, apa kaitannya? "Soalnya, kambing betina saya itu hampir setiap sore dirayu dan diciumi Barno di kandang," begitu alasan Muryadi, pemilik kambing itu. Ceritanya memang jadi belat-belit. Tapi Muryadi punya saksi, yakni Sudir, yang memergoki Barno pacaran dengan kambing. Dengar cerita Sudir, "Barno merayu kambing itu persis merayu cewek. 'Sayang, jangan tinggalkan aku. Sungguh, aku sangat mencintaimu. Tak percaya, sini aku clum. Cup ... cup ....' Yang dicium cuma mengembek." Kesimpulannya, Barno diguna-gunai. Siapa yang berbuat begitu mulai ditebak-tebak. Sehari sebelum Barno senewen, Ia memang mendapat kiriman jeruk dari Karsiti. Dan jeruk itu dibagikan pula kepada tetangganya -- yang datang menciumi Barno itu. Nah, jelas duduk soalnya. Akan halnya si kambing, ia tidak ikut makan jeruk, tapi ia bersedia digarap Barno. Ya, namanya saja kambing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini