Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Cium padang: mencari bau

Di padang berlangsung festival rock se-sumatera barat. untuk mengetahui 75 peserta tak menenggak minuman keras, hendri terpaksa mencium mulut mereka sau persatu.

23 April 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SOAL cium-mencium di mana-mana juga ada. Di Padang, Sumatera Barat, malahan ada lelaki yang menciumi 75 orang. Tentu saja ke-75 bibir itu dicipok secara bergantian. Tapi ini tidak gila dan tidak ada kaitannya dengan guna-guna. Di negeri ninik mamak ini, tempat adat tak lekang oleh panas tak lapuk oleh hujan, ulah lelaki itu justru berguna. Dan ciuman model Padang ini ditonton tak kurang dari seribu lima ratus pasang mata, termasuk sejumlah pejabat. Sudah agak lama kejadiannya, memang. Yakni ketika berlangsung Festival Rock se-Sumatera Barat di Gedung Teater Utama Taman Budaya Padang, Februari lalu. Tercatat 75 cowok dan cewek akan naik panggung. Nah, sebelum penyanyi itu menunjukkan kebolehannya, mereka diminta tampil ke panggung lengkap dengan atribut yang dikenakannya. Satu per satu diperiksa oleh panitia. Siapa tahu ada yang membawa senjata tajam, maklumlah atribut rocker itu bermacam-macam, supaya aneh. Setelah pemeriksaan urusan luar selesai, Hendri Simon, yang bertindak sebagai juru periksa, meminta semua peserta membuka mulut masing-masing. Lalu dengan cepat tapi saksama Hendri mencium mulut-mulut yang setengah menganga itu. Ulah Hendri ini keruan saja mengundang suitan dan tepuk tangan pengunjung."Asyoi, terus sampai pagi. Tambuah ciek," teriak penonton yang menyaksikan suguhan luar biasa dan tak disangka-sangka itu. Dikeploki ribuan orang, Hendri bukannya kendur, malah terus melanjutkan sampai ke-75 penyanyi rock yang sebagian lelaki itu tercium . Ada apa, ya? "Untuk mengecek, siapa tahu di antara para penyanyi yang ikut festival ini ada yang nenggak minuman keras," kata Irwan Roesli, ketua penyelenggara yang tak kebagian mencium. "Orang mabuk yang jingkrak-jingkrak di atas pentas sulit dikendalikan. Dan kami tak mau mengambil risiko," tambah Irwan. Memang, musik rock di Padang tidak begitu sering. Mabuk atau jingkrak-jingkrak memegang mike diiringi musik keras sulit dlbedakan, agaknya. Di sini "ngerock" boleh, asal tidak mabuk dan tidak minum bir atau tuak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus