Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Daihatsu berencana menghidupkan kembali minivan legendarisnya Hijet. Di Indonesia, Daihatsu Hijet memiliki cerita panjang, bermula sebagai kendaraan bantuan untuk bencana letusan Gunung Merapi hingga menjadi mobil produksi massal Zebra Espass S91.Daihatsu Hijet 2020. Sumber: carscoops.com
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Minivan ini diketahui masuk pertama kali ke Indonesia pada tahun 1972. Bukan sebagai kendaraan umum, melainkan pemberian dari pemerintah Jepang sebagai bantuan penanggulangan bencana letusan gunung berapi. Hijet pertama itu adalah seri S37 varian pikap yang memakai mesin ZM 2 tak 2 silinder berpendingin cairan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tak berselang lama, Astra Daihatsu resmi menjual Hijet S38 pikap. Seri ini menjadi cikal bakal minivan di Tanah Air, karena sudah bisa dipasangkan karoseri lokal. Hijet S38 sendiri merupakan generasi keempat dari keluarga Hijet.
Seri S38 juga dikenal dengan julukan Hijet Tuyul, karena modelnya yang mungil dan bulat. Mobil ini didatangkan sebagai CBU dengan menggendong mesin ZM 2 tak dan 2 silinder berkapasitas 360 cc.
Meningkatnya permintaan Hijet S38 varian minivan, membuat Daihatsu Astra memasarkan Hijet 55 pada tahun 1978. Masuknya Hijet 55 juga menandai berakhirnya produksi Hijet S38.
Kehadiran Hijet 55, disebut berdampak positif terhadap kebutuhan masyarakat Indonesia kala itu. Sebab, mobil ini bisa mengangkut barang dengan berat hingga 350 kilogram dalam sekali jalan.
Larisnya Hijet 55 terbukti dengan dihadirkannnya facelift bernama Hijet 55 Wide. Model ini memiliki dimensi yang lebih besar dari sebelumnya. Varian ini bisa membuat barisan paling depan mobil mampu mengangkut 2 penumpang dan 1 pengemudi. Tak heran jika mobil ini cukup populer sebagai kendaraan umum.
Tak berhenti di situ, untuk menambah varian Hijet di Indonesia. Daihatsu Astra kembali menghadirkan Hijet 1000 S65 sekitar tahun 1984. Mobil ini dibekali mesin yang lebih besar yakni mesin 1.000 cc 3 silinder. Namun seri ini hanya dijual dengan versi pikap, bagi menginginkan varian minivan bisa memesan ke perusahaan karoseri lokal.
Memasuki akhir tahun 80-an, Daihatsu menambah line-up minivan mereka dengan menghadirkan Hijet Zebra S89. Model ini sekaligus menandai hadirnya produk Daihatsu yang benar-benar minibus dengan konsep full pressed body.
Hijet Zebra S89 juga hadir dengan fitur tercanggih di masanya. Tak heran jika mobil menjadi salah satu mobil rakitan (CKD) Indonesia yang di ekspor ke Malaysia dan Vietnam.
Guna meningkatkan produk Zebra S89, Daihatsu kembali menawarkan Zebra 1.3 S90 dan Zebra S91. Dari sisi eksterior, tak ada perbedaan mencolok antara keduanya, dengan generasi sebelumnya.Daihatsu Zebra. Sumber: daihatsu.co.id
Namun, pada bagian dapur pacu, kedua seri ini sudah menggunakan mesin 4 silinder berkapasitas 1.300 cc SOHC 16 valve karburator. Terdapat dua model yang ditawarkan saat itu, yaitu model pikap standar deck dan minibus. Khusus model pikap terdapat varian D130 Jumbo yang memiliki ukuran bak belakang lebih besar dan lebar.
Terakhir, Daihatsu melakukan perubahan signifikan terhadap produk Zebra. Termasuk tak lagi menggunakan emblem Hijet. Tepatnya tahun 1995, Daihatsu menghadirkan Zebra Espass S90 dan S91. Kedua model itu disebut sempat menggebrak pasar otomotif Tanah Air.
Zebra Espass S90 dan S91 juga disebut sebagai awal perubahan produk minivan Daihatsu. Pasca-model Zebra Espass S90 dan S91, Daihatsu terus menyegarkan produk minivannya.
Itu bisa dilihat dengan munculnya Daihatsu Neo Zebra, Daihatsu Zebra Master S92, Daihatsu Gran Max, Daihatsu Luxio, dan juga Daihatsu Traga yang belakangan sudah bisa dijadikan model minibus atau minivan.
WIRA UTAMA | DIOLAH DARI BERBAGAI SUMBER