Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Terlalu keseringan menyemir ban mobil dengan dalih mempercantik ternyata berdampak negatif. Bisa membuat dinding ban retak-retak dalam jangka waktu tertentu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Retak-retak seperti rambut itu karena terlalu sering disemir. Makanya, kalau mau nyuci ban yang aman, itu pakai air sabun aja," ujar Manager Trainer PT Sumi Rubber Indonesia (Dunlop), Bambang Hermanu Adi di Cikarang, Jawa Barat pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penjelasannya kata Bambang, setiap ban memiliki kandungan wax yang berfungsi mencegah kegetasan sekaligus menjaga elastisitas, khususnya di bagian dinding ban(sidewall). Nah, apabila terlalu sering dipoles menggunakan semir ban maka akan terjadi proses kimiawi yang berdampak negatif terhadap ban.
"Secara kimiawi akan berinteraksi dengan kompon dan menarik kandungan wax pada ban. Apalagi kalau jenis semirnya silicon base (berbahan minyak), itu bisa tersedot dan menguap," ujarnya.
Kandungan wax sangat penting untuk mencegah retak-retak pada ban. Oleh karena itu, Bambang berharap agar penggunaan semir ban jangan terlalu sering digunakan. Kalau mau yang agak aman, kata Bambang pakai jenis semir water base yang berbahan dasar air.
"Tapi sekali-sekali aja, kalau mau ke acara kondangan. Lagian nyuci ban pakai sabun aja juga cukup. Semir itu enggak terlalu penting,"kata dia.
Meski demikian, dampak dari keseringan menyemir ban tidak berdampak langsung sesaat setelah dipakai. Bambang juga menyatakan bahwa sepanjang, benang di dinding ban belum kelihatan, soal retakan itu tidak berpengatuh kepada kinerja ban.
"Kalau enggak tembus sampai kelihatan benang gak harus diganti juga, karena itu masih safety. Cuman penampilannya aja yang jelek," ujarnya.
Adapun masalah yang tak kalah penting dan kerap luput dari perhatian pemiliki kendaraan adalah ketika batu atau kerikil menempel di blok atau telapak ban. Memang tidak mempengaruhi performa secara langsung, tapi usia pakai akan terdampak.
"Karena batu itu akan tertekan masuk ke dalam dan akhirnya bisa melukai dalam ban. Jadi kalau ada waktu mengecek tekanan angin misalnya, sambil dilihat aja, ada tahu tidak. Kalau ada ya dicongkel aja keluar," ucap Bambang.