TANPA kita sadar, kita sudah main-main dengan komputer. Juga di
Indonesia. Di mana-mana terlihat orang menggunakan jam digital.
Juga kalkulator. Tidak cuma di toko-toko sampai anak-anak
sekolah pun sudah menggunakannya -- biarpun sembunyi-sembunyi.
Semuanya itu menggunakan sistem komputer.
Dua dekade yang lalu komputer belum lagi meluas. Di saat itu
komputer cuma bisa ditemukan di kantor-kantor, sebelumnya malah
hanya di laboratorium-laboratorium. Komputer memang mulai dari
situ. Generasi pertama komputer ini berawal pada usaha mencari
sistem pengolahan data yang efisien. Alat ini dipasang untuk
menggantikan manusia -- dengan harapan bisa bekerja lebih cepat,
teratur dan tidak kisruh karena lelah.
Kenyataannya memang seperti yang direncanakan. Komputer sedikit
demi sedikit mendesak manusia dalam segala macam kerja rutin.
Juga dengan bentuk yang beraneka ragam, dari mulai menyimpan
data -- yang sederhana -- sampai pengolahan data yang bisa
menyodorkan kesimpulan.
Termasuk dalam generasi pertama ini, komputerisasi di bidang
komunikasi. Pelbagai sistem berkembang pesat sekali di abad ke
20 ini. Komputer segera menjawab jalan buntu merumitnya.
sistem-sistem itu. Di masa kini, para ahli memperkirakan,
alat-alat komunikasi mempunyai kerumitan 100.000 kali lipat dari
alat-alat komunikasi dua dekade yang lalu.
Jaringan telepon pada perkernbangannya yang terakhir mengenal
sistem faiber optik. Sebuah sistem kabel yang menggunakan
sejenis kaca pijar dan sinar laser. Sistem ini memungkinkan
pengiriman data, termasuk gambar.
Puncak dari kemajuan jaringan komunikasi adalah satelit
telekomunikasi. Tahun 1983 Amerika Serikat akan mengorbitkan SBS
1 dan Prancis akan mengorbitkan Telecom 1. Salah satu yang luar
biasa, satelit-satelit ini diperhitungkan bisa menyelenggarakan
kongres-kongres internasional jarak jauh. Peserta-peserta
kongres tak perlu berkumpul di suatu tempat. Lewat sarana
telekomunikasi ini peserta-peserta kongres bisa berbicara dan
mengikuti pembicaraan di negaranya masing-masing. Karena
pertemuan semacam ini menghadirkan berbagai kemungkinan lewat
berbagai komputer, kongres jenis ini gagahnya disebut "dialog
antar komputer".
Seorang pengamat, Dueroeq dalam tul isannya The Sky of Another
Society menyebutkan, generasi pertama komputer dan
perkembangannya ini mengakibatkan meningkatnya kekuatan di
badan-badan resmi di pemerintahan. Keadaan semacam ini jelas tak
seimbang. Sekelompok kecil orang bisa menggunakan sistem ini
untuk berkomunikasi di antara mereka, menguasai berbagai segi
kehidupan dan menelanjangi setiap orang. Akibatnya pemerintah
memonopoli berbagai pengolahan data. Sementara itu tak ada
seorang pun bisa membantah bila data-data komputer disodorkan.
Tapi keadaan segera berubah. Yakni ketika industri elektronika
memproduksi berbagai komputer sederhana dan memasarkannya. Dan
dehgan lahirnya generasi kedua dalam dunia komputer ini,
komputer pun tak bisa dimonopoli.
Sebab dalam perkembangannya, generasi ini tidak cuma mencatat
komputer-komputer yang sederhana. Bukan cuma mesin ketik, jam
tangan dan kalkulator. Tercatat pula komputer pengolah data,
dengan cara yang seefisien mungkin dan semurah mungkin.
Usaha itu berhasil. Dalam waktu dekat akan dipasarkan sebuah
komputer pengolah data "mikro". Bahan dasarnya silikon, yang
daya kerjanya identik dengan ribuan transistor yang biasa
ditemukan dalam komputer biasa.
Jenis komputer ini -- yang bisa dibawa ke mana-mana -- di waktu
mendatang sebagian direncanakan akanmampu mendengar, berbicara,
mengidentifisir suara, bahkan menyimpulkan suatu diskusi.
Bidangnya pun tak terbatas. Mulai bidang-bidang profesi
manajemen, ilmu dan teknologi, sampai kegunaan sederhana dalam
rumah tangga.
Dengan demikian generasi kedua komputer membuahkan keseimbangan
baru: pertimbangan antara kekuasaan negara dan kekuasaan
individu-individu.
Tapi perkembangan komputer ternyata tidak berhenti sampai di
situ. Generasi ketiga komputer muncul. Bentuknya pun dahsyat.
Jauh sebelum perkembangan ini jadi kenyataan, banyak orang sudah
membayangkannya. Generasi ketiga itu adalah robot.
Semua penemuan dalam dunia komputer berkumpul di sini: di
dalamnya terdapat faktor efisiensi, faktor ekonomi, faktor
industri dan faktor pemanfaatan berbagai data. Dalam waktu
dekat, pengaruh robot ini akan terasa di bidang industri. Diduga
akan meletupkan sebuah revolusi industri baru.
Robot memang direncanakan menyerbu industri. Robot yang akan
muncul menjelang tahun 2000 adalah mesin-mesin pekerja yang akan
mengantikan tugas buruh industri. Berdasarkan perhitungan,
robot di bidang industri dapat bekerja jauh lebih efisien,
lebih rapi dan lebih produktif.
Persiapannya sudah dibuat cukup lama. Dalam satu dekade
terakhir, dunia -- termasuk dalam percobaan berbagai sistem
komputer --telah dibuat kurang lebih 10.000 robot. Tapi 10 tahun
mendatang, populasi robot di dunia akan naik luar biasa. Di
tahun 1990 satu juta robot akan mulai bertugas.
Seperti dalam cerita rekaan atau khayal ilmiah, robot-robot ini
memang mengerikan untuk dibayangkan. Bekerja sendiri tanpa
bantuan manusia, dan terus menerus. Juga bisa lebih pandai.
Bisakah robot mendesak manusia? Gejala ke situ agaknya mulai
nampak. Industri yang jadi agen utama munculnya robot memang tak
punya pilihan lain dari berpihak pada mesin-mesin "hidup" itu.
Meningkatnya biaya produksi dari sektor buruh membuat para
industriawan terpaksa mencari jalan baru. Jawabannya: memang
robot.
Umpamanya industri mobil. Sebuah industri mobil yang mencobakan
robot di beberapa sektor produksinya bisa mencatat pengiritan
sekitar 15% dalam biaya produksinya. Di masa mendatang, dengan
menempatkan robot lebih banyak lagi, diperkirakan pengiritan
bisa sampai 50%.
Jepang yang merajai dunia produksi mobil, sudah menggunakan
tenaga robot. Dalam masa percobaan ini, Jepang tercatat memiliki
50% robot yang ada di dunia, disusul Swedia, 10%.
DI dekat Tokyo, sebuah laboatorium seharga US$ 40 juta sudah
mulai melahirkan robot. 350 buah per bulan. Laboratorium ini
bekerja siang malam, mempekerjakan 30 robot 24 jam per hari, dan
beberapa hali dan penyelidik -- yang tentunya bekerja cuma 8 jam
sehari.
Di atas kertas, robot sudah siap menjalankan sebuah industri
mobil tanpa bantuan buruh satu pun. Goeran Lundstroem, seorang
ahli komputer Swedia, membagi tiga kelompok robot yang sudah
siap diproduksi. Pertama, robot yang mempunyai kemampuan
menjalankan beberapa mesin sederhana -- seperti ban berjalan.
Kedua, "robot proses" yang mampu bekerja lebih rumit, misalnya
mengelas dan memasang mur pada baut. Dan yang ketiga -- yang
luar biasa --robot-robot yang dilengkapi dengan sensur-sensur
komputer dan kamera-kamera televisi. Robot yang terakhir ini
diperhitungkan bisa menyelesaikan seluruh bagian mobil tanpa
bantuan seorang manusia pun.
Setelah manusia didesak di bengkel dan ruang kerja kasar, orang
tentunya menduga manusia akan naik ke bagian pengawasan, bekerja
di balik peralatan yang mengontrol dan menjalankan robot-robot
itu. Ternyata tidak seluruhnya benar. Robot ternyata juga
dipersiapkan untuk memasuki bidangmanajemen pertengahan.
Kini, di Jepang sudah dipersiapkan sejumlah robot yang
dilengkapi komputer yang dapat menjalankan sejumlah peralatan,
mengontrol robot-robot lainnya bekerja. Seorang ahli komputer
Jepang, Fujitsu Fanu, menyebutkan robot yang terakhir ini
sebagai kemajuan paling besar, puncak dari usaha efisiensi. Ahli
ini berpendapat, komputer ditemukan untuk mengatasi kecerobohan
karena kebosanan dalam mengolah data-data. Kini, pekerja pun
bisa bosan menghadapi komputer dan data-data yang diolahnya.
Robot bisa dipastikan tak akan bosan menghadapi komputer.
TAK aneh kalau pekerja -- industri was-was melihat
perkembangan penyelidikan di bidang perobotan. Merekalah yang
pertama-tama kena serangan. Industri-industri di Eropa dan
Amerika nampaknya takut-takut mengambil langkah ke arah revolusi
industri baru ini. Diancam serikat buruh, industrialiawan di
kedua benua ini tak berani mengambil keputusan.
Tapi buruh-buruh di Jepang -- negara yang bakal jadi pusat robot
pertama di dunia -- nampaknya bersikap tenang. "Kami
memperlakukan robot sebagai kawan-kawan sejawat," kata Ichiro
Shioi, seorang pemimpin serikat buruh industri mobil, "agar
kontinuitas produksi terjaga," katanya lagi.
Pemimpin buruh itu ternyata tidak cuma omong besar. Di
laboratorium pembuatan robot di lereng Gunung Fuji, robot-robot
yang dipekerjakan didaftar sebagai anggota serikat buruh, dan
bahkan menerima bayaran. Untuk apa pembayaran itu tak
dijelaskan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini