Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Darah Menstruasi Berbau Besi, Amis, atau Busuk, Cek Penyebabnya

Darah menstruasi berasal dari lapisan rahim dan memiliki bau tersendiri, umumnya berbau logam.

2 Februari 2022 | 12.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wanita mungkin pernah mencium aroma darah menstruasi yang berbeda-beda. Kadang-kadang berbau metalik, kadang berbau amis, bahkan beraroma manis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seperti vagina, menstruasi juga memiliki bau yang khas. Meski kadang-kadang baunya tidak enak, sebagian besar aroma itu merupakan hal yang normal. Dokter kandungan dan kebidanan dari New York Taraneh Shirazian mengungkap beberapa jenis bau yang paling sering ditemui berikut penjelasannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Metalik seperti besi

"Menstruasi pada dasarnya adalah jaringan endometrium yang terbentuk selama sebulan. Jika sel telur tidak dibuahi dan ditanamkan, lapisan itu akan terlepas," Taraneh Shirazian kepada Livestrong.

Darah haid berasal dari lapisan rahim dan memiliki bau tersendiri, umumnya berbau logam. Dengan kata lain, ini adalah bau yang benar-benar normal.

Amis

"Saat darah keluar dari vagina, terutama jika ada banyak pendarahan, itu bisa mengubah pH vagina," jelas Shirazian. Ketika keseimbangan bakteri normal pada vagina hilang, maka itu bisa menyebabkan vaginosis bakteri, atau BV. Itulah yang menimbulkan bau amis. Kadang-kadang disertai dengan rasa gatal. Shirazian menambahkan bahwa ini sering hilang dengan sendirinya tanpa perawatan khusus.

Jika tak sabar menunggu hilang dengan sendirinya, kunjungi dokter kandungan untuk pengobatan BV. Namun, bau ini juga bisa diatasi dengan makan yogurt dengan kultur aktif atau mengonsumsi probiotik.

Aroma manis

Beberapa bakteri vagina secara alami dapat memiliki bau yang manis, menurut Women's Medical Associates of Nashville. Ini tidak perlu dikhawatirkan. Tetapi jika aromanya kuat dan ada gejala lain, seperti keluarnya cairan seperti keju cottage, rasa terbakar, kering atau gatal, mungkin penyebabnya adalah infeksi jamur.

Busuk

Darah menstruasi yang berbau busuk bisa jadi tanda bahaya. "Tampon yang tertinggal dapat menyebabkan bau yang sangat busuk," kata Dr. Shirazian. Jika merasa ada tampon yang tersangkut di sana tetapi tidak dapat mengeluarkannya sendiri, buatlah janji dengan dokter kandungan secepatnya.

Bau busuk juga bisa muncuk karena terkena infeksi. Jika memiliki cairan seperti nanah, berwarna hijau atau berbusa, segera temui dokter, kata Shirazian.

Meski berbau, dokter tidak menyarankan menggunakan segala jenis tisu feminin beraroma yang dirancang untuk menyegarkan. "Masalahnya adalah mereka hanya menutupi baunya. Langkah pertama selalu mencari tahu sumber yang mendasarinya dan mengobatinya," kata Shirazian.

Mencuci vagina dengan cairan tertentu juga tidak dianjurkan, baik sebelum atau saat menstruasi. Mungkin cairan atau sabun ini tidak menimbulkan bahaya yang langsung terasa, tapi itu juga dapat menghilangkan pH vagina sehingga meningkatkan kemungkinan infeksi jamur, katanya. Cairan atau sabun pembersih khusus juga sebenarnya tidak diperlukan karena vagina seperti oven yang membersihkan diri sendiri. Sabun yang lembut dan air tidak apa-apa untuk membersihkan area tersebut karena tidak mengubah pH vagina. Cukup biarkan air sabun mengalir ke tubuh saat mandi.

Baca juga:
9 Penyebab Menstruasi Datang Lebih Awal, Perubahan Rutinitas hingga Kontrasepsi

LIVESTRONG

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus