Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Dari Komedo hingga Nodul, Kenali Macam Jerawat dan Cara Mengatasinya

Jerawat terbagi jadi beberapa tipe, ada yang berupa peradangan dan ada yang tidak.

6 November 2021 | 07.45 WIB

Ilustrasi wanita kesal dengan jerawat. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi wanita kesal dengan jerawat. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Jerawat merupakan istilah umum untuk banyak jenis masalah kulit. Padahal masing-masing memiliki jenis yang berbeda sehingga penanganannya pun tak sama.

Melissa Kanchanapoomi Levin, dokter kulit bersertifikat, mengatakan jerawat terjadi ketika ada kelainan pada folikel rambut atau pori-pori dan kelenjar sebaceous atau kelenjar minyak yang menempel pada pori-pori. Kulit yang rentan jerawat biasanya memiliki lebih banyak sebum (minyak), yang menyebabkan sel-sel kulit mati tersumbat di pori-pori.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Campuran sel kulit mati dan sebum terperangkap di dalam pori-pori, menciptakan lingkungan bebas oksigen di mana bakteri alami, yang disebut P. Acnes, yang berada di folikel rambut, berkembang biak dengan sangat cepat, mengakibatkan peradangan," kata dia, seperti dilansir dari Real Simple, Jumat, 5 November 2021. Peradangan ini bisa menimbulkan jerawat yang umum. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, dokter kulit Deanne Mraz Robinson mengatakan peradangan jerawat bisa berupa papula, pustula, kista, dan nodul pada kulit. Ada juga jerawat non-inflamasi, yang dikenal sebagai whiteheads dan blackheads. Simak beberapa jenis jerawat dan cara menanganinya. 

1. Whiteheads dan blackheads

"Whiteheads dan blackheads (komedo putih dan komedo hitam) adalah pori-pori yang tersumbat dan merupakan jenis jerawat non-inflamasi, yang berarti tidak menyebabkan pembengkakan," kata Robinson. Perbedaan antara keduanya adalah apakah pori-pori terbuka atau tertutup. 

Untuk menghilangkan komedo putih dan komedo hitam, cobalah menggunakan asam salisilat dalam rutinitas perawatan kulit. "Ini berfungsi untuk mengelupas kulit, mengangkat sel-sel kulit mati dan menjaga pori-pori tetap terbuka dan bersih," kata Robinson. 

2. Papula 

Papula biasanya muncul sebagai benjolan merah atau merah muda yang disebabkan oleh peradangan. "Ketika pori-pori tersumbat oleh sebum, sel-sel kulit mati dan bakteri mendorong lebih dalam ke dalam kulit, menyebabkan kemerahan dan pembengkakan," kata Robinson. "Di permukaan kulit, muncul benjolan kecil berwarna merah yang seringkali keras dan nyeri saat disentuh."

Selain asam salisilat, benzoil peroksida juga dapat membantu mengurangi pembengkakan dan membunuh bakteri di dalam kulit. "Ini bisa mengantarkan oksigen ke pori-pori, di mana P. acnes, bakteri yang secara alami berada di pori-pori, hidup," ujar Levin. 

3. Pustula

"Lesi jerawat ini sangat mirip papula, namun mengandung nanah, sehingga akan terlihat pusat berwarna kuning di sekitar kepala lesi," kata Robinson.

Jerawat ini sangat menggoda untuk keluarkan, tetapi Levin mengatakan itu adalah pilihan terakhir. "Tahan keinginan untuk mencungkil karena itu akan memperburuk dan menyebabkan hiperpigmentasi pasca-inflamasi yang membuat bekasnya bertahan selama berbulan-bulan," katanya.

Perawatan untuk pustula sama dengan papula, tetapi dengan frekuensi yang lebih banyak. Coba gunakan exfoliant kimia dan retinol sekali hingga dua kali seminggu pada kulit. 

4. Nodul dan kista 

Menurut American Academy of Dermatology, noda jerawat yang meradang ini menembus jauh ke dalam kulit dan sering menyebabkan jaringan parut permanen. Jika perawatan untuk papula dan pustula tidak efektif, maka dokter kulit mungkin akan meresepkan obat oral untuk mengatasi jenis jerawat ini. 

Levin mengatakan untuk mengatasi jerawat ini dapat dengan suntikan kortikosteroid yang mengurangi peradangan untuk mengurangi ukuran dan rasa sakit, dan ekstraksi, untuk menghilangkan kista yang mengakar atau jerawat yang meradang.

Selain perawatan ini, kedua dokter kulit mengatakan perubahan gaya hidup juga dapat membantu memperbaiki peradangan jerawat. “Data dan penelitian saat ini menyatakan bahwa diet yang memiliki indeks glikemik tinggi (meningkatkan kadar gula darah) dapat meningkatkan risiko jerawat, begitu juga dengan produk susu karena hormon yang diberikan pada sapi,” kata Levin.

Mengelola stres juga penting. "Ketika kita stres, kadar kortisol kita melonjak dan menyebabkan respons peradangan, yang memicu peradangan jenis jerawat," kata Robinson.

Baca juga: Jerawat Tiba-tiba Muncul di Tubuh, Ini Penyebabnya dan Cara Mengatasinya

elalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus