Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Dari negeri ivan dan boris

Menanggapi pergeseran perubahan nama-nama yang sering terjadi di uni soviet. prof. vladimir nikonov, berdasarkan studi yang dilakukan. ia menganjurkan kepada orang tua untuk berhati-hati memberi nama. (sel)

24 Juli 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INGAT zaman Orla? Ada anak yang bernama Takarina. Itu diambilkan dari Takari, alias Tahun Berdikari, judul salah satu pidato Bung Karno. Ada pula Ronny Nefosatria. Yang jadi intinya ialah Nefo (The New Emerging Forces), istilah untuk kekuatan yang sekarang ini kira-kira sama dengan Dunia Ketiga, dimasyhurkan oleh Bung Karno. Yang setelah Manipol bikinan Bung Karno babak belur, nama-nama "revolusioner" itu menyingkir diam-diam. Nah. Kali ini cerita nama datang dari negeri Tuan Brezhnev. "Sungguh sulit membayangkan Rusia tanpa Ivan dan Boris," kata Serge Schmenann dalam tulisannya yang dimuat South China Morning Post, 12 Juni 1982. Namun ada pula saatnya ketika anak-anak yang berkejaran di taman-taman Kota Moskow menyandang nama yang terdengar ganjil di telinga para sepuh. Umpamanya Traktor, atau Elektrifikatsiya. Itulah yang terjadi segera setelah revolusi Bolsyewik meraih kemenangan gilang-gemilang. Tsar digulingkan, dan sebuah "dunia baru" yang penuh penuh pengharapan bagai tersenyum di ambang mata. Para komunis muda seolah mabuk. Nama-nama lama mendadak terasa usang, nama-nama baru bermunculan menggantikan segala yang terdengar tradisional. Maka sekitar 1920-1930-an, tampillah satu generasi dengan nama-nama yang tak terpikirkan sebelumnya. Ada yang memakai nama Avangard, ada pula Utopiya. Banyak di antaranya yang digubah dari nama para pendiri Soviet. Ambillah umpamanya Vladlen. Itu singkatan dari Vladimir Lenin. Ada Pula nama Ninel, yang tetap saja berbunyi Lenin bila dibaca dari belakang. Lalu Vilior, bentuk akronim dari Vladimir Ilyich Lenin. Semangat memakai nama baru ketika itu sungguh menggebu. Orangtua malah tak segan memberi bayinya nama yang sebetulnya bukan nama orang, melainkan elemen. Misalnya ada anak yang diberi nama Radi -- singkatan dari radium. Ada juga Geli, singkatan helium. Tak ketinggalan pula pelbagai slogan Partai Komunis dijunjung sebagai nama, setelah disingkat atau disunting dalam aneka gaya. Ada anak yang bernama Parlikder, diambil dari semboyan "Partiya litsomk derevne". Artinya, kurang-lebih: "partai masuk desa". Nah lu! Ada orok perempuan mendapat nama Redema. Sekali dengar, manis juga nama ini. Adapun maknanya: "hari revolusioner pemuda." Nama itu bisa digandengkan dengan nama lain yang berbunyi Myuda, alias "hari pemuda internasional." Kini, orang-orang yang bernama Industriyas dan Oktyabrinus itu sudah berumur lebih setengah baya. Mereka mulai menjadi generasi berambut putih, sementara kecenderungan memakai nama-nama revolusioner sedang memasuki masa surut. Boleh dikatakan sejak 1940-an. SEMENTARA itu hubungan Soviet dengan dunia luar semakin luas. Film Barat mulai ditonton di Moskow dan Leningrad. Para orang tua berkenalan dengan nama-nama baru yang kedengarannya lebih gagah. Para bayi mulai mendapat nama impor. Misalnya Duglas, Romuald, Genri, atau Izolda. Dan kini, sejarah tampaknya berulang. "Ada kecenderungan menghidupkan kembali nama-nama yang berakar pada semangat nasional Rusia lama," kata Serge Schmemann dalam tulisannya. Sebagian besar nama yang diberikan kepada para bayi sekarang ini justru dipetik dari legenda-legenda kuna yang megah, hikayat kepahlawanan, bahkan nama beberapa Tsar. Di banyak taman kanak-kanak di Soviet sekarang kita bisa bersua dengan Nikolai, Dmitri, Fyodor, Pyotr, Roman, dan Kirill -- semuanya nama baheula. Bocah perempuan memakai nama seperti Yelena, atau bahkan Anastasiya, nama putri Nicholas II yang selamat dari usaha pembantaian atas keluarga istana pada 1918. Statistik pemerintah memperlihatkan, nama anak lelaki yang sangat disenangi sekarang ini adalah Aleksandr dan Sergei. Dulu, di zaman revolusi Bolsyewik mulai marak, nama-nama itu juga yang ada dalam khazanah tradisional. Kalau begitu, bagaimana nasib para Utopiya dan Turbina (turbin), yang begitu "maju"? Bagi sementara pemakai nama jenis ini tampaknya tak ada rasa canggung yang berarti. Para Renat dan Renata paham -- toh tak keberatan -- bahwa nama itu tadinya digubah dari revolutsiya, nauka, trud, yang berarti "revolusi, ilmu pengetahuan, dan kerja." Tapi untuk sebagian lainnya, sekarang ini ada rasa risi pada nama-nama "patriotik dan ideologis" tadi. Bahkan di sana-sini dirasakan sebagai beban: tak jarang menjadi bahan olok-olok. Ahli nama Soviet sendiri mengaku kini pilihan sedang beralih kepada khazanah klasik. Menanggapi "pergeseran nilai" ini, Profesor Vladimir Nikonov merasa perlu angkat bicara. Dalam wawancara dengan sebuah suratkabar, Kepala Seksi Onomastik Akademi Ilmu Pengetahuan Soviet itu mengumumkan hasil sebuah studi. Anak-anak Soviet sekarang ini ternyata lebih berbahagia mendapat nama biasa. Karena itu sang profesor menghimbau para orang tua, "supaya berhati-hati dan menuruti selera yang bagus" dalam memberi nama untuk anak-anak mereka. Sebagai contoh, Profesor Vladimir Nikonov menceritakan nasib seorang pelayan di Moskow yang selalu gagal di sekolah. Tapi bukan itu yang menyebabkan ia tersiksa. Tapi karena orangtuanya memberi dia nama Genii -- yang berarti jenius. Lagi, dalam sebuah artikel di suratkabar Armenia. Penulisnya menceritakan nasib seorang pria yang bernama -- kalau di-Indonesiakan -- "rencana pembangunan lima tahun yang diselesaikan hanya dalam empat tahun." Bayangkan. Sudah tentu nama ekstrim itu sangat mengganggu sang pemakai. Ia ingin ganti nama. "Tapi prosesnya sangat sulit dan mengandung risiko politis," kata koran Armenia tadi. Sebab salah-salah ia bisa dituding anti-pembangunan. Nama-nama politis sudah tentu mengundang risiko, dan dalam kenyataan mengalami pasang surut lebih pesat. Ambil umpamanya nama Stalina, yang dulu banyak diberikan pada anak perempuan. Setelah Stalin diblejeti, 1956 kemudian 1961, para Stalina harus buru-buru mencari nama lain. Demikian pula mereka yang bernama Melsor -- yang diramu dari Marx, Engels, Lenin, Stalin, (Revolusi) Oktober. Setelah Stalin diganyang diam-diam nama itu berubah menjadi Melor. Kaum proletar dan petani, yang dulu itu tiba-tiba merasa bebas dari "belenggu penindasan," berlomba-lomba memilih nama yang kedengarannya keren dan ilmiah, kendati maknanya tak dipahami betul. Maka bermunculanlah nama seperti Vinegret -- dari vinaigrette -- dan Embrion, dari embrio. Seorang perempuan tergerak memberi anaknya nama Dizanteriya (dizenteriya), alias disentri. Koran Armenia Kommunist memberitakan adanya nama seperti Abligatsiya, suatu bentuk salah eja dari perkataan Rusia untuk tanggung jawab. Atau Deklyaratsiya, deklarasi. Ada anak yang bernama Telefon. Malah ada pula Alokayanov, istilah Armenia yang berarti "Halo, ganti." Profesor Nikonov memperingatkan para orang tua, betapa nama seorang anak akan terus bergema selama dua generasi. Sesuai dengan tradisi Rusia yang diterima di sebagian besar wilayah Soviet, nama orang selalu diikuti nama orang tua, khususnya ayah. Karena itu kita, umpamanya, berkenalan dengan Boris Ivanovich, atau Mariya Alekseyeva. Nah. Lalu bagaimana nasib anak yang ayahnya bernma Telefon tadi? Dalam pada itu, "nama-nama patriotik untuk orang bisa saja hilang lambat laun," kata Serge Schmemann dalam tulisannya. Berbeda dengan untuk jalan, pabrik, barang produksi, bahkan perusahaan. Nama Lenin mungkin yang paling banyak bertebaran di mana-mana. Di Moskow saja bisa dijumpai pada jalan, kawasan, boulevard, lorong, lapangan, pusat tenaga listrik, akademi, stadion, perbukitan, bahkan jaringan keretaapi di bawah tanah (metro). Stalin dan Nikita Kruschev tidak begitu beruntung. Mereka kemudian mengalami masa dicaci maki, jadi tak ada yang berselera memakai kedua nama itu lagi. Kemudian ada semacam peraturan yang melarang digunakannya nama para tokoh yang masih hidup. Namun tampaknya sudah ada persiapan memberikan nama Brezhnev untuk sebuah kota. Banyak pula kejadian dan peristiwa penting yang diabadikan dalam bentuk nama. Di Kota Moskow, misalnya, ada sebuah jalan raya bernama '25 Oktober'. Itulah tanggal revolusi Bolsyewik menurut almanak lama Julian, yang menurut kalender baru Gregorian sebetulnya 7 November. Salah satu lapangan terbesar di kota yang sama juga diberi nama 'Lapangan Peringatan 50 Tahun Revolusi Oktober'. Berlian terbesar yang pernah ditemukan di Soviet (342,5 karat) diberi nama "Kongres Partai (Komunis) ke-26." Permata lain yang lebih kecil mendapat nama yang tak kurang "mutu"nya. Misalnya: 'Allende'. '50 Tahun Uni Soviet'. "Yuri Gagarin". Bahkan "Langkah Awal Rencana Pembangunan Lima Tahun".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus