INGAT zaman Orla? Ada anak yang bernama Takarina. Itu diambilkan
dari Takari, alias Tahun Berdikari, judul salah satu pidato Bung
Karno. Ada pula Ronny Nefosatria. Yang jadi intinya ialah Nefo
(The New Emerging Forces), istilah untuk kekuatan yang sekarang
ini kira-kira sama dengan Dunia Ketiga, dimasyhurkan oleh Bung
Karno. Yang setelah Manipol bikinan Bung Karno babak belur,
nama-nama "revolusioner" itu menyingkir diam-diam.
Nah. Kali ini cerita nama datang dari negeri Tuan Brezhnev.
"Sungguh sulit membayangkan Rusia tanpa Ivan dan Boris," kata
Serge Schmenann dalam tulisannya yang dimuat South China Morning
Post, 12 Juni 1982. Namun ada pula saatnya ketika anak-anak yang
berkejaran di taman-taman Kota Moskow menyandang nama yang
terdengar ganjil di telinga para sepuh. Umpamanya Traktor, atau
Elektrifikatsiya.
Itulah yang terjadi segera setelah revolusi Bolsyewik meraih
kemenangan gilang-gemilang. Tsar digulingkan, dan sebuah "dunia
baru" yang penuh penuh pengharapan bagai tersenyum di ambang
mata. Para komunis muda seolah mabuk. Nama-nama lama mendadak
terasa usang, nama-nama baru bermunculan menggantikan segala
yang terdengar tradisional.
Maka sekitar 1920-1930-an, tampillah satu generasi dengan
nama-nama yang tak terpikirkan sebelumnya. Ada yang memakai nama
Avangard, ada pula Utopiya.
Banyak di antaranya yang digubah dari nama para pendiri Soviet.
Ambillah umpamanya Vladlen. Itu singkatan dari Vladimir Lenin.
Ada Pula nama Ninel, yang tetap saja berbunyi Lenin bila dibaca
dari belakang. Lalu Vilior, bentuk akronim dari Vladimir Ilyich
Lenin.
Semangat memakai nama baru ketika itu sungguh menggebu. Orangtua
malah tak segan memberi bayinya nama yang sebetulnya bukan nama
orang, melainkan elemen. Misalnya ada anak yang diberi nama Radi
-- singkatan dari radium. Ada juga Geli, singkatan helium.
Tak ketinggalan pula pelbagai slogan Partai Komunis dijunjung
sebagai nama, setelah disingkat atau disunting dalam aneka gaya.
Ada anak yang bernama Parlikder, diambil dari semboyan "Partiya
litsomk derevne". Artinya, kurang-lebih: "partai masuk desa".
Nah lu!
Ada orok perempuan mendapat nama Redema. Sekali dengar, manis
juga nama ini. Adapun maknanya: "hari revolusioner pemuda." Nama
itu bisa digandengkan dengan nama lain yang berbunyi Myuda,
alias "hari pemuda internasional."
Kini, orang-orang yang bernama Industriyas dan Oktyabrinus itu
sudah berumur lebih setengah baya. Mereka mulai menjadi generasi
berambut putih, sementara kecenderungan memakai nama-nama
revolusioner sedang memasuki masa surut. Boleh dikatakan sejak
1940-an.
SEMENTARA itu hubungan Soviet dengan dunia luar semakin luas.
Film Barat mulai ditonton di Moskow dan Leningrad. Para orang
tua berkenalan dengan nama-nama baru yang kedengarannya lebih
gagah. Para bayi mulai mendapat nama impor. Misalnya Duglas,
Romuald, Genri, atau Izolda.
Dan kini, sejarah tampaknya berulang. "Ada kecenderungan
menghidupkan kembali nama-nama yang berakar pada semangat
nasional Rusia lama," kata Serge Schmemann dalam tulisannya.
Sebagian besar nama yang diberikan kepada para bayi sekarang ini
justru dipetik dari legenda-legenda kuna yang megah, hikayat
kepahlawanan, bahkan nama beberapa Tsar.
Di banyak taman kanak-kanak di Soviet sekarang kita bisa bersua
dengan Nikolai, Dmitri, Fyodor, Pyotr, Roman, dan Kirill --
semuanya nama baheula. Bocah perempuan memakai nama seperti
Yelena, atau bahkan Anastasiya, nama putri Nicholas II yang
selamat dari usaha pembantaian atas keluarga istana pada 1918.
Statistik pemerintah memperlihatkan, nama anak lelaki yang
sangat disenangi sekarang ini adalah Aleksandr dan Sergei. Dulu,
di zaman revolusi Bolsyewik mulai marak, nama-nama itu juga yang
ada dalam khazanah tradisional.
Kalau begitu, bagaimana nasib para Utopiya dan Turbina (turbin),
yang begitu "maju"? Bagi sementara pemakai nama jenis ini
tampaknya tak ada rasa canggung yang berarti. Para Renat dan
Renata paham -- toh tak keberatan -- bahwa nama itu tadinya
digubah dari revolutsiya, nauka, trud, yang berarti "revolusi,
ilmu pengetahuan, dan kerja."
Tapi untuk sebagian lainnya, sekarang ini ada rasa risi pada
nama-nama "patriotik dan ideologis" tadi. Bahkan di sana-sini
dirasakan sebagai beban: tak jarang menjadi bahan olok-olok.
Ahli nama Soviet sendiri mengaku kini pilihan sedang beralih
kepada khazanah klasik.
Menanggapi "pergeseran nilai" ini, Profesor Vladimir Nikonov
merasa perlu angkat bicara. Dalam wawancara dengan sebuah
suratkabar, Kepala Seksi Onomastik Akademi Ilmu Pengetahuan
Soviet itu mengumumkan hasil sebuah studi. Anak-anak Soviet
sekarang ini ternyata lebih berbahagia mendapat nama biasa.
Karena itu sang profesor menghimbau para orang tua, "supaya
berhati-hati dan menuruti selera yang bagus" dalam memberi nama
untuk anak-anak mereka.
Sebagai contoh, Profesor Vladimir Nikonov menceritakan nasib
seorang pelayan di Moskow yang selalu gagal di sekolah. Tapi
bukan itu yang menyebabkan ia tersiksa. Tapi karena orangtuanya
memberi dia nama Genii -- yang berarti jenius.
Lagi, dalam sebuah artikel di suratkabar Armenia. Penulisnya
menceritakan nasib seorang pria yang bernama -- kalau
di-Indonesiakan -- "rencana pembangunan lima tahun yang
diselesaikan hanya dalam empat tahun." Bayangkan.
Sudah tentu nama ekstrim itu sangat mengganggu sang pemakai. Ia
ingin ganti nama. "Tapi prosesnya sangat sulit dan mengandung
risiko politis," kata koran Armenia tadi. Sebab salah-salah ia
bisa dituding anti-pembangunan.
Nama-nama politis sudah tentu mengundang risiko, dan dalam
kenyataan mengalami pasang surut lebih pesat. Ambil umpamanya
nama Stalina, yang dulu banyak diberikan pada anak perempuan.
Setelah Stalin diblejeti, 1956 kemudian 1961, para Stalina harus
buru-buru mencari nama lain.
Demikian pula mereka yang bernama Melsor -- yang diramu dari
Marx, Engels, Lenin, Stalin, (Revolusi) Oktober. Setelah Stalin
diganyang diam-diam nama itu berubah menjadi Melor.
Kaum proletar dan petani, yang dulu itu tiba-tiba merasa bebas
dari "belenggu penindasan," berlomba-lomba memilih nama yang
kedengarannya keren dan ilmiah, kendati maknanya tak dipahami
betul. Maka bermunculanlah nama seperti Vinegret -- dari
vinaigrette -- dan Embrion, dari embrio. Seorang perempuan
tergerak memberi anaknya nama Dizanteriya (dizenteriya), alias
disentri.
Koran Armenia Kommunist memberitakan adanya nama seperti
Abligatsiya, suatu bentuk salah eja dari perkataan Rusia untuk
tanggung jawab. Atau Deklyaratsiya, deklarasi. Ada anak yang
bernama Telefon. Malah ada pula Alokayanov, istilah Armenia yang
berarti "Halo, ganti."
Profesor Nikonov memperingatkan para orang tua, betapa nama
seorang anak akan terus bergema selama dua generasi. Sesuai
dengan tradisi Rusia yang diterima di sebagian besar wilayah
Soviet, nama orang selalu diikuti nama orang tua, khususnya
ayah. Karena itu kita, umpamanya, berkenalan dengan Boris
Ivanovich, atau Mariya Alekseyeva. Nah. Lalu bagaimana nasib
anak yang ayahnya bernma Telefon tadi?
Dalam pada itu, "nama-nama patriotik untuk orang bisa saja
hilang lambat laun," kata Serge Schmemann dalam tulisannya.
Berbeda dengan untuk jalan, pabrik, barang produksi, bahkan
perusahaan.
Nama Lenin mungkin yang paling banyak bertebaran di mana-mana.
Di Moskow saja bisa dijumpai pada jalan, kawasan, boulevard,
lorong, lapangan, pusat tenaga listrik, akademi, stadion,
perbukitan, bahkan jaringan keretaapi di bawah tanah (metro).
Stalin dan Nikita Kruschev tidak begitu beruntung. Mereka
kemudian mengalami masa dicaci maki, jadi tak ada yang berselera
memakai kedua nama itu lagi. Kemudian ada semacam peraturan yang
melarang digunakannya nama para tokoh yang masih hidup. Namun
tampaknya sudah ada persiapan memberikan nama Brezhnev untuk
sebuah kota.
Banyak pula kejadian dan peristiwa penting yang diabadikan dalam
bentuk nama. Di Kota Moskow, misalnya, ada sebuah jalan raya
bernama '25 Oktober'. Itulah tanggal revolusi Bolsyewik menurut
almanak lama Julian, yang menurut kalender baru Gregorian
sebetulnya 7 November. Salah satu lapangan terbesar di kota yang
sama juga diberi nama 'Lapangan Peringatan 50 Tahun Revolusi
Oktober'.
Berlian terbesar yang pernah ditemukan di Soviet (342,5 karat)
diberi nama "Kongres Partai (Komunis) ke-26." Permata lain yang
lebih kecil mendapat nama yang tak kurang "mutu"nya. Misalnya:
'Allende'. '50 Tahun Uni Soviet'. "Yuri Gagarin". Bahkan
"Langkah Awal Rencana Pembangunan Lima Tahun".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini