Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Demi Sebuah Konferensi

6 Oktober 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETIAP kali melintas dari Bandara Sam Ratulangi ke Kota Manado, di kanan jalan ada dua huruf besar menohok mata: KA. Tahun depan, dua huruf kapital itu berubah panjang menjadi Grand Kawanua International City. Inilah calon kota satelit baru di ujung Pulau Sulawesi.

Di proyek ambisius seluas hampir 180 hektare itu akan dibangun perumahan premium plus gedung konvensi, hotel, kondominium, pusat perbelanjaan, perkantoran, rumah sakit, dan kapel pernikahan. Penggarapnya PT Wenang Permai Sentosa, anak perusahaan PT AKR Land Development. AKR Land sendiri merupakan sayap bisnis properti milik PT AKR Corporindo Tbk., perusahaan kimia dan distribusi bahan bakar minyak.

Menurut Widijanto, Managing Director AKR Land, 131 hektare dari lahan tersebut sudah dimiliki AKR Land sejak 1991. ”Saat itu kami melihat Manado menyimpan potensi besar di Indonesia bagian timur,” ujar Widijanto, awal September lalu. Namun baru belakangan ini kelompok usaha tersebut mulai merealisasi rencananya.

Wenang Permai bergegas setelah pemerintah daerah menggandeng induk usaha mereka untuk segera menuntaskan pembangunan kawasan tersebut. Konferensi Samudra Dunia pada Mei tahun depanlah yang menjadi pemicunya. Pemerintah Provinsi Manado menambah luas dengan 44 hektare. Fokusnya, gedung konvensi dan hotel, sedang dikebut agar rampung sebelum konferensi.

Gedung pertemuan seluas 3.000 meter persegi itu dirancang sanggup menampung 3.000 orang dan dijadwalkan selesai pada Desember 2008. Sedangkan hotel dengan 202 kamar nantinya dikelola jaringan hotel internasional asal Prancis, Accor, dengan bendera Novotel. Hotel ini baru siap persis sebulan sebelum konferensi dibuka.

Di Grand Kawanua juga akan dibangun 1.500 rumah mewah. Saat ini sudah 28 kaveling dipasarkan. ”Baru sebulan diluncurkan, 18 di antaranya sudah laku terjual,” kata Ricky Wuwungan, Senior Marketing Associate Grand Kawanua. Padahal harganya amboi, Rp 1,1 miliar hingga Rp 5 miliar.

”Ibaratnya, kami baru garuk-garuk tanah, kaveling sudah laku,” ujar Widijanto, bercanda. Makanya, AKR Land tak ragu merogoh kocek untuk proyek yang tahap pertamanya saja butuh Rp 350 miliar itu.

Bunga Manggiasih (Manado)/SP

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus