TAK jelas benar siapa yang kerap bertandang ke kota ini, selain
sebagian tentu pengusaha kayu. Maklum, selain ibukota Propinsi
Kalimantan Selatan, Banjarmasin juga merupakan pintu gerbang
Kalimantan Tengah -- dan di sana banyak kayu. Satu hal, setiap
kali tamu daerah datang setiap kali itu pula Walikota dikabarkan
bingung: bagaimana menghibur mereka agar betah?
Yang dimaksud nyaris tak ada tempat santai yang memadai kendati
klab malam Diamond yang terbakar Mei tahun lalu sudah bangkit
lagi. Maka, adalah dua tempat minuman baru berdiri dua bulan
lalu. Pertama Pasifik. Lainnya La Disco.
Terletak hanya puluhan meter dari Masjid Raya Noor, Pasifik yang
disebut restoran internasional mengundang kritik sementara warga
setempat. Dan kalangan DPRD Kotamadya menyebut hal itu bukan
salah pengusaha melainkan salah pemerintah sendiri yang memberi
izin. Walikota Kamaruddin agaknya tak mendengar kritik itu. Ia
sendiri sempat hadir dalam peresmiannya. Dan pidato: "Yang
penting, Pasifik jangan lalai membayar pajak ke kotamadya."
Ada Pramuria
Di luar itu, sementara Ketua Bapparda Kal-Sel M. Hanafiah
menyebut Banjarmasin yang dihajatkan sebagai kota pariwisata
layak mempunyai tempat minum semacam Pasifik, DPRD setempat
memang tidak terdengar berbuat apa-apa. Kecuali La Disco.
Tentang ini Ketua Fraksi Karya Pembangunan di DPRD Kotamadya
Banjarmasin, Asari, berkata, tempat itu tak beda dengan klab
malam. Buktinya, di sana ada pramuria yang ditempatkan di satu
kamar berkaca. Suratpun dilayangkan Pemda kepada La Disco
meminta untuk 'mengembalikan' fungsinya sebagai disco. Sebegitu
jauh, sampai akhir Oktober kemarin SA Abdis manajernya, tak
mengadakan perubahan apa-apa.
Abdis mengaku, ia menampung 21 orang pramuria. "Mereka bukan
hoste melainkan bar-girl saja." Akan hal tamu suka mengajak
wanita-wanita itu ber dansa ia sendiri katanya menyayangkannya.
Tapi, "saya tak bisa melarangnya.'
Apa betul begitu, terpulang pada Abdis sendiri. Sebab kecuali
nama lengkap perusahaannya adalah La Disco Bar & Dancing Hall,
diakui Abdis sendiri bahwa tujuan usahanya memang untuk
menampung anak muda yang cari hiburan semacam yang biasa ada di
klab malam. "Untuk pergi ke Diamond taripnya kan mahal. Di sini
Rp 4.000 saja sudah bisa santai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini