MULYOTO tersentak dari tidurnya. Penduduk Desa Lebeng, Cilacap, Jawa Tengah, itu kaget bukan alang kepalang. Di bilik kamarnya berdiri tiga gadis. Belum sempat berbasa-basi, Mulyoto yang hendak beranjak dari dipannya itu terjengkang kembali. Tina, 20, memegang kedua tangan Mulyoto. Suti, 23, menahan kakinya. Dan gadis terakhir, Marni, 21, menarik kain sarung, juga celana dalam, yang dipakai Mulyoto. "Mau apa kalian?" kata Mulyoto. "Mau diperkosa," jawab Marni, enteng. Gadis itu membuka bungkusan kertas yang rupanya sudah dipersiapkan. Isinya: sambal terasi! Ia beraksi. Sambal yang lumayan pedasnya itu dengan santai dioleskan ke kemaluan Mulyoto. "Aduuuuh . . . pediiihh," lelaki beristri dan beranak dua itu melolong dan berontak dari cengkeraman Tina dan Suti. Jeritan Mulyoto tersumbat begitu mulutnya dibekap pakai sambal. Tamparan bertubi-tubi mendarat ke pipinya. Marni memaki-maki. Rati, 26, istri Mulyoto, terkesima melihat pemandangan yang tak lazim itu. Kontan darahnya naik. Sambal terasi yang tergeletak, dicomotnya, lalu diusapkan ke muka Marni dan kedua konconya. Mereka tak cuma perang sambal. Keempat wanita itu saling jambak, cakar-cakaran. Kesempatan emas ini tak disia-siakan Mulyoto. Ia kabur ke kamar mandi. Keributan di rumah itu mengundang tetangga. Setelah dilerai, semua pihak yang tersangkut dibawa ke rumah pamong desa. Dari pengakuan Tina, Suti, dan Marni terungkap belang Mulyoto. Selama ini Mulyoto mengaku masih bujangan. Tina, Suti, dan Marni bisa kompak, karena satu SMP dan sering bertemu. Ketika ngomong-ngomong soal pacar, masing-masing menyebut nama Mulyoto, merasa dipermainkan. "Karena itu, kami geram," kata Marni yang berkulit kuning itu. Pertengahan Februari silam mereka sepakat memberi pelajaran untuk "perkutut" Mulyoto. Mulyoto memang pernah menciumi ketiga gadis itu, masing-masing di tempat terpisah. Pedagang keliling tukang kredit itu bersumpah tak mau lagi berbuat sekonyol itu. Gara-gara tingkahnya itu, istri dan kedua anaknya mudik ke rumah mertuanya. "Istri saya minta cerai," tutur Mulyoto pada Slamet Subagyo dari TEMPO.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini