INI bukan final PSIS Semarang lawan Persebaya (1-0) yang meriah itu. Tapi beginilah main bola yang mendatangkan konyol. Paling tidak, sudah dialami tim PT Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI) dalam POR Bank ke-3 se-Kota Medan. Kurang dari seminggu, gawangnya kebobolan 55 bola. Mula-mula oleh kesebelasan Bank Bumi Daya (BBD). Belum sepuluh menit menggiring bola, tim BDNI mulai kedodoran dan kehabisan stamina. Sebagian pemain cuma bisa berdiri sambil mengurut pinggang. Yang lain duduk, mengurut betis. Bola yang ditendang selalu nyangkut di kaki lawan. Buntut pertandingan yang semula berjalan serius berubah jadi tontonan yang menggelikan. Di hadapan sekitar 200 penonton yang mengitari lapangan Kopasgat Polonia, Medan, tim BBD mencukur BDNI dengan 23-0. "Harap maklum. Pemain kami tak pernah bermain bola selama ini, kata Subekti, 52, pemain merangkap pelatih BDNI. Lebih dari itu, usia pemain kesebelasan BDNI rata-rata di atas 40 tahun. "Sementara lawan kami umurnya 20-an," kata Subekti lagi. Dan jangan lupa, tim BBD diperkuat oleh Sunardi dan Syamsir Alamsyah dari PSMS. Berhadapan dengan tim dari Bank Dagang Negara (BDN) lagi-lagi BDNI dipecundangi. Gawang tim sial yang dijaga oleh Zulaiman A.R. ini kemasukan 22 gol, kendati sempat membalas 1 gol. "Kiper kami sempat tertidur karena gawangnya tak pernah diserang," ujar Yoyo Sutaryo, 35, manajer tim BDN. Sebenarnya masih bisa 30 gol. "Tapi pemain saya menahan diri. Jangan terlalu menghina BDNI," kata Yoyo pada Monaris Simangunsong dari TEMPO. Ada dua tim lagi yang harus dilawan. Tapi untuk mengelak malu, tim BDNI memilih "WO" sebelum berhadapan dengan tim Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Duta Ekonomi (BDE). Alhasil, BRI dan BDE mengantungi 5 gol dari BDNI tanpa berlaga di lapangan. "Pemain saya semuanya sakit," tulis Subekti kepada panitia. Ketika POR antarbank di Medan, pertengahan Februari, itu berakhir, tim BDE keluar sebagai pemenang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini